Dari Sa'id bin Musayyab Radhiyallahu anhu, bahwa ia melihat seseorang mengerjakan lebih dari dua rakaat shalat setelah terbit fajar. Lalu beliau melarangnya. Maka orang itu berkata, "Wahai Sa'id, apakah Allah akan menyiksa saya karena shalat?", lalu Sa'id menjawab :"Tidak, tetapi Allah akan menyiksamu karena menyalahi sunnah"

[SHAHIH. HR Baihaqi dalam "As Sunan Al Kubra" II/466, Khatib Al Baghdadi dalam "Al Faqih wal mutafaqqih" I/147, Ad Darimi I/116].



JALAN KEBENARAN HANYA SATU

0
Share/Bookmark
Posted By Abu Ayaz

Kategori :




Bismillah,
Islam adalah agama universal yang mencakup seluruh ajaran kebaikan. Mulai dari keyakinan, ucapan maupun perbuatan diterangkan secara lengkap dalam Islam. Keterangannya baik secara global atau rinci terpampang dengan jelas dan gamblang. Itulah jalan-jalan keselamatan yang bisa ditempuh oleh para pemeluk agama ini. Jalan-jalan yang bisa menghantarkan pelintasnya ke jannah Allah Subhanahu wa ta’ala dan menyelamatkannya dari adzab neraka. Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman:

قَدْ جآءَكُمْ مِنَ اللهِ نُوْرٌ وَكِتاَبٌ مُبِيْنٌ. يَهْدِي بِهِ اللهُ مَنِ اتَّبَعَ رِضْوَانَهُ سُبُلَ السَّلاَمِ وَيُخْرِجُهُمْ مِنَ الظُّلُماَتِ إِلىَ النُّوْرِ بِإِذْنِهِ وَيَهْدِيْهِمْ إِلىَ صِرَاطٍ مُسْتَقِيْمٍ

“Sungguh telah datang kepada kalian cahaya dari Allah dan kitab yang menerangkan. Dengan kitab itulah Allah menunjuki orang-orang yang mengikuti keridhaan-Nya ke jalan-jalan keselamatan dan Allah mengeluarkan mereka dari kegelapan kepada cahaya dengan seizin-Nya serta menunjuki mereka ke jalan yang lurus.” (Al-Ma`idah: 15-16)

Jalan keselamatan boleh berbilang namun kebenaran tetap hanya satu. Karena setiap jalan keselamatan adalah bagian dari kebenaran yang satu. Sehingga sebuah jalan tidak dihukumi sebagai jalan keselamatan kecuali bila nilai kebenaran menjadi muatannya. Jika terjadi perselisihan dan pertikaian mengenai sebuah jalan keselamatan maka kebenaran itu tetap berjumlah satu. Kebenaran berada pada salah satu pendapat yang dipegang oleh salah satu pihak. Tentunya tolak ukur kebenaran itu adalah Al Qur`an dan As Sunnah dengan pemahaman Salaf. Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman:

الْحَقُّ مِنْ رَبِّكَ فَلاَ تَكُوْنَنَّ مِنَ الْمُمْتَرِيْنَ

“Kebenaran itu adalah dari Rabbmu, sebab itu jangan sekali-kali kamu termasuk orang-orang yang ragu.” (Al-Baqarah: 147)

Kemudian Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman:

وَمَنْ يٌشَاقِقِ الرَّسُوْلَ مِنْ بَعْدِ ماَ تَبَيَّنَ لَهُ الْهُدَى وَيَتَّبِعْ غَيْرَ سَبِيْلِ الْمُؤْمِنِيْنَ نُوَلِّهِ ماَ تَوَلَّى وَنُصْلِهِ جَهَنَّمَ وَساَءَتْ مَصِيْراً

“Dan barang siapa menentang Rasul sesudah jelas baginya petunjuk, dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mukmin (shahabat g), Kami biarkan ia leluasa terhadap kesesatan yang telah dikuasainya itu dan Kami masukkan ia ke dalam Jahannam, dan Jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali.” (An-Nisa`: 115)

...baca selengkapnya >>



Share

SALAF MERUPAKAN CERMINAN KEMURNIAN ISLAM

0
Share/Bookmark
Posted By Abu Ayaz

Kategori :




Bisnillah,
“Kembali kepada Al Qur’an dan As Sunnah” telah menjadi slogan umum. Namun memahami keduanya dan mengamalkan kandungannya, agar sesuai dengan yang dimaukan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam , merupakan persoalan tersendiri. Kepada siapa kita harus merujuk?

Siapakah yang dimaksud dengan Ahlus Sunnah wal Jama’ah dan manhaj (jalan/metode) yang mereka tempuh. Mereka bukanlah manusia khusus yang diciptakan oleh Allah untuk membawa amanat syariat-Nya. Juga bukan malaikat yang diutus oleh Allah untuk mengajarkan manusia tentang agama-Nya. Mereka adalah kaum muslimin itu sendiri yang memahami agamanya dengan benar berdasarkan Al Qur’an dan As Sunnah di atas pemahaman salafus shalih (pendahulu yang shalih).

Mereka (para shahabat ridhwanullah ‘alaihim ajma’in) adalah umat terbaik yang diciptakan untuk mendakwahkan kebenaran agama ini kepada seluruh umat. Mereka adalah generasi terbaik umat ini dari kalangan shahabat, tabi’in dan tabi’ut tabi’in, serta orang-orang yang mengikuti mereka di atas kebenaran. Mereka adalah salafus shalih, firqatun najiyah (orang-orang yang selamat), thaifah al manshurah (orang-orang yang selalu ditolong), ahlul hadits, ahlul atsar, dan mereka adalah salafiyyun.

Mereka adalah pilihan Allah dari segenap hamba-Nya yang akan menyuarakan kebenaran di mana saja dan kapan saja, bagaimanapun besar tantangan dan rintangan yang dihadapi. Slogan mereka adalah firman Allah:

“Kebenaran itu datang dari Rabbmu, maka janganlah kamu sekali-kali termasuk orang-orang yang ragu.” (Al- Baqarah: 147)

Juga sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam : “Katakan yang benar walaupun pahit dan jangan kamu gentar cercaan orang yang mencerca.” ( HR. Al Baihaqi dalam Kitab Syu’abul Iman dari shahabat Abu Dzar. Lihat Al Misykat 3/ 1365)

...baca selengkapnya >>



Share

HADITS Al 'AJN, MENGEPALKAN KEDUA TANGAN KETIKA AKAN BERDIRI DALAM SHALAT

0
Share/Bookmark
Posted By Abu Ayaz

Kategori :





أَنَّ رسَوُلْ َاللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَسَلَّمَ كَانَ إِذَا قَامَ فِي صَلاَتِهِ وَضَعَ يَدَيْهِ عَلَى الْأَرْضِ كَمَا يَضَعُ الْعَاجِنُ

“Sesungguhnya Rasulullah Shollallahu ‘alaihi wa ‘ala alihi wasallam jika beliau (hendak) berdiri dalam sholatnya, beliau meletakkan kedua tangannya di atas bumi sebagaimana yang dilakukan oleh al-‘ajin (orang yang melakukan ‘ajn)”.

Sepanjang pemeriksaan kami, ada dua hadits yang menyebutkan tentang hal ini :

• Hadits ‘Abdullah bin ‘Abbas radhiallahu ‘anhuma :

أَنَّ رسَوُلْ َاللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَسَلَّمَ كَانَ إِذَا قَامَ فِي صَلاَتِهِ وَضَعَ يَدَيْهِ عَلَى الْأَرْضِ كَمَا يَضَعُ الْعَاجِنُ

“Sesungguhnya Rasulullah Shollallahu ‘alaihi wa ‘ala alihi wasallam jika beliau (hendak) berdiri dalam sholatnya, beliau meletakkan kedua tangannya di atas bumi sebagaimana yang dilakukan oleh al-‘ajin (orang yang melakukan ‘ajn)”.

Hadits ini disebutkan oleh Al-Hafizh Ibnu Hajar dalam Talkhish Al-Hab ir (1/466) dan An-Nawawy dalam Al-Majmu’ (3/421).

...baca selengkapnya >>



Share

DAFTAR ISTILAH ILMIYAH DALAM ILMU HADIST

0
Share/Bookmark
Posted By Abu Ayaz

Kategori :




Daftar istilah Ilmiyah dalam Ilmu Hadits :

Al-'Adalah
Potensi (baik) yang dapat membawa pemiliknya kepada takwa, dan (menyebabkannya mampu) menghindari hal-hal tercela dan segala hal yang dapat merusak nama baik dalam pandangan orang banyak. Predikat ini dapat diraih seseorang dengan syarat-syarat: Islam, baligh, berakal sehat, takwa, dan meninggalkan hal-hal yang merusak nama baik. Dalam definisi lain, rawi yang adil ialah: yang meninggalkan dosa-dosa besar dan tidak terus-menerus melakukan dosa-dosa kecil.

Al Jarh (at-Tajrih)
Celaan yang dialamatkan pada rawi hadist yang dapat mengganggu (atau bahkan menghilangkan) bobot predikat "al-'adalah" dan "hafalan yang bagus", dari dirinya.

Al-Jarh wa at-Ta'dil
Pernyataan adanya cela dan cacat, dan pernyataan adanya "al-adalah" dan "hafalan yang bagus", dari seorang rawi hadist.

Al-Mutaba'ah
Hadist yang para rawinya ikut serta meriwayatkannya bersama para rawi suatu hadist gharib, dari segi lafazh dan makna, atau makna saja; dari seorang sahabat yang sama.

Ashhab as-Sunan
Para ulama penyusun kitab-kitab "Sunan" yaitu: Abu Dawud, at-Tirmidzi, an-Nasa'i, Ibnu majah.

Ash-Shahihain:
Dua kitab shahih yaitu: Shahih al-Bukhari dan Shahih Muslim.

Asy-Syaikhain :
Imam al-Bukhari dan Imam Muslim.

...baca selengkapnya >>



Share

DAHSYATNYA SAKRATUL MAUT

0
Share/Bookmark
Posted By Abu Ayaz

Kategori :




Bismillah,
Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan sifat rahmah-Nya yang sempurna, senantiasa memberikan berbagai peringatan dan pelajaran, agar hamba-hamba-Nya yang berbuat kemaksiatan dan kezaliman bersegera untuk meninggalkannya dan kembali ke jalan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Sementara hamba-hamba Allah Subhanahu wa Ta’ala yang beriman akan bertambah sempurna keimanannya dengan peringatan dan pelajaran tersebut.

Namun, berbagai peringatan dan pelajaran baik berupa ayat-ayat kauniyah maupun syar’iyah tadi tidak akan bermanfaat kecuali bagi orang-orang yang beriman.

وَذَكِّرْ فَإِنَّ الذِّكْرَى تَنْفَعُ الْمُؤْمِنِينَ

“Dan tetaplah memberi peringatan, karena sesungguhnya peringatan itu bermanfaat bagi orang-orang yang beriman.” (Adz-Dzariyat: 55)

Di antara sekian banyak peringatan dan pelajaran, yang paling berharga adalah tatkala seorang hamba dengan mata kepalanya sendiri menyaksikan sakaratul maut yang menimpa saudaranya. Sehingga Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

لَيْسَ الْخَبَرُ كَالْمُعَايَنَةِ
“Tidaklah berita itu seperti orang yang melihat langsung.” (HR. At-Tirmidzi dari Abdullah bin Umar radhiyallahu ‘anhuma. Lihat Ash-Shahihah no. 135)

...baca selengkapnya >>



Share

HUKUM SIHIR

0
Share/Bookmark
Posted By Abu Ayaz

Kategori :




Oleh : Syaikh Muhammad at-Tamimi

Firman Allah Ta'ala (artinya):

"Demi Allah, sesungguhnya orang-orang Yahudi itu telah meyakini bahwa barang siapa yang menukar (kitab Allah) dengan sihir, maka tidak akan mendapatkan bagian (keuntungan) di akherat.(Al-Baqarah: 102)

"Mereka beriman kepada jibt dan thaghut." (An-Nisa': 51)

Menurut 'Umar Radhiyallahu 'anhu: "Jibt ialah sihir, sedangkan thaghut ialah syaitan."

Kata Jabir: "Thaghut-thaghut ialah para tukang ramal yang didatangi syaitan; pada setiap kabilah ada seorang tukang ramal."

Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
"Jauhilah tujuh perkara yang membawa kepada kehancuran." Para sahabat bertanya: "Apakah ketujuh perkara itu, ya Rasulullah?" Beliau menjawab: "Yaitu: syirik kepada Allah, sihir, membunuh jiwa yang diharamkan Allah kecuali dengan sebab yang dibenarkan agama, memakan riba, memakai harta anak yatim, membelot (desersi) dalam peperangan dan melontar tuduhan zina terhadap wanita yang terjaga dari perbuatan dosa, tidak tahu-menahu dengannya dan beriman (kepada Allah)." (HR Al-Bukhari dan Muslim)

...baca selengkapnya >>



Share

PERTEMUAN ABU BAKAR BA'ASYIR DENGAN UST. JA'FAR UMAR THALIB

0
Share/Bookmark
Posted By Abu Ayaz

Kategori :




Keterangan Mengenai Pertemuan Abu Bakr Ba'asyir dengan Ustadz Ja'far Umar Thalib di Bandung pada tanggal 13 Februari 2007 yang diselenggarakan oleh FUUI (Forum Ulama Umat Islam) Jawa Barat.

Menyikapi gencarnya berita tentang perseteruan antara Abu Bakr Ba'asyir dengan Ustadz Ja'far Umar Thalib di mass media, maka Ustadz Athian ‘Ali sebagai ketua FUUI Jawa Barat melalui sekretarisnya saudara Hedi Muhammad, menelpon Ustadz Ja'far Umar Thalib memintanya untuk bersedia dipertemukan dengan Abu Bakr Ba'asyir. Maka Ustadz Ja'far pun menyatakan kesediaannya untuk memenuhi undangan dari FUUI tersebut dan terjadilah pertemuan yang penuh kesialan itu.

Dalam pertemuan tersebut dihadiri oleh Ustadz Athian ‘Ali, saudara Hedi Muhammad, Abu Bakr Ba'asyir dan Ustadz Ja'far Umar Thalib. Ke-empat peserta pertemuan tersebut telah sepakat untuk menjadikan pertemuan itu tertutup dari publik dan sepakat pula untuk tidak memberitakan isi pertemuan tersebut kepada publik. Namun sebagaimana kebiasaan seorang Hizbiy terlebih lagi Takfiri , mempunyai mental khianat setiap melakukan kesepakatan apapun. Dalam hal ini lakonnya hizbiy dan takfiri adalah Abu bakr Ba'asyir, dan muncul pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab mempublikasikan berita tentang isi pertemuan tersebut di website swaramuslim.net (Kasus Poso: Ba'asyir Didzalimi Jakfar Umar Thalib) dengan berbagai manipulasi berita yang menjadi bumbu penyedap berita isi pertemuan tersebut.

...baca selengkapnya >>



Share

HADITS HADITS DHA'IF DAN MAUDHU' SEPUTAR IBADAH HAJI

0
Share/Bookmark
Posted By Abu Ayaz

Kategori :




Bismillah,
Setiap muslim pastilah mengetahui bahwa ibadah haji ke Baitullah merupakan salah satu rukun dari lima rukun agamanya. Dan kini, bulan pelaksanaan haji telah menjelang. Jutaan kaum muslimin dari berbagai penjuru dunia akan membanjiri tanah suci yang dimuliakan Allah Subhanahu wa Ta’ala tersebut. Ucapan talbiyah menyambut panggilan Allah Subhanahu wa Ta’ala terluncur dari lisan tamu-tamu Allah Subhanahu wa Ta’ala.

لَبَّيْكَ اللّهُمَّ لَبَّيْكَ، لَبَّيْكَ لاَ شَرِيْكَ لَكَ لَبَّيْكَ، إِنَّ الْحَمْدَ وَالنِّعْمَةَ لَكَ وَالْمُلْكَ لاَ شَرِيْكَ لَكَ

“Aku penuhi panggilan-Mu ya Allah, aku penuhi panggilan-Mu tidak ada sekutu bagi-Mu, aku penuhi panggilan-Mu, sesungguhnya segala pujian, kenikmatan, dan kerajaan adalah milik-Mu, tidak ada sekutu bagi-Mu.”

Berangkat ke tanah suci, melaksanakan ibadah haji dan umrah ini merupakan impian setiap insan beriman mewujudkan titah Allah Yang Maha Rahman, yang telah berfirman:

وَلِلّهِ عَلَى النَّاسِ حِجُّ الْبَيْتِ مَنِ اسْتَطَاعَ إِلَيْهِ سَبِيْلاً وَمَنْ كَفَرَ فَإِنَّ اللهَ غَنِيٌّ عَنِ الْعَالَمِيْنَ

“Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu bagi orang yang mampu mengadakan perjalanan ke Baitullah. Barangsiapa mengingkari kewajiban haji maka sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam.” (Ali ‘Imran: 97)

Namun yang sangat disayangkan, banyak sekali hadits dhaif/lemah yang tersebar seputar ibadah yang agung ini. Terkadang, hadits-hadits itu dijadikan pegangan oleh sebagian kaum muslimin yang awam tentang hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Padahal dalam syariat yang mulia ini, hadits dhaif tidak boleh dijadikan sandaran dalam suatu amalan, sekalipun dalam fadhailul ‘amal. Demikian menurut pendapat yang benar.

Sebagai bentuk peringatan bagi kaum muslimin, dalam lembaran rubrik Hadits kali ini, akan kami sebutkan sedikit dari sekian banyak hadits dhaif yang berkaitan dengan ibadah haji dan umrah. Kami nukilkan hadits-hadits tersebut dari kitab yang sangat berfaedah karya Al-Imam Al-Muhaddits Muhammad Nashiruddin Al-Albani rahimahullah yang berjudul Silsilah Al-Ahadits Adh-Dha’ifah.[1] . Kami katakan hanya sedikit yang kami bawakan dalam rubrik ini, karena lebih banyak lagi hadits dhaif yang tidak dapat kami sebutkan karena terbatasnya ruang.

...baca selengkapnya >>



Share

INDONESIA DIKEPUNG BENCANA

0
Share/Bookmark
Posted By Abu Ayaz

Kategori :





Sesungguhnya Alloh menguji hamba-hambaNya dengan kesenangan dan kesusahan untuk mengetahui sejauh mana syukur dan sabar yang kita miliki. Siapa yang bersabar ketika mendapat bencana, senang ketika mendapat nikmat dan ketika musibah terjadi merendahkan diri kepada Alloh, mengadukan dosa-dosa dan kelalaiannya lalu memohon rahmat dan ampunNya maka dialah orang yang benar-benar beruntung.
Alloh berfirman,

وَنَبْلُوكُمْ بِالشَّرِّ وَالْخَيْرِ فِتْنَةً وَإِلَيْنَا تُرْجَعُونَ

Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada kamilah kamu dikembalikan” (QS al Anbiya:35).

Yang dimaksud dengan fitnah dalam ayat di atas adalah ujian sehingga diketahui siapakah yang jujur dan siapakah pendusta, siapa yang sabar dan siapa yang syukur.

Yang dimaksud dengan kebaikan dalam hal ini adalah berbagai bentuk nikmat semisal tanah yang subur, kesehatan, menang menghadapi musuh dll. Sedangkan pengertian keburukan adalah berbagai musibah semisal penyakit, dikuasai musuh, gempa bumi, banjir, angin putting beliung, tanah longsor dll.

ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ لِيُذِيقَهُمْ بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ

Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supay Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)” (QS ar Rum:41).

Maksudnya segala takdir yang Alloh tetapkan baik berupa nikmat ataupun musibah serta berbagai kerusakan yang nampak adalah dimaksudkan supaya manusia mau kembali kepada pangkuan kebenaran dan segera bertaubat dari hal-hal yang Alloh haramkan serta segera melakukan ketaatan kepada Alloh dan RasulNya. Sesungguhnya kekafiran dan kemaksiatan adalah sebab segala bencana dan malapetaka di dunia dan akherat. Sebaliknya tauhid, iman, ketaatan kepada Alloh dan RasulNya, komitmen dengan syariat, mendakwahkan agama dan mengingkari orang-orang yang menyelisihi agama adalah sebab segala kebaikan di dunia dan akherat. Tegar di atas itu semua dan tolong menolong untuk melaksanakannya adalah kemulian di dunia dan akherat.

...baca selengkapnya >>



Share

BAHAYANYA AHLI BID'AH

0
Share/Bookmark
Posted By Abu Ayaz

Kategori :





Oleh : Musthafa Mahmud Adam Al Buthani

Di antara fitnah yang sangat berbahaya terhadap dakwah salafiyah adalah seruan pada persatuan antara Ahli Sunnah dengan ahli bid’ah dengan alasan bahwa mereka masih memiliki banyak kebaikan, masih memberikan banyak saham terhadap Islam, demi keadilan, dan alasan-alasan lain yang tidak dapat diterima oleh akal yang sehat lebih-lebih secara naql (nash atau dalil, ed.).

Namun aneh, mereka yang mempunyai pemahaman seperti ini berani menyalahkan ulama Ahli Sunnah ketika para ulama tersebut mengkritik ahli bid’ah sementara mereka sendiri memperalat para ulama Ahli Sunnah dalam hal tazkiyah (pemberian rekomendasi) terhadap ulama mereka.

Mungkin kita sempat tertarik dengan manhaj mereka ini karena kita menganggapnya baik. Akan tetapi kalau kita menelaah kitab para ulama Ahli Sunnah barulah kita mengetahui kebathilan manhaj mereka karena tidak ada seorang ulama pun dari para ulama Ahli Sunnah mempunyai pemahaman seperti itu. Bahkan mereka sangat keras terhadap kebid’ahan dan ahli bid’ah. Di antara pendapat-pendapat mereka tentang ahli bid’ah yaitu :

1. Abu Fadhl Al Hamadzani berkata : “Ahli bid’ah serta orang-orang yang memalsukan hadits lebih berbahaya daripada orang-orang kafir yang secara terang-terangan menentang Islam. Orang-orang kafir bermaksud menghancurkan Islam dari luar sedangkan ahli bid’ah bermaksud menghancurkan Islam dari dalam. Mereka seperti penduduk suatu kampung yang ingin menghancurkan keadaan kampung tersebut sedangkan kaum kuffar bagaikan musuh yang sedang menunggu di luar benteng sampai pintu benteng tersebut dibuka oleh ahli bid’ah. Sehingga ahli bid’ah lebih jelek akibatnya terhadap Islam dibanding orang yang menentang secara terang-terangan.” (Al Maudlu’at Ibnul Jauzi lihat kitab Naqdur Rijal halaman 128)

...baca selengkapnya >>



Share

DOSA PAULUS TERHADAP YESUS

0
Share/Bookmark
Posted By Abu Ayaz

Kategori :





Paulus Menciptakan Kristen dan Menghancurkan Nasrani

Oleh: DR. Wadi’ Ahmad

Aku memuji Allah yang telah memberikah hidayah kepadaku terhadap Islam setelah aku hidup sekitar 40 (empat puluh) tahun dalam kesyirikan agama Kristen. Aku bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang haq kecuali Allah, Yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya. Dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya, serta penutup para nabi, dan penghulu seluruh Rasul, dan aku bersaksi bahwa al-Masih, Isa putra Maryam (yang dipanggil dengan sebutan Yesus) adalah hamba Allah, dan Rasul-Nya kepada Bani Isarail.

Paulus Peletak Batu Pertama

Di antara perkara paling mengherankan yang ada di dalam al-Kitab milik umat kristiani adalah Surat-Surat Paulus yang dijadikan oleh setiap sekte Kristen sebagai alasan agar bisa berbeda dari sekte yang lain, dan bisa mengkafirkan serta memeranginya. Hal itu dikarenakan di dalam surat tersebut terdapat perkataan-perkataan yang tidak stabil dan bertentangan.

Saya katakan kepada orang-orang Kristen, bahwa surat-surat tersebut adalah penyebab kesesatan dan penyelewengan mereka dari agama yang asli (agama Nabi Isa/Yesus) kepada agama Kristen yang dibuat oleh Paulus untuk mereka. Yang demikian itu adalah berdasarkan pengakuan kitab Bibel mereka sendiri.

...baca selengkapnya >>



Share

HAKIKAT KAROMAH WALI ALLAH DAN WALI SYAITAN

0
Share/Bookmark
Posted By Abu Ayaz

Kategori :




Oleh : Buletin Islam Al Ilmu Jember

Definisi Karomah
Diantara keyakinan Ahlus Sunnah Wal Jama’ah adalah meyakini adanya Karomah dan ia datang dari sisi Allah Ta’ala. Tahukah, apa yang dimaksud dengan Karomah?

Karamah adalah kejadian di luar kebiasaan (tabiat manusia) yang Allah anugerahkan kepada seorang hamba tanpa disertai pengakuan (pemiliknya) sebagai seorang nabi, tidak memiliki pendahuluan tertentu berupa doa, bacaan, ataupun dzikir khusus, yang terjadi pada seorang hamba yang shalih, baik dia mengetahui terjadinya (karamah tersebut) ataupun tidak, dalam rangka mengokohkan hamba tersebut dan agamanya. (Syarhu Ushulil I’tiqad 9/15 dan Syarhu Al Aqidah Al Wasithiyah 2/298 karya Asy Syaikh Ibnu Utsaimin)

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah mengatakan: “Dan termasuk dari prinsip Ahlus Sunnah wal Jama’ah meyakini adanya Karomah para wali dan apa-apa yang Allah perbuat dari keluarbiasaan melalui tangan-tangan mereka baik yang berkaitan dengan ilmu, mukasyafat (mengetahui hal-hal yang tersembunyi), bermacam-macam keluarbiasaan (kemampuan) atau pengaruh-pengaruh.” (Syarah Aqidah Al Wasithiyah hal.207).

Karomah ini tetap ada sampai akhir zaman dan terjadi pada umat ini lebih banyak daripada umat-umat sebelumnya, yang demikian itu menunjukan keridhoan Allah Ta’ala terhadap hamba-Nya dan sebagai pertolongan baginya dalam urusan dunianya atau agamanya. Namun bukan berarti Allah Ta’ala benci terhadap orang-orang yang tidak nampak karomah padanya.

...baca selengkapnya >>



Share

MELURUSKAN MAKNA WALI ALLAH DAN MENGENAL WALI SYAITAN

0
Share/Bookmark
Posted By Abu Ayaz

Kategori :




Oleh : Ust. Abu Usamah bin Rawiyah An-Nawawi

Di masyarakat, wali adalah gelar yang memiliki prestise tinggi. Orang yang sudah mencapai derajat wali, segala tindakan dan ucapannya bak titah raja, harus diterima dan dilaksanakan meski tak jarang melanggar syariat. Mestinya keadaan ini tidak terjadi bila masyarakat paham bahwa tidak semua orang yang dianggap sebagai wali adalah wali Allah subahanahu wa ta’ala.

Adalah perkara yang lumrah bila kita mendengar kata-kata wali Allah subahanahu wa ta’ala. Di sisi lain, terkadang menjadi sesuatu yang asing bila disebut kata wali setan. Itulah yang sering kita jumpai di antara kaum muslimin. Bahkan sering menjadi sesuatu yang aneh bagi mereka kalau mendengar kata wali setan. Fakta ini menggambarkan betapa jauhnya persepsi saudara kita kaum muslimin dari pemahaman yang benar tentang hakikat wali Allah Subahanahu wa ta’ala dan lawannya, wali setan.

Dalam masyarakat kita, istilah wali Alloh (Waliyyulloh) sudah tidak asing lagi. Bahkan ada sembilan tokoh yang dianggap sebagai ulama Islam yang dimasukkan ke dalam kategori waliyulloh tersebut yang terkenal dengan sebutan ‘Wali Songo”. Kemudian orang yang sudah mencapai derajat wali ini, segala tindakan dan ucapannya laksana raja, harus diterima dan dilaksanakan meskipun melanggar syariat.

Dalam gambaran kebanyakan orang, wali Allah adalah setiap orang yang bisa mengeluarkan keanehan dan mempertontonkannya sesuai permintaan. Selain itu, ia juga termasuk orang yang suka mengerjakan shalat lima waktu atau terlihat memiliki ilmu agama. Bagi siapa yang memiliki ciri-ciri tersebut, maka akan mudah baginya untuk menyandang gelar wali Allah Subahanahu wa ta’ala sekalipun dia melakukan kesyirikan dan kebid’ahan.

Pembahasan singkat ini akan mengajak pembaca mengetahui hakikat wali Allah Subahanahu wa ta’aladan juga menjelaskan bahwa di samping wali Allah Subahanahu wa ta’ala ada wali setan. Sekaligus, tulisan ini membantah dan membimbing dua kelompok manusia dan selain mereka -akan disebut di bawah ini-, untuk kemudian menumbuhkan keyakinan agar mereka kembali beriman dan bertakwa kepada Allah, insya Allah.

...baca selengkapnya >>



Share

SIAPAKAH YANG DISEBUT WALI ALLAH ??

0
Share/Bookmark
Posted By Abu Ayaz

Kategori :




Bismillah.

Asy Syaikh Muhammad At Tamimi rohimahullohu berkata :
Penjelasan Alloh subhanahu tentang wali-wali Alloh dan perbedaan antara mereka dengan orang-orang yang menyerupai mereka dari musuh-musuh Alloh yaitu dari kalangan orang-orang munafiq dan orang-orang yang jahat. Dan cukuplah (penjelasannya) pada ayat ini dari surah Ali Imron :

قُلْ إِن كُنتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ

katakanlah jika kalin benar-benar mencintai Alloh maka ikutilah aku niscaya Alloh akan mencintai kalian “.(QS. Ali Imron : 31).

Dan pada ayat dari surah Al Maidah :

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا مَن يَرْتَدَّ مِنكُمْ عَن دِينِهِ فَسَوْفَ يَأْتِي اللَّهُ بِقَوْمٍ يُحِبُّهُمْ وَيُحِبُّونَهُ

“Wahai orang-orang yang beriman barangsiapa diantara kalian yang murtad maka kelak Alloh akan mengganti dengan suatu kaum yang Alloh mencintai mereka dan mereka pun mencintaiNya “.(QS. Al Maidah : 54).

Dan pada ayat dari surah Yunus :

أَلَا إِنَّ أَوْلِيَاءَ اللَّهِ لَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ ﴿٦٢﴾ الَّذِينَ آمَنُوا وَكَانُوا يَتَّقُونَ

“Ketahuilah sesungguhnya wali-wali Alloh tidak ada rasa takut atas mereka dan tidak pula mereka bersedih hati, (Yaitu mereka) adalah orang-orang yang beriman dan mereka senantiasa bertaqwa “.(QS. Yunus : 62-63).

Kemudian terjadilah pada perkara ini (wali-wali Alloh) menurut mayoritas orang-orang yang mengaku memiliki ilmu dari kalangan tokoh masyarakat dan orang-orang yang dianggap ulama (baca : kyai atau ajengan) bahwa yang dikatakan wali Alloh adalah adanya keharusan pada mereka meninggalkan ittiba’ (meneladani) Rosul shollallohu ‘alaihi wa salam dan (mereka menganggap) arangsiapa yang mengikuti Rosul maka bukanlah termasuk mereka (wali Alloh) dan adanya suatu keharusan pula bahwa (wali Alloh) adalah orang yang meninggalkan jihad, maka barangsiapa yang berjihad bukanlah termasuk mereka dan juga adanya suatu keharusan (wali Alloh) adalah orang yang meninggalkan keimanan dan ketaqwaan , maka barangsiapa masih mengikatkan keimanan dan ketaqwaan maka bukanlah dari mereka.

...baca selengkapnya >>



Share

MEMBONGKAR KEDOK SUFI : TASAWUF & WALI

0
Share/Bookmark
Posted By Abu Ayaz

Kategori :





Oleh : Buletin Islam Al Ilmu Edisi 51/IV/II/142

Mengangkat tema tasawuf dan kaum Sufi terasa hampa dan kosong tanpa mencuatkan pemikiran mereka tentang wali dan demikian juga karamah. Pasalnya, mitos ataupun legenda lawas tentang wali dan karamah ini telah menjadi senjata andalan mereka didalam mengelabui kaum muslimin.

Lantas dalam gambaran kebanyakan orang, wali Allah adalah setiap orang yang bisa mengeluarkan keanehan dan mempertontonkannya sesuai permintaan. Selain itu, dia juga termasuk orang yang suka mengerjakan shalat lima waktu atau terlihat memiliki ilmu agama. Bagi siapa yang memililki ciri-ciri tersebut, maka akan mudah baginya untuk menyandang gelar wali Allah sekalipun dia melakukan kesyirikan dan kebid’ahan.

Wali menurut Al Qur’an dan As Sunnah
Adalah perkara yang lumrah bila kita mendengar kata-kata wali Allah. Di sisi lain, terkadang menjadi suatu yang asing bila disebut kata wali setan. Itulah yang sering kita jumpai di antara kaum muslimin. Bahkan sering menjadi sesuatu yang aneh bagi mereka kalau mendengar kata wali setan. Fakta ini menggambarkan betapa jauhnya persepi saudara kita kaum muslimin dari pemahaman yang benar tentang hakikat wali Allah dan lawannya, yakni wali setan.

Padahal Allah Ta'ala telah menetapkan bahwa wali itu ada dua jenis yaitu: Wali Allah dan wali setan.

Allah berfirman :

أَلاَ إِنَّ أَوْلِيَاءَ اللَّهِ لاَ خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلاَ هُمْ يَحْزَنُونَ ﴿٦٢﴾ الَّذِينَ ءَامَنُوا وَكَانُوا يَتَّقُونَ

“Ingatlah sesungguhnya wali-wali Allah itu tidak ada kekhawatiran pada mereka dan tidak pula mereka bersedih hati. Yaitu orang-orang yang beriman dan bertakwa.” (Yunus:62-63)

Dia berfirman tentang wali setan :

إِنَّمَا ذَلِكُمُ الشَّيْطَانُ يُخَوِّفُ أَوْلِيَاءَهُ فَلاَ تَخَافُوهُمْ وَخَافُونِ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ

“Sesungguhnya Mereka tidak lain adalah setan yang menakut-nakuti wali-walinya (kawan-kawannya), karena itu janganlah kalian takut kepada mereka jika kalian benar-benar orang yang beriman.” (Ali Imran:175)

Dari kedua ayat ini jelaslah bahwa wali Allah itu adalah siapa saja yang beriman dan bertakwa kepada Allah Ta'ala dengan sebenar-benarnya. Sedangkan wali setan itu adalah lawan dari mereka.

...baca selengkapnya >>



Share

APA YANG DIMAKSUD DENGAN MUKMIN YANG KUAT?

0
Share/Bookmark
Posted By Abu Ayaz

Kategori :





حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ وَابْنُ نُمَيْرٍ قَالَا حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ إِدْرِيسَ عَنْ رَبِيعَةَ بْنِ عُثْمَانَ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ يَحْيَى بْنِ حَبَّانَ عَنْ الْأَعْرَجِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْمُؤْمِنُ الْقَوِيُّ خَيْرٌ وَأَحَبُّ إِلَى اللَّهِ مِنْ الْمُؤْمِنِ الضَّعِيفِ وَفِي كُلٍّ خَيْرٌ احْرِصْ عَلَى مَا يَنْفَعُكَ وَاسْتَعِنْ بِاللَّهِ وَلَا تَعْجَزْ وَإِنْ أَصَابَكَ شَيْءٌ فَلَا تَقُلْ لَوْ أَنِّي فَعَلْتُ كَانَ كَذَا وَكَذَا وَلَكِنْ قُلْ قَدَرُ اللَّهِ وَمَا شَاءَ فَعَلَ فَإِنَّ لَوْ تَفْتَحُ عَمَلَ الشَّيْطَانِ



"Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Seorang mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah daripada seorang mukmin yang lemah, namun pada masing-masingnya terdapat kebaikan. Bersemangatlah untuk meraih apa yang bermanfaat bagimu, mintalah pertolongan kepada Allah, dan jangan bersikap lemah. Apabila sesuatu menimpamu janganlah berkata, ‘Seandainya dahulu aku berbuat demikian niscaya akan begini dan begitu.’ Akan tetapi katakanlah, ‘Itulah ketetapan Allah dan terserah Allah apa yang dia inginkan maka tentu Dia kerjakan.’ Dikarenakan ucapan ’seandainya’ itu akan membuka celah perbuatan syaitan.” (HR. Muslim [2664] lihat Syarh Nawawi, jilid 8 hal. 260).

Hadits yang mulia ini menunjukkan :

Pertama ; Allah ta’ala memiliki sifat cinta kepada sesuatu. Kecintaan Allah kepada sesuatu bertingkat-tingkat, kecintaan-Nya kepada mukmin yang kuat [imannya] lebih dalam daripada kecintaan-Nya kepada mukmin yang lemah [imannya].

Orang mukmin yang kuat adalah orang yang menyempurnakan dirinya dengan 4 hal;
[1] ilmu yang bermanfaat,
[2] beramal salih,
[3] saling mengajak kepada kebenaran, dan
[4] saling menasihati kepada kesabaran.

Adapun mukmin yang lemah adalah yang belum bisa menyempurnakan semua tingkatan ini.

...baca selengkapnya >>



Share

MUNGKINKAH MEMANDANG WAJAH ALLAH?

0
Share/Bookmark
Posted By Abu Ayaz

Kategori :






Bertemu dengan Allah سبحانه وتعالى dan memandang wajah-Nya kelak pada hari kiamat adalah merupakan sebuah kenikmatan yang tak terhingga besarnya. Oleh karena itu setiap orang yang beriman pasti akan sangat merindukan pertemuan dengan Allah dan memandang wajah-Nya. Untuk mencapai hal itulah mereka harus berusaha menjalani syarat-syarat yang telah Allah tetapkan dalam al-Qur'an yaitu mengerjakan amalan-amalan shalih dan tidak mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun.

Allah سبحانه وتعالى berfirman:

فَمَنْ كَانَ يَرْجُوا لِقَاءَ رَبِّهِ فَلْيَعْمَلْ عَمَلاً صَالِحًا وَلاَ يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِ أَحَدًا.

"Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Rabb-nya, maka hendaklah ia mengerjakan amal shalih dan janganlah ia mempersekutukan-Nya dalam beribadah kepada Rabb-nya". (QS Al-Kahfi: 110)

Demikianlah, pertemuan dengan Allah kelak adalah satu hal yang harus diimani oleh setiap muslim. Namun yang sangat mengherankan, muncul orang-orang yang mengaku muslimin, tetapi mereka mengingkari pertemuan dengan Allah سبحانه وتعالى dan mengingkari akan dapat dilihatnya wajah Allah pada hari kiamat dengan melakukan ta’wil-ta’wil yang batil terhadap ayat-ayat dan hadits-hadits. Ini menunjukkan kalau mereka sama sekali tidak berharap bertemu Allah.

Adapun bagi ahlus sunnah wal jama’ah -pengikut para shahabat dan tabi’in dan atba’ut tabi’in-, mereka adalah orang-orang yang sangat meyakini akan adanya pertemuan dengan Allah dan berharap untuk diberikan kesempatan melihat wajah -Nya.
Bukan hanya itu, bahkan sesungguhnya seluruh manusia kelak akan sangat mengharapkan untuk mendapatkan kesempatan

memandang wajah Allah, karena hal itu merupakan satu kenikmatan. Namun orang-orang kafir akan terhalang untuk memandang wajah Allah, karena kekufuran mereka ketika masih hidup di dunia.

Allah سبحانه وتعالى berfirman:

كَلاَّ إِنَّهُمْ عَنْ رَبِّهِمْ يَوْمَئِذٍ لَمَحْجُوبُونَ

"Sekali-kali tidak, sesungguhnya mereka pada hari itu benar-benar tertutup dari Rabb mereka". (QS Al-Muthaffifin: 15)

Berkata Imam Syafi’i رحمه الله:

لمَمَّا أَنْ حَجِبَ هَؤُلاَءِ فيِ السَّّخَطِ، كَانَ فِي هَذَا دَلِيْلٌ عَلَى أَنَّ أَوْلِيَاءَهُ يَرَوْنَهُ فِي الرِّضَى.

Ketika mereka (orang-orang kafir –pent.) terhalang dari Allah karena kemurkaan-Nya, maka ini merupakan dalil bahwa wali-wali yang dicintai-Nya akan melihat-Nya dalam keridlaan. (Syarh Aqidatu ath-Thahawiyah, Ibnu Abil ‘Izzi, hal. 191)

...baca selengkapnya >>



Share