Kitab  Kuning, disebut kitab kuning karena kertas buku yang berwarna kuning  yang pada asal muasalnya dibawa dari Timur Tengah pada awal abad kedua  puluh dan ditulis dengan huruf arab atau di Indonesia ditulis ulang  dengan huruf Arab versi Melayu atau sesuai dengan daerah setempat.  Misalnya : versi Jawa; ditulis dengan huruf Arab tetapi dengan bahasa  Jawa. Versi Sunda, versi Melayu dll. Karena warna kertasnya berwarna  kuning, akhirnya untuk memudahkan penyebutan kitab tersebut, maka  dikatakan "Kitab Kuning", yaitu hakikat sebenarnya suatu kitab atau buku  yang kertasnya berwarna kuning. Buku atau kitab ini umumnya diajarkan  di Pondok-pondok Pesantren Tradisional.
Buku Putih, disebut buku putih karena kertas buku yang berwarna putih,  dan ditulis pada umumnya menggunakan huruf Latin. Bisa jadi hasil dari  terjemahan kitab kuning tadi. Bisa juga berupa buku yang ditulis  bersumber dari berbagai referensi (maraji') dengan berbahasa Indonesia  sehingga menjadi lebih mudah dimengerti dan dipahami bagi kalangan  pembaca yang tidak mengerti bahasa Arab atau tidak bisa membaca tulisan  yang menggunakan huruf Arab, baik versi Arab asli atau Arab Melayu dll.  Namun perlu diperhatikan ! walaupun merupakan terjemahan, akan tetapi  sesuai dengan maksud teks buku aslinya. Sumber pengambilan  (referensi/maraji') jelas, dan dapat dilacak sesuai teks buku aslinya  bagi yang mengerti bahasa Arab. Buku ini juga memuat huruf Arab,  terutama ayat-ayat Al Qur'an dan Hadits-hadits, hanya saja dengan  terjemahan huruf Latin.
Ummat Islam Indonesia menggunakan kata yang berbeda untuk menyebut  buku-buku yang ditulis dengan huruf Latin dan huruf Arab. Untuk  buku-buku yang berhuruf Latin, mereka menyebutnya "Buku", sedangkan yang  behuruf Arab, mereka menyebutnya "Kitab".
Format Kitab Kuning yang paling umum dipakai lebih sedikit kecil dari  kertas kuarto (ukuran 26 cm) dan tidak dijilid, tetapi ada juga yang  dijilid. Lembarang-lembaran (koras-koras) yang tak terjilid tadi  dibungkus kulit sampul, sehingga para santri dapat membawa hanya satu  halaman yang kebetulan sedang dipelajari saja. Umumnya huruf arab  ditulis atau dicetak tanpa mengunakan harakat (tanda baca), atau dikenal  dengan istilah "Arab Gundul" atau "Pegon".
Sebenarnya tidak berbeda seandainya kitab tadi dicetak dengan memakai  kertas berwarna putih, hanya saja sebagian penerbit sengaja mencetak  kitab-kitab tersebut di atas kertas berwarna kuning, karena tampaknya  kitab berwarna kuning ini juga menjadi kelihatan lebih klasik di pikiran  para pemakainya atau pembacanya. Bahkan harga kitab kuning cetakan  versi Beirut misalnya, relative agak mahal harganya daripada cetakan  versi Indonesia. Walaupun isi tidak ada perbedaan sama sekali. 
Dibawah ini, contoh sebagian Judul-judul kitab kuning atau dianggap  Kitab Kuning yang beredar di Indonesia:
Bidang Fiqh:
Fathul Mu'in, Ianah Thalibin, Taqrib, Fath Al Qarib al Mujib, Kifayatul  Akhyar, Bajuri, Iqna', Minhaj At Thalibin, Minhaj at Thullab, Fathul  Wahab, Mahalli, Minhajul Qawwim, Safinah, Kasyifat Al Saja, Sullam al  Taufiq, Tahrir, Riyadh al Badiyah, Sullam Munajat, Uqud al Lujain,  Sittin/Syarah Sittin, Muhazzab, Bughyat al Mutarasyidin, Mabadi  Fiqhiyah, Fiqh Wadih, Sabilal Muhtadin.
Bidang Ushul Fiqh :
Waraqat/Syarah al Waraqat, Lathaif al Isyarat, Jam'ul Jawami', Luma', Al  Asybah wa al Nadhir, Bayan, Bidayah al Mujtahid,
Bidang Aqidah :
Ummul Barahin, Sanusi, Dasuqi, Syarqawi, Kifayatul Awam, Tijanud Daruri,  Aqidatul Awam, Nuruzh Zhulam, Jauharut Tauhid, Tuhfatul Murid, Fathul  Majid, Jawahirul Kalamiyah, Husnul Hamidiyah, Aqidatul Islamiyah.
Bidang Tata Bahasa Arab, Tajwid dan Logika :
1. Ilmu Sharf : Kailani/Syarah Kailani, Maqshud/Syarah Maqshud,  Amtsilatut Tashrifiyyah,  Bina'.
2. Ilmu Nahwu : Jurumiyah/Syarah Jurumiyah, Imrithi/Syarah Imrithi,  Mutammimah, Asmawi, Alfiyah, Ibnu Aqil, Dahlan Alfiyah, Qatrun Nada,  Awamil, Qawaidul 'Irab, Nahwu Wadhih, Qawaidul Lughat.
3. Balagah : Jauharul Maknum, Hidayatus Shiban.
4. Mantiq : Sullamul Munauraq, Idhahul Mubham.
Bidang Tafsir Al Qur'an :
Tafsir Jalalain, Tafsirul Munir, Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir Baidhawi,  Jamiul Bayan (Tafsir Thabari), Tafsir Maraghi, Tafsirul Manar.
Ilmu Tafsir : Itqan, Itmamud Dirayah
Bidang Hadits :
Bulugul Maram, Subulus salam, Riyadhus Shalihin, Shahih Bukhari,  Tajridush Sharih, Jawahir Bukhari, Shahih Muslim/Syarah shahih Muslim,  Arbain Nawawi, Majalisus Saniyah, Durratun Nasihin, Tanqihul Qaul,  Mukhtarul Ahadits, Ushfuriyah, Baiquniyah, Minhatul Mugits.
Bidang Akhlaq dan Tasawwuf :
Ta'limul Muta'alim, Wasaya, Akhlaq lil Banat, Akhlaq lil Banin, Irsyadul  Ibad, Ihya Ulumuddin, Sairus Salikin, Bidayatul Hidayah, Maraqil  Ubudiyah, Hidayatus Salikin, Minhajul Abidin, Sirajut Thalibin, Al  Hikam, Hidayatul Adzkiya, Kifayatul Atqiya, Risalatul Muawanah,  Nashaihud Diniyah, al Azkar.
Sirah Nabawiyah :
Khulashah Nurul Yaqin, Barzanji, Dardir.
SEKILAS  TENTANG  KITAB  KUNING
Kitab kuning adalah istilah yang disematkan pada kitab-kitab berbahasa  Arab, yang biasa digunakan di banyak pesantren sebagai bahan pelajaran.  Dinamakan kitab kuning karena kertasnya berwarna kuning.
Sebenarnya warna kuning itu hanya kebetulan saja, lantaran dahulu  barangkali belum ada jenis kertas seperti zaman sekarang yang putih  warnanya. Mungkin di masa lalu yang tersedia memang itu saja. Juga  dicetak dengan alat cetak sederhana, dengan tata letak lay-out yang  monoton, kaku dan cenderung kurang nyaman dibaca. Bahkan kitab-kitab itu  seringkali tidak dijilid, melainkan hanya dilipat saja dan diberi cover  dengan kertas yang lebih tebal.
Namun untuk masanya, kitab kuning itu sudah sangat bagus, ketimbang  tulisan tangan dari naskah aslinya.
Sampai hari ini sebenarnya kitab kuning masih ada dijual di toko-toko  kitab tertentu. Sebab pangsa pasarnya pun masih ada, meski sudah jauh  berkurang dengan masa lalu. Yang menarik, harganya pun sangat bersaing.  Bayangkan, kitab-kitab itu hanya dijual dengan harga Rp 5.000-an saja  hingga Rp 10.000, tergantung ketebalannya. Padahal isinya tidak kurang  ilmiyah dan bagus dari buku-buku mahal yang berharga jutaan. Kalau  dibandingkan dengan cetakan modern, uang segitu hanya bisa buat beli  buku saku tipis sekali.
Adapun dari sisi materi yang termuat di dalam kitab kuning itu,  sebenarnya sangat beragam. Mulai dari masalah aqidah, tata bahasa Arab,  ilmu tafsir, ilmu hadits, imu ushul fiqih, ilmu fiqih, ilmu sastra  bahkan sampai cerita dan hikayat yang tercampur dengan dongeng.  Keragaman materi kitab kuning sesungguhnya sama dengan keragaman  buku-buku terbitan modern sekarang ini.
Secara umum, keberadaan kitab-kitab ini sesungguhnya merupakan hasil  karya ilmiyah para ulama di masa lalu. Salah satunya adalah kitab fiqih,  yang merupakan hasil kodifikasi dan istimbath hukum yang bersumber dari  Al-Quran dan As-Sunnah. Para santri dan pelajar yang ingin mendalami  ilmu fiqih, tentu perlu merujuk kepada literatur yang mengupas ilmu  fiqih. Dan kitab kuning itu, sebagiannya, berbicara tentang ilmu fiqih.
Sedangkan ilmu fiqih adalah ilmu yang sangat vital untuk mengambil  kesimpulan hukum dari dua sumber asli ajaran Islam. Boleh dibilang bahwa  tanpa ilmu fiqih, maka manfaat Al-Quran dan As-Sunnah menjadi hilang.  Sebab manusia bisa dengan seenaknya membuat hukum dan agama sendiri,  lalu mengklaim suatu ayat atau hadits sebagai landasannya.
Padahal terhadap Al-Quran dan Al-Hadits itu, kita tidak boleh asal kutip  seenaknya. Harus ada kaidah-kaidah tertentu yang dijadikan pedoman. Kalau  semua orang bisa seenaknya mengutip ayat Quran dan hadits, lalu  kesimpulan hukumnya bisa ditarik kesana kemari seperti karet yang melar,  maka bubarlah agama ini. Paham sesat seperti liberalisme, sekulerisme,  kapitalisme, komunisme, bahkan atheisme sekalipun, bisa dengan seenak  dengkulnya mengutip ayat dan hadits.
Maka ilmu fiqih adalah benteng yang melindungi kedua sumber ajaran Islam  itu dari pemalsuan dan penyelewengan makna dan kesimpulan hukum yang  dilakukan oleh orang-orang jahat. Untuk itu setiap muslim wajib hukumnya  belajar ilmu fiqih, agar tidak jatuh ke jurang yang menganga dan gelap  serta menyesatkan.
Salah satu media untuk mempelajari ilmu fiqih adalah dengan kitab  kuning. Sehingga tidak benar kalau dikatakan bahwa kitab kuning itu  menyaingi kedudukan Al-Quran. Tuduhan serendah itu hanya datang dari  mereka yang kurang memahami duduk masalahnya.
Namun bukan sebuah jaminan bahwa semua kitab kuning itu berisi ilmu-ilmu  syariah yang benar. Terkadang dalam satu dua kasus, kita menemukan juga  buku-buku yang kurang baik yang ditulis dengan format kitab kuning.  Misalnya buku tentang mujarrobat, atau buku tentang ramalan, atau  tentang doa-doa amalan yang tidak bersumber dari sunnah yang shahih,  atau cerita-cerita bohong yang bersumber dari kisah-kisah bani Israil ,  juga ditulis dalam format kitab kuning.
Jenis kitab kuning yang seperti ini tentu tidak bisa dikatakan sebagai  bagian dari ilmu-ilmu keIslaman yang benar. Dan kita harus cerdas  membedakan materi yang tertuang di dalam media yang sekilas mungkin  sama-sama sebagai kitab kuning. Dan pada hakikatnya, kitab kuning itu  hanyalah sebuah jenis pencetakan buku, bukan sebuah kepastian berisi  ilmu-ilmu agama yang shahih. Sehingga kita tidak bisa menggeneralisir  penilaian kita tentang kitab kuning itu, kecuail setelah kita bedah isi  kandungan materi yang tertulis di dalamnya.
Wallahu 'alam.
Sumber : Catatan Akhi Anwar Baru Belajar
http://www.facebook.com/notes/anwar-baru-belajar/kitab-kuning-apa-yang-terbayang-dalam-benak-kita-/110597478983436





































Comments (0)
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.