Dari Sa'id bin Musayyab Radhiyallahu anhu, bahwa ia melihat seseorang mengerjakan lebih dari dua rakaat shalat setelah terbit fajar. Lalu beliau melarangnya. Maka orang itu berkata, "Wahai Sa'id, apakah Allah akan menyiksa saya karena shalat?", lalu Sa'id menjawab :"Tidak, tetapi Allah akan menyiksamu karena menyalahi sunnah"

[SHAHIH. HR Baihaqi dalam "As Sunan Al Kubra" II/466, Khatib Al Baghdadi dalam "Al Faqih wal mutafaqqih" I/147, Ad Darimi I/116].



BENARKAH KISAH TENTANG SARANG LABA-LABA DI GUA TSAUR ?

Share/Bookmark
Posted By Abu Ayaz

Kategori :

Sudah di lihat :


Bismillah,
Diantara hadits2 tidak shahih yang telah sampai kepada kita ,dan sangat terkenal adalah, seperti kisah sarang laba-laba di mulut gua dan adanya burung merpati didalam gua ketika Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dan Abu Bakar shiddiq radhiallahu 'anhu bersembunyi di gua tersebut untuk menghindari kejaran orang Quraisy.

Inilah riwayatnya secara makna :

"Saat Rosululloh dan Abu Bakr sudah sampai ke goa, maka beliau bersama Abu Bakar masuk kedalamnya, lalu datanglah seekor laba-laba dan sepasang burung merpati ke mulut goa atas perintah Alloh Ta’ala. Adapun laba-laba maka dia langsung membuat rumah di mulut goa, sedangkan burung merpati segera membuat sarang dan bertelur disitu. Maka tatkala para pemuda Quraisy yang sedang kebingunagn karena kehilangan jejak beliau sudah sampai ke dekat goa, maka salah seorang diantara mereka pergi mendekat, akan tetapi karena melihat dimulut goa ada rumah laba-laba yang belum rusak dan burung merpati yang sedang bertelur, maka dia pun balik dan tidak melihat kedalam goa. Tatkala teman-temannya menanyakan :” Kenapa kok tidak melihat kedalam goa ? maka dia menjawab : Ada seekor laba-laba dan sepasang burung merpati di mulut goa, saya yakin tidak ada siapa-siapa didalamnya.”

[Kisah dengan lafadl semacam ini adalah yang masyhur di Indonesia. Ada sedikit perbedaan redaksi dengan yang terdapat dalam beberapa hadits. Namun inti permasalahannya sama. Walohu a’lam]


Derajat kisah dari kisah ini :

Berkata Syaikh Al Albani dalam Adh Dho’ifah : Hadits ini munkar

Takhrij kisah ini :
Hadits ini memiliki empat jalan dengan redaksi yang sedikit berbeda :

Jalan Pertama : Kisah diatas
Hadits yang menceritakan kisah ini diriwayatkan oleh Thobroni dalam Al Kabir : 1082, Al Bazzar : 1741, Al Uqoili dalam Adh Dhu’afa 1462 dan Baihaqi dalam Ad Dala’il 2/213 dari jalan Aun bin Amr al Qoisi, dia berkata : Telah menceritakan kepada kami Abu Mush’ab Al Makki berkata : Saya bertemu dengan Zaid bin Arqom, Mughiroh bin Syu’bah dan Anas bin Malik menceritakan hadits diatas.

Hadits ini hanya diriwayatkan dari jalan Aun dari Abu Mush’ab, sebagaimana yang dikatakan oleh Imam Bazzar, beliau berkata : Kami tidak mengetahui ada yang meriwayatkan hadits ini kecuali Aun bin Amr dan dia adalah seorang dari daerah Bashroh yang masyhur. Sedangkan Abu Mush’ab, kami tidak mengetahui ada yang menceritakan darinya kecuali Aun.”

Sisi cacat hadits dari jalan pertama tersebut :

1. Aun bin Amr Al Qoisi
Berkata Imam Adz Dzahabi dalam Mizanul i’tidal : 6535 : Berkata Ibnu Ma’in : Tidak ada apa-apanya, berkata Imam Bukhori : dia seorang yang munkar hadits dan majhul.”

Imam Adz Dzahabi kemudian membuat contoh hadits munkar yang diriwayatkan oleh Aun, dan hadits ini adalah salah satunya.

2. Abu Mush’ab
Dia seorang yang majhul ain sebagimana yang dikatakan oleh Bazzar dan Al Uqoili. Dan majhul ain adalah seorang yang rowi yang hanya diriwayatkan oleh seorang rowi dan tidak diketahui ketsiqohannya. Hukum hadits majhul ain adalah lemah, sebagaimana yang telah mapan dalam disiplin ilmu hadits.

Jalan kedua :
Sama dengan kisah diatas, namun hanya menyebut laba-laba, tanpa adanya kisah sepasang merpati.

Diriwayatkan oleh Abu Bakr al Qodli dalam Musnad Abu Bakr, beliau berkata : Telah menceritakan kepada kami Basysyar al Khoffaf, dia berkata : “Telah menceritakan kepada kami Ja’far bin Sulaiman , Telah menceritakan kepada kami Abu Imron, Telah menceritakan kepada kami Mu’alla bin Ziyad dari Hasan Al Bashri berkata : Rosululloh berangkat bersama Abu Bakr ke goa, lalu keduanya masuk, maka datanglah seekor laba-laba lalu membuat rumah dimulut goa. Lalu datanglah para pemuda Quraisy, namun tatkala mereka melihat ada sarang laba-aba disitu maka mereka mengatakan : Tidak ada seorangpun yang memasukinya.”

Kisah ini lemah sekali

Sisi kelemahan hadits ini :

1. Mursalnya Hasan al Basri, karena beliau adalah seorang Tabi’in dan langsung menceritakan dari Rosululloh .
Berkata Imam Ahmad : Tida ada hadits mursal yang lebih lemah dibandingkan mursalnya Hasan. (Lihat Tadribur Rowi oleh As Suyuthi 1/204)

2. Basyar al Khofaf
Berkata Nasa’i : Basyar : Tidak tsiqoh (Adh Dhu’afa wa Matrukin : 80)
Berkata Bukhori : Dia munkar hadits ( At Tarikh Al Kabir : 1935)
Berkata Yahya bin Ma’in : Dia seorang yang tidak tsiqoh.
Berkata imam Adz Dzahabi : Dia dilemahkan oleh Abu Zur’ah.
Berkata Ibnu Gholabi : Dia termasuk para pendusta.

Jalan ketiga :
Singkat cerita : Dari Ibnu Abbas berkata : Tatkala orang-orang Quraisy bermusyawarah untuk membunuh Rosululloh, maka Alloh memberitahukan hal itu kepada Rosululloh. Maka Rosululloh memerintahkan Ali bin Abi Tholib untuk tidur di rumah beliau dan beliau pergi sehingga sampai di goa. Pagi harinya orang-orang Quraisy tatkala menyadari bahwa Rosululloh telah pergi maka mereka mencarinya dan sampai kedekat goa, saat mereka melihat ada rumah laba-laba dimulut goa maka mereka berkata : Seandainya dia masuk sini maka tidak mungkin ada rumah laba-laba disini.”

Kisah ini lemah

Diriwayatkan oleh Ahmad 3251, Abdur Rozaq : 9743, Thobroni 12155 dari jalan Ma’mar bin Utsman al Jazri dari Muqsim dari Ibnu Abbas.

Sisi kelemahan hadits ini :

Sisi kelemahan hadits ini adalah Utsman Al Jazri

Berkata Ibnu Abi Hatim dalam Jarh wat Ta’dil 2/162 : Dia tidak bisa dijadikan sebagai hujjah Dia pun dilemahkan oleh Adz Dzahabi dalam Mizan 5510 dan Ibnu Hajar dalam Lisan : 5526.


Jalan keempat :
Silsilah riwayat : “Saya mencintai laba-laba”

Diriwayatkan oleh Ad Dailami dalam Musnad Firdaus. Berkata telah menceritakan kepadaku bapakku berkata : Saya mencintai lala-laba sejak saya mendengar guruku Abu Ishaq bin Ibrohim Al Maroghi dan Muhammad bin Ja’far al Muthohhar – dengan sanad yang panjang semuanya perowinya berkata : “Saya mencintai laba-laba” sampai kepada – Muhammad bin Sirin berkata : Saya mencintai laba-laba sejak saya mendengar dari Abu Huroiroh berkata : “Saya mencintai laba-laba sejak saya mendengar Abu Bakr berkata : Saya selalu mencintai laba-laba sejak saya melihat Rosululloh mencintainya dan beliau bersabda : Semoga Alloh membalas sang laba-laba dengan balasan yang baik, dia membuat sarang untuk melindungiku dan Abu Bakr saat berada di gua, sehingga orang-orang musyrik tidak bisa melihat dan menemukan kami.

Derajat hadits ini :

Berkata Syaikh Al Albani : Ini adalah Munkar

Sisi kelemahannya :

Didalam sanadnya terdapat seorang rowi bernama Abduloh bin Musa as Sulami. Berkata al Khothib al Baghdadi : Dia banyak meriwayatkan hadits-hadits aneh dan mungkar.
Beliau juga berkata : Dia meriwayatkan dari siapa saja, baik orang-orang yang majhul maupun lainnya.
Berkata Imam Adz Dzahabi : dia meriwayatkan hadits yang aneh bin ajaib, dia menceritakan hadits yang tidak ada asal usulnya.”
Berkata Syaikh al Albani : di hadits ini juga ada beberapa perowi yang tidak saya kenal.”


Kesimpulan :
Berkata Syaikh Al Albani :
Ketahuilah, bahwa hadits tentang laba-laba dan dua burung dara tidak shohih meskipun sangat banyak disebut dalam berbagai kitab dan ceramah seputar kisah hijrahnya Rosululloh ke Madinah, oleh karena itu ketahuilah hal ini.” (Lihat Adh Dho’ifah : 1189)
Wallohu a’lam

[disarikan dari Adh Dho’ifah Syaikh Al Albani dan Silsilah Tahdzir Da’iyah oleh Syaikh Ali Al Hasyisy.]

Sumber : http://maktabah-islamiyah.blogspot.com/2010/05/sepenggal-kisah-lemah-seputar.html


Share

Comments (0)

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.