HUKUM ANAK ANGKAT DALAM ISLAM
Posted By
Abu Ayaz
Kategori :
Fatwa
Tanya:
Bolehkah menjadikan anak orang lain sebagai anak angkat dalam keluarga kita di mana kita menganggapnya seperti anak sendiri? Lalu bagaimana hijab dengannya bila si anak sudah baligh?
Jawab:
Asy-Syaikh Muhammad bin Ibrahim Alusy Syaikh rahimahullahu menjawab permasalahan yang seperti ini dengan pernyataan beliau, “Dahulu di jaman jahiliah, orang-orang yang mengangkat anak memperlakukan anak angkat mereka seperti anak mereka yang hakiki atau seperti anak kandung dari segala sisi; dalam hal warisan, dalam hal bolehnya anak angkat tersebut berkhalwat (bersepi-sepi) dengan istri mereka, dan dianggapnya istri mereka sebagai mahram bagi anak angkat tersebut.
Adalah Zaid bin Haritsah radhiyallahu ‘anhu, maula Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, di masa sebelum beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam diangkat sebagai nabi, dipanggil dengan Zaid bin Muhammad (karena Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengangkatnya sebagai anak). Maka Allah ‘Azza wa Jalla berkehendak untuk menghapuskan semua anggapan orang-orang jahiliah tersebut berkaitan dengan anak angkat. Datanglah syariat Islam dalam masalah anak angkat ini berikut hukum-hukumnya yang tegas sebagaimana tersebut berikut ini:
...baca selengkapnya >>
ADAB KETIKA SAKIT DAN BENTUK PENGOBATAN YANG SESUAI SUNNAH
Posted By
Abu Ayaz
Kategori :
As Sunnah
Adab Ketika Sakit
Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan sifat hikmah dan keadilan-Nya menimpakan berbagai ujian dan cobaan kepada hamba-hamba-Nya yang beriman pada khususnya, dan seluruh makhluk pada umumnya.
Di antara bentuk ujian dan cobaan itu adalah adanya berbagai jenis penyakit di zaman ini, karena kemaksiatan dan kedurhakaan umat terhadap Allah Subhanahu wa Ta’ala dan Rasul-Nya Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ لِيُذِيقَهُمْ بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ
“Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).” (QS. Ar-Rum: 41)
Islam adalah agama yang sempurna, yang menuntut seorang muslim agar tetap menjaga keimanannya dan status dirinya sebagai hamba Allah Subhanahu wa Ta’ala.
...baca selengkapnya >>
BOLEHKAH BERBICARA SAAT DIKUMANDANGKAN ADZAN ?
Posted By
Abu Ayaz
Kategori :
As Sunnah
Oleh : Ust. ‘Abdul Qodir
Pertanyaan :
Bagaimana hukum berbicara pada saat adzan di kumandangkan sekalipun bertanya tentang hal yang syar’i (rafi-ahluss@yahoo.com)
Jawaban :
Asalnya tidak ada larangan seseorang untuk berbincang-bincang saat adzan dikumandangkan, sebagaimana dalam sebuah atsar dari seorang tabi’in yang bernama Tsa’labah bin Abi Malik Al-Qurozhy riwayat Imam Malik (1/103).
Hanya saja, yang paling afdhol adalah dia diam dan mendengarkan azan agar dia bisa menjawab dengan baik azan yang sedang dikumandangkan, dan telah dimaklumi bersama bahwa menjawab adzan hukumnya adalah sunnah mu`akkadah.
Termasuk dari fa`idah adab yang pernah kami dapatkan dari membaca biografi para ulama adalah bahwa ada seseorang yang pernah bertanya kepada Syaikh ‘Abdul ‘Aziz bin Baz -rahimahullah- padahal azan sedang berkumandang. Maka beliau menegur penanya tersebut dengan ucapan beliau, “Apakah kamu tidak mendengarkan azan?!”.
Sumber : http://almakassari.com
TEMPAT MELETAKKAN KEDUA TANGAN SAAT BERDIRI DALAM SHALAT - BERSEDEKAP
Posted By
Abu Ayaz
Kategori :
Fiqh
Oleh : Ust. Mustamin Musaruddin, Lc
Pertanyaan
Dalam praktik shalat, ketika berdiri, ada sebagian orang yang meletakkan kedua tangannya di atas dada, pusar, dan lain-lain. Bagaimanakah tuntunan yang sebenarnya dalam masalah ini?
Jawaban
Telah tetap tuntunan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa alihi wa sallam, dalam hadits-hadits yang sangat banyak, bahwa pada saat berdiri dalam shalat, tangan kanan diletakkan di atas tangan kiri, dan ini merupakan pendapat jumhur tabi’in dan kebanyakan ahli fiqih, bahkan Imam At-Tirmidzy berkata, “Dan amalan di atas ini adalah amalan di kalangan ulama dari para shahabat, tabi’in, dan orang-orang setelah mereka ….” Lihat Sunan -nya 2/32.
Akan tetapi, ada perbedaan pendapat tentang tempat meletakkan kedua tangan (posisi ketika tangan kanan di atas tangan kiri) ini di kalangan ulama, dan inilah yang menjadi pembahasan untuk menjawab pertanyaan di atas.
Berikut ini pendapat para ulama dalam masalah ini, diringkas dari buku La Jadida Fi Ahkam Ash-Shalah karya Syaikh Bakr bin ‘Abdillah Abu Zaid
...baca selengkapnya >>
BAGAIMANA KITA BERAMAL
Posted By
Abu Ayaz
Kategori :
As Sunnah
Bismillah,
Kita menjadi muslim sudah lama, Alhamdulillah. Tentunya amal-amalan ibadah di dalam dienul Islam telah banyak yang kita lakukan. Shalat, baik yang wajib maupun sunnah, shaum, zakat, infak, berdoa, dan masih banyak lagi amal yang telah kita laksanakan. Tapi bagaimana kedudukan amal tersebut di sisi Allah? Pernahkah kita merenungkannya?
Ada orang yang melaksanakan ibadah dengan sebaik-baiknya. Ada juga yang sangat giat beribadah, ibadahnya banyak sekali, setiap waktunya digunakan untuk beribadah kepada Allah. Bahkan istri dan anaknya hampir-hampir tidak diurusinya. Namun ada juga yang tidak peduli dengan ibadahnya, kalau ia sedang ingin beribadah, beribadah;kalo sedang malas, maka ia meningglkannya, walaupun itu ibadah wajib. Ada juga yang berprinsip asal gugur kewajiban. Ada juga yang beribadah hanya berdasarkan adat istiadat setempat.
Saudaraku, Anda termasuk yang mana? Terlepas dari apa jawaban Anda, ada yang ingin aku sampaikan mengenai ibadah ini, semoga Anda mau menerima dan merenungkannya. Semoga bermanfaat bagi Anda. Anggaplah ini sebagai nasihat, bukankah Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam pernah bersabda: “dien itu nasihat?” Bukankah nasehat itu bermanfaat bagi setiap muslim?
Saudaraku, semoga Allah senantiasa melimpahkan rahmat-Nya kepada kita,Ada seorang ulama menulis di salah satu bukunya: “Sebelum engkau melangkah satu pun-wahai saudaraku muslim- maka engkau harus tahu jalan keselamatanmu, janganlah engkau memforsir dirimu dengan banyak amalan, karena boleh jadi orang yang banyak beramal tidak mendapatkan apa-apa, kecuali letih dan lelah.” (ucapan Syaikh Husain Al-Awaisyah di dalam bukunya Al-Ikhlas, sebagaimana dinukil di dalam “Fikih Nasehat” hal.61)
...baca selengkapnya >>
NAZHOR (MELIHAT) SEBELUM MENIKAH
Posted By
Abu Ayaz
Kategori :
As Sunnah
Bismillah,
Pertanyaan :
Seorang pemuda yang hendak menikahi seorang wanita, bolehkah dia memandang wanita tersebut, bagaimana batasannya, dan kapan diperbolehkan? (Abu Abdirrahman, aris…@gawab.com)
Jawaban :
Alhamdulillah. Haramnya seorang lelaki memandang wanita yang bukan mahramnya termasuk dalam kategori tahrimul wasilah. Artinya, diharamkan karena merupakan wasilah (perantara) yang akan menyeret kepada perkara inti yang memang haram pada asalnya. Sehingga seluruh wasilah dan dzari’ah (jalan) menuju perkara tersebut ditutup oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala, dengan cara diharamkan. Kaidah ini dikenal di kalangan ulama dengan istilah saddudz-dzari’ah (menutup jalan/wasilah).
Sesuatu yang pengharamannya termasuk dalam bab ini, bisa dibolehkan ketika ada hajat (tuntutan) kebutuhan meskipun bukan darurat. Ini adalah ushul (prinsip hukum) yang dipegang oleh Al-Imam Ahmad, sebagaimana dijelaskan oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah dalam Majmu’ Fatawa (23/186-187, 214-215).
...baca selengkapnya >>
MENTALQIN MAYIT SETELAH DI KUBURKAN ?
Posted By
Abu Ayaz
Kategori :
Hadits
Oleh : Ust. Ahmad Sabiq
A. Al Kisah
Diriwayatkan dari Sa’id bin Abdulloh Al Audi berkata :
“Saya menyaksikan Abu Umamah saat menjelang meninggal dunia, beliau berkata :
“Apabila saya meninggal dunia maka lakukanlah bagiku sebagaimana yang diperintahkan oleh Rosululloh untuk kami lakukan pada orang yang meninggal dunia. Beliau bersabda :
“Apabila salah seorang dari kalian meninggal dunia lalu sudah kalian ratakan kuburannya, maka hendaklah salah seorang dari kalian berdiri pada sisi kepala kubur, lalu hendaklah dia berkata : Wahai Fulan anaknya Fulanah, karena dia akan mendengarnya meskipun tidak bisa menjawab. Kemudian katakan : Wahai Fulan bin Fulanah, maka dia akan duduk sempurna. Kemudian katakan Wahai Fulan anaknya Fulanah, maka dia akan berkata : “Berilah aku petunjuk, semoga Alloh merohmati kalian.” Lalu hendaklah dia katakan : “Ingatlah apa yang engkau bawa keluar dari dunia ini yaitu syahadat bahwa tiada Ilah yang berhak di sembah melainkan Alloh dan Muhammad adalah seorang hamba dan utusan Nya, dan engkau ridlo Alloh sebagai robb mu, islam sebagai agamamu, Muhammad sebagai nabi mu, al Qur’an sebagai imam mu. Karena salah seorang dari malaikat Munkar dan Nakir akan mengambil tangan yang lainnya seraya berkata : Pergilah, tidak usah duduk pada orang yang sudah di talqinkan hujjahnya.” Dengan ini semua maka Alloh akan menjadi hujjahnya dalam menghadapi keduanya.”
...baca selengkapnya >>
SESUATU YANG RAGU TIDAK BISA MENGALAHKAN SESUATU YANG YAKIN
Posted By
Abu Ayaz
Kategori :
Ushul Fiqh
Oleh : Ust. Ahmad Sabiq.
اليَقِيْنُ secara bahasa adalah kemantapan hati atas sesuatu. Terambil kata kata bahasa Arab يَقَنَ الْمَاءُ فِي الْحَوْضِ : yang artinya air itu tenang dikolam
Adapun الشَكُّ secara bahasa artinya adalah keraguan. Maksudnya adalah apabila terjadi sebuah kebimbangan antara dua hal yang mana tidak bisa memilih dan menguatkan salah satunya, namun apabila bisa menguatkan salah satunya maka hal itu tidak dinamakan dengan الشَكُّ
Hal ini dikarenakan bahwa sesuatu yang diketahui oleh seseorang itu bertingkat tingkat, yaitu:
* اليَقِيْنُ : keyakinan hati yang berdasarkan pada dalil
* الظَنُّ : persangkaan kuat
Contoh :
Apabila seseorang sedikit meragukan sesuatu apakah halal ataukah harom, namun persangkaan yang kuat dalam hatinya berdasarkan dalil yang dia ketahui bahwa hal itu haram, maka persangkaan kuat inilah yang dinamakan dengan الظَنُّ
الشَكُّ : Keraguan tanpa bisa memilih dan tidak bisa menguatkan salah satu diantara keduanya
الوَهْمُ : Persangkaan lemah
Contoh : Pada kasus الظَنُّ, maka kemungkinan yang lemah, yaitu halalnya perbuatan tersebut itulah yang dinamakan dengan الوَهْمُ
...baca selengkapnya >>
HUKUM BERMAIN KARTU TANPA TARUHAN
Posted By
Abu Ayaz
Kategori :
Larangan
Pertanyaan :
Bila permainan kartu tidak membuat lalai dari Shalat dan tanpa memberi sejumlah uang ( bertaruh ), apakah itu termasuk hal yang diharamkan ?
Jawaban :
Tidak boleh bermain kartu meskipun tanpa bertaruh karena pada hakikatnya permainan tersebut membuat kita lalai untuk mengingat Allah dan melalaikan Shalat, walaupun sebagian orang menduga atau menganggap bahwa permainan itu tidak menghalangi dzikir dan shalat. Selain itu , permainan tersebut merupakan sarana untuk berjudi yang merupakan sesuatu yang patut di jauhi, sebagaimana firman Allah ,
‘’Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, ( berkorban untuk ) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah perbuatan keji termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan.'' (QS. Al-Maidah :90)
Semoga Allah memberi petunjuk. Shalawat serta salam semoga dilimpahkan kepada Nabi Muhammad beserta keluarga dan sahabatnya .
( Fatwa al-Islamiyah, al-Lajnah ad-Da’imah,(4/435) )
[Fatwa-Fatwa Terkini jilid 3, hal.122 cet, Darul Haq, Jakarta]
Sumber : http://artikelassunnah.blogspot.com/2010/10/hukum-bermain-kartu-tanpa-taruhan.html
ORANG YANG TIDAK MENGERJAKAN SHOLAT TERUS-MENERUS
Posted By
Abu Ayaz
Kategori :
Manhaj
Pertanyaan :
Apa yang dilakukan seseorang, apabila ia mengajak keluarganya untuk menjalankan sholat tetapi mereka tidak mau mendengarkannya. Apakah orang tersebut tetap tinggal di rumah bersama keluarganya atau keluar dari rumahnya ?
Jawab :
Apabila keluarga tersebut tidak menjalankan sholat terus-menerus, maka hukumnya adalah kafir, murtad dan keluar dari islam. Tidak boleh seseorang tersebut tinggal bersama mereka. Tetapi wajib baginya untuk terus mendakwahi keluarganya, dan mudah-mudahan Allah memberikan hidayah kepada keluarganya, karena seseorang yang meninggalkan sholat adalah kafir. Dalilnya adalah dari Al Qur’an, As Sunnah, perkataan Sahabat, dan pandangan hati yang shahih (benar).
Adapun dalil dari Al Qur’an adalah (firman Allah Ta’ala yang artinya ) :
“Apabila mereka bertaubat, mendirikan sholat, dan menunaikan zakat, maka mereka adalah saudara-saudara kalian seagama.” (QS. At Taubah: 11).
Dapat dipahami dari ayat tersebut adalah apabila mereka tidak melakukan yang demikian (taubat, sholat, dan menunaikan zakat) maka mereka bukan dari saudara-saudara kalian seagama. Persaudaraan dalam agama tidak akan terputus dengan perbuatan maksiat, meskipun dosa besar. Tetapi akan terputus apabila seseorang keluar dari Islam.
...baca selengkapnya >>
SHAHIHKAH KISAH ALQOMAH DURHAKA KEPADA IBUNDANYA?
Posted By
Abu Ayaz
Kategori :
Hadits
Kisah Alqamah Durhaka Kepada Ibundanya
Al-kisah :
Konon dikisahkan bahwa pada zaman Rasulullah ada seorang pemuda yang bernama Alqamah. Dia seorang pemuda yang giat beribadah, rajin shalat, banyak puasa dan suka bersedekah. Suatu ketika dia sakit keras, maka istrinya mengirim utusan kepada Rasulullah untuk memberitahukan kepada beliau akan keadaan Alqamah. Maka, Rasulullahpun mengutus Ammar bin Yasir, Shuhaib ar-Rumi dan Bilal bin Rabah untuk melihat keadaannnya. Beliau bersabda, “Pergilah ke rumah Alqamah dan talqin-lah untuk mengucapkan La Ilaha Illallah ”Akhirnya mereka berangkat kerumahnya, ternyata saat itu Alqamah sudah dalam keadaan naza’, maka segeralah mereka men-talqin-nya, namun ternyata lisan Alqamah tidak bisa mengucapkan La ilaha illallah.
Langsung saja mereka laporkan kejadian ini pada Rasulullah.
Maka Rasulullah pun bertanya, “Apakah dia masih mempunyai kedua orang tua?”
Ada yang menjawab, “Ada wahai Rasulullah, dia masih mempunyai seorang ibu yang sudah sangat tua renta.”
Maka Rasulullah mengirim utusan untuk menemuinya, dan beliau berkata kepada utusan tersebut, “Katakan kepada ibunya Alqamah, ‘Jika dia masih mampu untuk berjalan menemui Rasulullah maka datanglah, namun kalau tidak, maka biarlah Rasulullah yang datang menemuimu.’”
Tatkala utusan itu telah sampai pada ibunya Alqamah dan pesan beliau itu disampaikan, maka dia berkata, “Sayalah yang lebih berhak untuk mendatangi Rasulullah.”
...baca selengkapnya >>
CELAH-CELAH TUBUH MANUSIA YANG DAPAT DIMASUKI SETAN
Posted By
Abu Ayaz
Kategori :
Fatwa
Pertanyaan :
Lewat manakah setan menggoda manusia ?
Jawaban :
Celah-celah yang dimasuki setan atas manusia banyak sekali. Dia antaranya, ia datang dari sisi nafsu syahwat kemaluannya, lalu ia merayunya agar berzina dan memikatnya berupa khalwat (menyendiri) dengan perempuan bukan mahram, memandang dan bergabung bersama mereka, mendengar nyanyian mereka dan semisalnya. Ia senantiasa membujuknya hingga ia terjerumus dalam perbuatan keji.
Di antaranya, ia mendatanginya dari sisi syahwat perutnya. Ia merayunya dengan memakan makanan yang haram, minum arak dan mengkonsumsi narkoba serta yang seumpamanya.
Di antaranya, ia mendatanginya lewat jalur tabiat keinginan memiliki, cenderung kepada kekayaan dan kemewahan, ia membujuknya dengan memperluas usaha, halal dan haramnya. Maka ia tidak memperduli memakan harta manusia dengan cara batil berupa riba, mencuri, merampas, mencopet, menipu dan semisalnya.
...baca selengkapnya >>
PENCURI BERITA LANGIT
Posted By
Abu Ayaz
Kategori :
Aqidah
Bismillah,
Mengapa ramalan dari tukang ramal, dukun, paranormal, atau tukang sihir terkadang sesuai dengan kenyataan? Ternyata ada yang mencuri berita dari langit. Mereka bekerjasama dengan syaithan dari bangsa jin yang berusaha menyadap berita yang terjadi dari langit.
Alloh menciptakan langit berlapis-lapis dan bertingkat-tingkat. Alloh berfirman yang artinya,
“Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Rabb Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka lihatlah berulang-ulang, adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang.” (Qs. Al Mulk: 3).
“Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Alloh telah menciptakan tujuh langit bertingkat-tingkat?” (Qs. Nuh: 15).
Tiap-tiap lapisan ada penghuninya sebagaimana halnya bumi. Alloh berfirman,
“Langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Alloh.” (Qs. Al Isra’: 44)
Berita Langit
Sebagaimana telah maklum bahwa sumber segala urusan adalah berasal dari Alloh. Dia berfirman, “Alloh mengatur urusan (makhluk-Nya), menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya), supaya kamu meyakini pertemuan(mu) dengan Rabbmu.” (Qs. Ar Ra’d: 2). Jadi, Alloh mengatur segala urusan sesuai dengan kehendaknya. Alloh berfirman, “Sesungguhnya perintah-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya: ‘Jadilah!’ maka terjadilah ia.” (Qs. Yasin: 82). Inilah yang disebut dengan berita langit. Apapun yang terjadi di alam semesta ini tidak lepas dari ilmu, kehendak, ciptaan dan takdir Alloh Subhanahu wa Ta’ala. “Semua yang ada di langit dan di bumi selalu minta kepada-Nya. Setiap waktu Dia dalam kesibukan.” (Qs. Ar Rahman: 29). Maksudnya Alloh senantiasa dalam keadaan menciptakan, menghidupkan, mematikan, memelihara, memberi rezeki, dan lain-lain.
...baca selengkapnya >>
ENGGAN BERJILBAB DENGAN ALASAN BELUM DAPAT HIDAYAH ?
Posted By
Abu Ayaz
Kategori :
Umum
Bismillah,
Banyak dari wanita muslimah yang belum mau (atau tidak mau?!) berjilbab berdalih: "Allah belum memberiku hidayah. Do'akan aku agar segera mendapat hidayah." Maka mereka ini telah TERPEROSOK ke dalam kesalahan yang NYATA. Kami ingin bertanya: "Bagaimana engkau TAHU bahwa Allah belum memberimu hidayah?"
Jika jawabannya: "Aku tahu."
Maka jawablah dua pertanyaan ini :
1. Apakah engkau ingin mengatakan bahwa dirimu telah melihat ke dalam kitab yang tersembunyi (al-Lauhul Mahfuzh)? Bahwa dirimu telah ditulis sebagai orang yang belum atau tidak mendapatkan hidayah, dan dirimu telah tertulis sebagai orang yang celaka dan bakal masuk neraka?
2. Apakah engkau ingin mengatakan bahwa dirimu telah diberitahu oleh orang lain atau makhluk lain? Bahwa dirimu tidak termasuk wanita yang mendapatkan hidayah?
Jika kedua pertanyaan tersebut tidak mampu kau jawab, bagaimana engkau bisa mengetahui bahwa Allah belum memberimu hidayah?
...baca selengkapnya >>
BOLEHKAH TIDAK MENGHADIRI MAJELIS ILMU KARENA TELAH TERSEDIA BUKU AGAMA DAN RADIO?
Posted By
Abu Ayaz
Kategori :
Umum
Pertanyaan :
Alhamdulillah, kita bersyukur kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala atas berbagai kemudahan yang Allah Subhanahu wa Ta’ala berikan kepada kita dalam mempelajari agama dengan keberadaan majalah, buku terjemahan, vcd, radio Ahlus Sunnah. Pertanyaannya, apakah cukup dengan media-media tersebut sehingga tidak atau jarang menghadiri majelis ilmu?
Jawaban :
Tidak cukup, karena pada awalnya menuntut ilmu itu harus lewat ulama. Walaupun sarana-sarana yang Anda sebutkan bisa digunakan dan dimanfaatkan sebagai sarana menuntut ilmu, namun terkadang seseorang salah dalam memahami apa yang dia baca atau apa yang dia dengar. Kesalahan ini biasanya disebabkan oleh keterbatasan ilmu atau pemahaman yang buruk. Dan jika tidak memahami, dia tidak bisa langsung bertanya. Adapun menuntut ilmu lewat ulama secara langsung, jika ada permasalahan yang belum bisa terpahami dengan baik, dia bisa menanyakannya langsung. Kemudian jika apa yang dia pahami salah, dia bisa segera meluruskan pemahamannya sebelum pemahaman itu melekat kuat. Dia juga bisa belajar cara membela pendapat yang benar dan cara membantah pendapat yang salah.
...baca selengkapnya >>
MEMAHAMI MAKNA KUFRUN DUNNA KUFRIN
Posted By
Abu Ayaz
Kategori :
Manhaj
Oleh : Syaikh Salim bin Id Al-Hilali hafizhahullah
Pertanyaan :
Syaikh Salim bin Id Al-Hilali ditanya : Bagaimana pendapat Anda tentang sebagian da’i yang mengatakan bahwa perkataan Ibnu Abbas Radhiyallahu ‘anhu, yaitu kufrun duna kufrin (kekafiran di bawah kekafiran, yaitu kekafiran yang tidak mengeluarkan dari Islam,-red) berlaku bagi pemerintah yang menjadikan Islam sebagai hukum, lalu dalam beberapa masalah dia menyeleweng ; bukan pada pemerintah yang memang undang-undang mereka tidak menjadikan Islam sebagai sumber hukum, walaupun dia beragama Islam, maka itu adalah kufur Akbar.
Jawaban :
Tentang riwayat Ibnu Abbas, Pertama ; riwayat yang jelas dan sharih (nyata), dalam masalah membedakan antara dua jenis kekafiran, yaitu kufur akbar dan kufur ashghar. Kekafiran yang mengeluarkan dari agama dan kekafiran yang tidak mengeluarkan dari agama.
Karena sesungguhnya, masalah berhukum dengan selain apa yang telah Allah turunkan termasuk kufur ashghar, permulaannya. Dan tidaklah keluar dari kufur ashghar kepada kufur akbar yang mengeluarkan dari agama, kecuali dengan istihlal (meyakini kehalalan berhukum dengan selain yang Allah turunkan).
...baca selengkapnya >>
KEUTAMAAN BERWUDHU
Posted By
Abu Ayaz
Kategori :
As Sunnah
Oleh : Ust. Firanda Andirja.
Bismillah,
Diantara keutamaan-keutamaan dari berwudhu adalah :
1. Allah ta'ala mencintai orang-orang yang bersih, sebagaimana firman Allah :
إِنَّ اللهَ يُحِبُّ التَّوَّابِيْنَ وَ يُحِبُّ الْمُتَطَهِّرِيْنَ
"Seungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertaubat dan mencintai orang-orang yang bersih".(QS. Al-Baqoroh :222)
2. Sesungguhnya gurrah dan tahjil (cahaya akibat wudlu yang nampak pada wajah, kaki, dan tangan) merupakan alamat khusus ummat Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam pada hari kiamat kelak, sebagaimana sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam:
إِنَّ أُمَّتِي يُدْعَوْنَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ غُرًّا مُهَجَّلِيْنَ مِنْ آثَارِ الْوُضُوْءِ
“Sesungguhnya umatku dipanggil pada hari kiamat dalam keadaan bercahaya wajah-wajah, tangan-tangan dan kaki- kaki mereka karena bekas wudlu” (Riwayat Bukhori dan Muslim)
...baca selengkapnya >>