Dari Sa'id bin Musayyab Radhiyallahu anhu, bahwa ia melihat seseorang mengerjakan lebih dari dua rakaat shalat setelah terbit fajar. Lalu beliau melarangnya. Maka orang itu berkata, "Wahai Sa'id, apakah Allah akan menyiksa saya karena shalat?", lalu Sa'id menjawab :"Tidak, tetapi Allah akan menyiksamu karena menyalahi sunnah"

[SHAHIH. HR Baihaqi dalam "As Sunan Al Kubra" II/466, Khatib Al Baghdadi dalam "Al Faqih wal mutafaqqih" I/147, Ad Darimi I/116].



HADITS HADITS DHA'IF DAN MAUDHU' YANG MASYHUR DI KALANGAN KHATIB DAN PENCERAMAH

Share/Bookmark
Posted By Abu Ayaz

Kategori :

Sudah di lihat :



Hadits Dha’if dan Palsu yang Masyhur di kalangan Khatib dan Penceramah

 مَنْ حَجَّ، فَزَارَ قَبْرِيْ بَعْدَ مَوْتِيْ، كَانَ كَمَنْ زَارَنِيْ فِيْ حَيَاتِيْ

"Siapa yang melaksanakan haji kemudian berziarah ke makamku sepeninggalku, maka sama dengan mengunjungiku pada masa hidupku."
Tentang hadits ini, Ibnu Taimiyah rohimahulloh mengatakan: "Hadis ini dha'if." Lihat kitab Qa'idah Jalilah (57). Al-Albani rohimahulloh mengatakan: "Hadis palsu.", al-Dha'ifah (no. 47), lihat juga kitab Dzakhirat al-Huffadz, karya Ibn al-Qaisarani (4/5250)

 اخْتِلاَفُ أُمَّتِيْ رَحْمَةٌ

"Perselisihan umatku adalah rahmat"

Hadis ini maudhu' (palsu), lihat kitab al-Asrar al-Marfu'ah (no. 506), Tanzih al-Syari'ah (2/402). Al-Albani rohimahulloh mengatakan: "Tidak memiliki sumber sama sekali", Al-Dha'ifah (no. 11)

 أَصْحَابِيْ كَالنُّجُوْمِ بِأَيِّهِمْ اقْتَدَيْتُمْ اهْتَدَيْتُمْ

"Sahabat-sahabatku ibarat bintang, dengan siapa saja kamu mengambil petunjuk maka kamu telah mendapatkan petunjuk."
Dalam redaksi lain disebutkan:

 إِنَّمَا أَصْحَابِيْ مِثْلُ النُّجُوْمِ فَأَيُّهُمْ أَخَذْتُمْ بِقَوْلِهِ اهْتَدَيْتُمْ

"Sesungguhnya para sahabatku ibarat bintang, siapa saja yang kalian ambil perkataannya, maka kalian telah mendapatkan petunjuk."

Ibn Hazm rohimahulloh mengatakan: "Hadis ini palsu dan bathil, sama sekali tidak benar!" lihat kitab al-Ihkam fi Ushul al-Ahkam (5/64 dan 6/82). Al-Albani berkata: "Hadis palsu" al-Dha'ifah (no. 66), lihat pula kitab Jami'u Bayani al-Ilmi wa Fadhlihi, karya Ibn Abdilbarr (2/91)

 مَنْ عَرَفَ نَفْسَهُ فَقَدْ عَرَفَ رَبَّهُ

"Siapa yang mengenal dirinya, maka ia telah mengenal Rabbnya"

Hadis ini maudhu', lihat kitab al-Asrar al-Marfu'ah (no. 506), Tanzih al-Syari'ah (2/402), dan Tadzkirat al-Maudhu'at (no. 11)

 أَدَّبَنِيْ رَبِّيْ، فَأَحْسَنَ تَأْدِيْبِيْ

"Allah mendidikku maka Dia mendidikku dengan sebaik-baik pendidikan"

Ibn Taimiyah rohimahulloh mengatakan: "Hadis ini tidak dikenal memiliki sanad yang valid". Lihat kitab Ahaditsu al-Qashshash (no. 78). Disebutkan oleh al-Syaukani dalam al-Fawa'idu al-Majmu'ah (no. 1020), juga al-Fatani dalam Tadzkirat al-Maudhu'at (no. 87)

 النَّاسُ كُلُّهُمْ مَوْتَى إِلاَّ الْعَالِمُوْنَ، وَالْعَالِمُوْنَ كُلُّهُمْ هَلْكَى إِلاَّ الْعَامِلُوْنَ،وَالْعَامِلُوْنَ كُلُّهُمْ غَرْقىَ إِلاَّ الْمُخْلِصُوْنَ، وَالْمُخْلِصُوْنَ عَلىَ خَطَرٍ عَظِيْمٍ

"Manusia itu semuanya mati kecuali orang yang alim, orang alim (ulama') semuanya binasa kecuali orang yang mengamalkan ilmunya, dan orang yang mengamalkan ilmunya semuanya akan tenggelam kecuali orang-orang yang ikhlas, dan orang-orang yang ikhlas itu berada dalam bahaya yang besar."

Al-Shaghani rohimahulloh mengatakan: "Hadis ini palsu dan banyak cacat, yang benar dalam tata bahasa adalah al-alimin (orang-orang alim). Lihat kitab al-Maudhu'at (no. 200), al-Syaukani menyebutkan hadis ini dalam kitab al-fawa'id al-Majmu'ah (no. 771), al-Fitani dalam Tadzkirat al-Maudhu'at (no. 200)

 سُؤُرُ الْمُؤْمِنِ شِفَاءٌ

"Sisa (bekas) minum orang mukmin itu mengandung obat."

Hadis ini tidak berdasar. Lihat kitab al-Asraru al-Marfu'ah (no. 217), Kasyf al-Khafa' (1/1500), dan al-Dha'ifah (no. 78)

 إِذَا رَأَيْتُمُ الرَّايَاتِ السُّوْدَ خَرَجَتْمِنْ قِبَلِ خُرَاسَانِ، فَأْتُوْهَا وَلَوْ حَبْواً فَإِنَّ فِيْهَا خَلِيْفَةَ اللهِ الْمَهْدِيَّ

"Jika kalian melihat bendera-bendera hitam keluar dari arah Khurasan, maka datangilah sekalipun dengan merangkak, karena di sana terdapat khalifatullah al-Mahdi!"

Hadis dha'if. Lihat kitab al-Manar al-Munif, karya Ibnul Qayyim (no. 340), dan al-Maudhu'at karya Ibnul Jauzi (2/39), serta Tadzkirat al-Maudhu'at (no. 233)


Sumber: Majalah Qiblati Edisi 1 th III
http://www.qiblati.com/majalah/hadits-dhaif-dan-palsu-yang-masyhur-di-kalangan-khatib-dan-penceramah,detail-15-329


Share

Comments (0)

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.