Dari Sa'id bin Musayyab Radhiyallahu anhu, bahwa ia melihat seseorang mengerjakan lebih dari dua rakaat shalat setelah terbit fajar. Lalu beliau melarangnya. Maka orang itu berkata, "Wahai Sa'id, apakah Allah akan menyiksa saya karena shalat?", lalu Sa'id menjawab :"Tidak, tetapi Allah akan menyiksamu karena menyalahi sunnah"

[SHAHIH. HR Baihaqi dalam "As Sunan Al Kubra" II/466, Khatib Al Baghdadi dalam "Al Faqih wal mutafaqqih" I/147, Ad Darimi I/116].



ESQ DALAM SOROTAN

Share/Bookmark
Posted By Abu Ayaz

Kategori :

Sudah di lihat :



Sering orang membicarakan ESQ yang dikenal dengan tokohnya, Ary Ginanjar Agustian. Bahkan Ustadz Farid Ahmad Okbah pernah membahas ESQ itu di Radio Dakta di Bekasi Jawa Barat, yang kemudian dimuat di situs alislamu.com dalam bentuk suara. Masyarakat pun sering mempertanyakan, bagaimana sebenarnya muatan ESQ Training yang dikhabarkan banyak pengikutnya dari berbagai kalangan, baik dalam negeri maupun luar negeri.

Akhir-akhir ini beredar pula komentar terhadap ESQ, di antaranya ada yang mencatat 27 point mengenai ESQ. Catatan itu tidak mencantumkan penulisnya, namun tampaknya disertai bukti-bukti berupa contoh-contoh dan juga rujukan yang kongkret dari buku-buku ESQ, maka kami kutip di sini. Semoga bermanfaat.

Postingan ini mengenai training ESQ yang mungkin anda sudah pernah mengikutinya, atau baru mendengarnya.

Maksud artikel ini, tak lebih dari ingin saling menasehati sesama kaum muslimin, mudah-mudahan bermanfaat.

Dan untuk mendapatkan hasil yang maksimal, silahkan dibaca semuanya, dan satu syarat lagi, musti dengan hati dan kepala yang dingin.
Silahkan disimak!

ESQ DALAM CATATAN

Krisis multi dimensi yang menimpa bangsa tercinta, bangsa Indonesia yang belum kunjung reda, dan bahkan makin melilit kuat menjerat rakyat kecil tanpa ada rasa belas kasih, serta membuat angka kemiskinan anak bangsa makin membesar, adalah akibat ulah tangan para pengelola yang tidak bertanggung-jawab. Keseimbangan yang merupakan ciri khas hokum penciptaan Allah diobrak-abrik oleh para pengelola bangsa yang buta mata hatinya.

Berbagai upaya dilakukan oleh berbagai komponen bangsa, baik secara kolektif, krusial dan rumit.

Di antara sekian upaya yang dilakukan itu adalah apa yang dilakukan oleh Ary Ginanjar Agustian dengan ESQ Model-nya yang fenomenal. ESQ Model ini sudah tidak asing bagi masyarakat kita, bahkan buku monomental Ary yang berjudul “Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi dan Spiritual” sudah terjual lebih dari 150.000 eksemplar dan sudah dicetak lebih dari 20 kali!

Banyak sisi kebaikan yang terdapat di dalam ESQ Model ini, diantaranya adalah:

1. Menumbuhkan kesadaran akan eksistensi para peserta di muka bumi ini sebagai Khalifah (wakil Allah).

2. ESQ mampu menggugah nurani para peserta training dan mengenalkan wujud Allah Subhanahu Wa Ta’ala kepada mereka, kebesaran, keagungan,keperkasaan dan kemaha pemurahanNya.

3. ESQ mampu menghidupkan kembali cahaya nurani para peserta training yang selama ini padam.

4. ESQ mampu mengasah spiritualitas para peserta.

Hal itu tampak jelas dari pengakuan banyak mantan peserta training yang selama ini merasa hati (spiritualitas)nya kering kerontang.

Namun, dibalik berbagai kebaikan yang terdapat pada ESQ Model, terdapat pula sisi negatifnya, bahkan boleh dikata sudah menyangkut permasalahan yang sangat prinsip.

Di antara sisi negatif yang harus segera dihindari itu adalah sebagai berikut:

1.  Ary Ginanjar yang mencetuskan model ESQ Training ini tidak mau mengatakan kalau ESQ Model yang diasuhnya adalah lembaga da‘wah atau sebagai kegiatan da‘wah, padahal training yang diselenggarakan tidak lepas dari ayat-ayat al-Qur’an dan hadits-hadits Nabi Shallallahu alaihi wasallam, bahkan ada kutipan-kutipan perkataan shahabat nabi Shallallahu alaihi wasallam. Kenyataan ini ternyata berlawanan dengan yang tertera di dalam buku saku ESQ Model yang dibagikan kepada peserta secara gratis, sebagai berikut “ Tiada hari tanpa da‘wah” yang kemudian dikutip pula ayat al-Qur’an 125 dari Surah al-Nahl.

Di sela-sela trainingnya di hadapan para peserta dan pada saat emosi dan spritual para peserta tersentuh Ary mengatakan ‘ini bukan sekedar training!’. Ia ucapkan lebih dari sekali.

Namun hal ini tidak masalah, apakah ESQ Model itu disebut lembaga da‘wah atau bukan, akan tetapi jujur itu lebih baik ! Atau memang ada sesuatu hal yang terselubung di balik ESQ Model ini.
Wallahu a‘lam.

2.  Setiap suasana emosi dan ektasi, dzikir dan do‘a selalu diiringi dengan lantunan musik lembut, dengan maksud agar bisa mencapai pada titik alpha, tutur Ary. Bahkan dentuman suara musik yang selalu mengawali acara training pun sampai membuat jantung terasa sakit, sehingga tidak mungkin acara-acara seperti ini diselenggarakan di masjid-masjid. Ia memang pantas kalau disenggarakan di hotel-hotel? Cara-cara seperti ini merupakan kebiasaan dan sunnah kaum nasrani yang kita dilarang oleh Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam mengikutinya.

Dalam kaidah ushul disebutkan : Tujuan  tidak boleh menghalalkan segala cara.

3.  Bershalawat sambil nyanyi pun dilakukan, bahkan Haddad Alawi yang berfaham Syi’ah yang sangat anti bershalawat kepada para shahabat Nabi menjadi bintang tamu. Dalam shalawatnya Alawi tidak pernah menyebut para shahabat Nabi.

4.  Shalawat sambil menyanyi pun dianggap sebagai pengamalan terhadap perintah bershalawat kepada nabi yang tertera di dalam surah al-Ahzab.

5.  Shalawat kepada nabi Shallallahu alaihi wasallam itu artinya memohon kepada Allah, berdo‘a kepada- Nya agar rahmat, kedudukan yang mulia di sisi- Nya dianugerahkan kepada Nabi Muhammad, Shallallahu alaihi wasallam. Oleh karena shalawat adalah do‘a, maka do‘a harus dilakukan sebagai mana do‘a lainnya, bukan dengan bernyanyi…..! Para sahabat Nabi Shallallahu alaihi wasallam, para tabi‘in dan para pemuka imam Madzhab yang empat yang sudah tidak diragukan kecintaan mereka kepada nabi Shallallahu alaihi wasallam tidak pernah bershalawat dengan cara bernyanyi.

6.  Nuansa sufistik pun sangat kental dalam trining ESQ ini,dzikir Lâ ilâha illalloh bersama sambil geleng-geleng kepala dengan suara nyaring pun dilakukan dan dipimpin oleh Ary sendiri.

7.  Tafsir batiniy terhadap rukun iman dan rukun Islam pun sangat kental, terutama dalam menafsirkan surat al-Fatihah dan ritual haji, sebagaimana akan disebutkan di bawah.

8.  Ketika peserta sudah berada dalam kondisi tersentuh spiritualitasnya mereka disuruh sujud dan minta ampun dan ada juga yang bertakbir histeris. Sujud apa ini? Tidak jelas…… Sehabis sujud kadang diselingi dengan teriyakan yel-yel ESQ, Mars ESQ atau senam erobic atau lainnya. Allahul musta'an !.

9.  Untuk menambah suasana histeris, petugas menghampiri peserta yang histeris menangis dan memperdengarkannya kepada halayak melalui pengeras suara! Harus seperti inikah melatih dan mengasah ESQ para peserta ?

10. Tafsir sufi (batiniy, isyaariy) terhadap surah al-fatihah pun terjadi, seperti ihdinas shirâthal mustaqîm (Ihdinâs dengan H besar, yang harus dibunyikan dari dalam perut diartikan “menunjukkan kesungguhan dalam beraksi” dan ayat-ayat sebelum dan sesudahnya di artikan secara paksa agar sesuai dengan jiwa managemen perusahaan.

11. Demikian pula tafsir terhadap ritual haji. Bahkan tiga hari pertama dari training terkesan diartikan sebagai prosesi wuquf, yang dalam ESQ training berwujud ZMP, sedangkan hari keempat sebagai prosesi thawaf dan sa‘i. Thawaf dan Sa‘i diartikan sebagai simbol kerja keras (total action).

Yang lebih nyeleneh lagi adalah pada hari keempat ada simulasi sa‘i dan thawaf yang tidak hanya sekedar simulasi, melainkan benar-benar harus dirasakan seperti melontar jumroh, sa‘i dan thawaf di Ka‘bah yang harus dilakukan dengan ikhlas dan dengan niat yang sebenarnya .

Melontar diartikan membuang sifat-sifat buruk yang ada pada diri, dan yang dilempari pun adalah gambar makluq yang menyeramkan (syetan) yang telah disediakan panitia, berikut batu kerikil imitasinya. Sa‘i dan thawaf diartikan sebagai simbol kerja keras (total action). Seusai Sa‘I di tempat training, maka peserta harus melakukan thawaf di tempat yang sama dengan mengelilingi Ka‘bah buatan. Ini benar-benar ajaran sufi yang menyimpang.

12. Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam tidak pernah mengajarkan hal-hal seperti itu kepada para shahabatnya. Bahkan, Umar bin Khatthab, Radiyallahu anhu (yang selalu mendapat ilham) pada saat melaksnakan ibadah haji di masa ke-Khalifah-annya tidak pernah mempunyai pehamanan seperti itu. Malah saat beliau akan mengecup Hajar Aswad beliau berkata: Hai hajar Aswad, aku tahu bahwa kamu tidak bisa memberi menfaat dan tidak pula dapat mendatangkan mudarat. Kalau saja bukan karena aku telah melihat Rasulullah mengecupmu niscaya aku tidak akan mengecupmu.

13. Sebelum mereka melakukan ibadah haji pun sudah “total action”, bahkan mengerahkan semua kemampuan dalam beramal dengan semangat ikhlas dan ihsan sudah mereka sadari sebagai tuntutan tauhid dan ketulusan mengabdi kepada Allah subhanahu wa ta'ala, jauh sebelum mereka mengenal ibadah haji.

14. Dengan empat hari itu terkesan bahwa ajaran Islam sudah lengkap dan sempurna, maka ayat 3 suarah al-Ma’idah pun dibacakan sebagai tanda sempurnanya ajarannya. Dengan demikian ESQ Training mengesankan bahwa Islam ala ESQ itulah cerminan Islam sejati. Kesan ini pun lebih nampak lagi dengan dibuatnya kartu alumni bagi para peserta yang telah mengikuti training selama 4 hari, yang dengan kartu itu peserta dapat mengechas kembali iman mereka, sekalipun beberapa alumni sedang ‘ngechas’ yang kami wawancarai mengatakan “kami tidak menangis seperti waktu dulu saat training, karena tidak ada yang baru lagi bagi kami”.

15. Bagi Ary, sumber utama kebenaran adalah suara hati. Kebenaran ‘Suara hati’ bagi Ary di atas kebenaran al-Qur’an dan hadits Nabi Shallallahu alaihi wasallam. Berikut ungkapnya: “Pergunakanlah suara hati anda yang terdalam sebagai sumber kebenaran, …..” Lebih lanjut ia mengatakan: “…., dan ayat-ayat Al Qur’an sebagai dasar berpijak (legitimasi). Dan yang terpenting adalah legitimasi suara hati anda sendiri, sebagai nara sumber kebenaran sejati” (Lihat: Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi dan Spiritual. Hal. Liv).

Suara hati dalam bahasa kaum sufi sering disebut dengan Dzauq (rasa hati) yang pada prinsipnya sama, yaitu sumber kebenaran sejati. Maka tidak heran kalau dari mulut mereka kita dengar ungkapan “haddatsanii robbii ‘an nafsii” (Tuhan ku menginformasikan kepada ku melalui jiwa ku). Juga ungkapan: “kalian belajar kepada orang yang sudah mati, sedangkan kami belajar langsung kepada Yang Maha Hidup”.

16. Keyakinan Ary yang lebih rancu dan sangat berbahaya lagi adalah ungkapannya bahwa Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam dalam kepribadiannya sebagai Rasul yang sekaligus sebagai pemimpin abadi sangat mengandalkan logika dan suara hati. Berikut ungkapannya: “Itulah tanda bahwa Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam merupakan nabi penutup, atau yang terakhir, yang begitu mengandalkan logika dan suara hati, …….” (Lihat buku Rahasia Sukses …. ESQ, hal. 100).

Padahal kita kaum muslimin meyakini bahwa Nabi Shallallahu alaihi wasallam selalu bersandar kepada wahyu ilahi yang diturunkan melaui Jibril. Wahyu ilahi bukan suara hati!

17. Bisakah Ary membedakan mana suara Tuhan dan mana suara syetan! Dikuatirkan akan muncul Mirza Ghulam Ahmad abad 21 dan Lia Aminuddin baru lagi ! Apa lagi Ary mulai dan sering mengutarakan hal-hal ganjil, seperti melihat cahaya yang ia yakini Allah, dan merasa ada hantaman angin di wajahnya sehabis memberikan materi trainingnya, yang ia yakini hembusan angin malaikat ! Allahul musta'an !!

18. Misteri Graha 165. Adalah graha yang dirancang untuk pusat Training ESQ. Setelah uji kelayakan tanah, ternyata tanah ini serupa kwalitasnya dengan tanah di Mekkah, maka Graha ESQ merupakan satu- satunya bangunan pencakar langit di Ibu kota yang dibangun tidak menggunakan pondasi pancang. Hal ini dianggap sebagai ‘karomah’ bagi Ary dan ESQ-nya.

Sample tanahnya pun dibuat cindera mata yang dipersembahkan kepada salah seorang tokoh di antar peserta training.

Graha ini pun dalam rencananya dilengkapi dengan satu ruang samedi (pertapaan) khusus bagi para alumni ESQ yang terletak di paling puncak bangunan. Ia bukan mushalla dan bukan juga masjid. Sebab mushalla sudah di sediakan di lantai bawah. Hal ini diungkapkan oleh Ary sendiri pada saat mengenalkan program pembangunan Graha 165 guna mendapatkan dukungan dana dari para peserta.

Dalam Islam tidak ada samedi atau pertapaan. Bahkan, apa yang pernah dilakukan Nabi Shallallahu alaihi wasallam di gua Hira’ sebelum diangkat menjadi Nabi, beliau tidak pernah menganjurkannya kepada ummatnya dan tidak pernah pula dilakukan oleh seorang pun di antara shahabatnya. Islam hanya mengajarkan i‘tikaf yang hanya bisa dilakukan di masjid-masjid.

19. Ayat-ayat al-Qur’an sering diartikan tidak pada tempat atau maksud yang sesungguhnya, hal ini banyak terdapat di dalam buku monumentalnya. Seperti ayat Q.S 40 Surat al-Mu’minun, ayat 17, “Hari ini setiap orang mendapat balasan menurut usahanya. Hari ini tiada kezaliman. Allah sungguh cepat membuat perhitungan”. Ary jadikan ayat ini sebagai legitimasi terhadap hadiah yang diberikan kepada seorang karyawan berinisial “DS” oleh atasannya yang di luar dugaan sebelumnya, karena telah melakukan suatu pekerjaan tanpa mengharapkan sesuatu apapun. (Lihat kisahnya pada halaman 52 dari buku ESQ). Padahal ayat di atas berkenaan dengan pembalasan Allah di hari akhirat kelak, yaitu pada yaumul hisab.

20. ESQ Model yang dicetus oleh Ary nampaknya menganut faham pluralisme agama. Hal itu tampak dari ungkapan salah seorang Prof.UI yang menjadi salah satu petinggi ESQ dalam sambutannya pada acara penutupan training. Bahkan, Prof. Dr. Komaruddin Hidayat yang menganut faham pluralis pun digandeng dan ditetapkan sebagai salah satu anggota sidang redaksi Majalah Nebula-nya ESQ yang dipimpin oleh Ary.

Faham pluralisme agama sudah difatwakan haram oleh majlis Ulama Indonesia tahun lalu, bahkan para ulama-ulama Islam sebelumnya menegaskan bahwa orang yang meyakini agama selain Islam benar adalah murtad.

21. Bagi para peserta yang selama ini belum pernah menangis karena takut kepada Allah, dan belum pernah merenungkan ayat-ayat al Qur’an dan ayat-ayat kauniyah, ESQ Training adalah segala-galanya. Bahkan akan berkesimpulan “ESQ Training” adalah jalan hidupnya. Dan bagi yang sudah pergi haji bersama group “ESQ Training” pun akan timbul rasa bahwa tidak sempurna bila tidak beribadah haji bersama group “ESQ Training”.

Tidak begitu halnya bagi orang yang sudah biasa dekat kepada Allah dan mengenal keagungan, kebesaran dan rahmat-Nya, ESQ Training itu biasa-biasa saja. Bahkan, bagi orang yang pernah tafaqquh fiddin dengan benar yang bersumber kepada al-Qur’an dan Sunnah secara komprehensif dan integral, ESQ Training perlu diluruskan.

22. Pengkultusan terhadap Ary dan ESQ-nya kini mulai kental terasa, dan jika tidak segera diwaspadai dan Ary tidak siap diberi nasihat dan selalu bersikap ZMP yang didengungkannya, maka tidak mustahil kalau “ESQ Training” akan menjadi agama baru bagi bangsa Indonesia. Apa lagi Ary dengan ESQ nya mendapat respon dari pemerintah, bahkan mereka yang ikut dalam training pun bukan sembarang orang, melainkan para petinggi negara!

23. Dalam mengartikan al-Asma’ul Husna dan dalam upaya merefleksikannya di dalam dunia bisnis dan leadership banyak disalahartikan dan dipaksakan agar sesuai dengan keinginan Ary. Seperti nama “al-aakhir” diartikan Allah bersifat visioner, dan akhlaq yang harus diambil adalah manusia harus memiliki visi.

Al-jaami’ yang berarti Maha Penghimpun, Ary merefleksikannya dalam arti keharusan “kerjasama”. Dan masih banyak lagi nama-nama Allah lainnya yang disalahartikan. Di dalam menanamkan asma’ul Husna ini Ary mengutip hadits palsu yang sering dipakai oleh kaum sufi untuk menanamkan ajarannya, yaitu: takhallquu biakhlaaqil-llah (berakhlaqlah dengan akhlaq-akhlaq Allah).

Al-Matin : akhlaq yang harus diambil adalah sikap selalu berdisiplin. Kalau al-mutakkabbir yang ditiru atau diambil apanya ? Atau diartikan Yang Maha Pembesar, lalu kita berupaya ingin menjadi orang- orang pembesar?

Kalau al-hamiid apa direfleksikan kepada upaya keras agar kita menjadi orang terpuji seperti Dia, sehingga pujian mengarah kepada kita? Lalu kalau Allah adalah al-Khaliq, maka yang ditiru adalah sifat berkreasinya! Sehingga ketika memahami al-asma’ul husna terdapat pemahaman yang kontradiksi antara merefleksikan nama-nama Allah tersebut pada diri kita, sehingga kita berbuat (bersikap dan bertindak) seperti Allah (sebagai subject), dengan merefleksikannya pada diri kita sehingga kita menjadi object. Seperti pada al-jaami‘ dan al-Khaliq. Sebaiknya saudara Ary tidak memaksakan ayat, hadits atau pun nama Allah agar bisa sesuai dengan kehendak dirinya. Bacalah buku-buku para ulama berkenaan dengan masalah ini, lalu hayatilah!

Dalam masalah ini, kadang apa yang ditulis oleh Ary dalam bukunya,berbeda dengan yang ia sampaikan saat training.

24. Rukun iman juga mengalami tafsiran pemaksaan dari Ary, agar ESQ Training nya bisa dikatakan berdasarkan rukun iman (Mental Building). Untuk itu, rukun iman hanya difahami dengan pemahaman-pemahaman yang bisa diarahkan menjadi sebagai prinsip-prinsip leadership, tidak komprehensif. Demikian pula rukun Islam yang diartikan sebagai landasan ketangguhan pribadi. Syahadat rasul terkesan hanya shalawat nya sebagai bukti cinta kepada Rasul, bukan bagaimana menjadikan sunnahnya sebagai pegangan dan pedoman. Yang diambil hanya yang berkaitan dengan ke-leadership-annya saja.

25. Rujukan dan sandaran Ary dalam penulisan bukunya adalah buku-buku yang bermasalah, seperti Sejarah Kehidupan Nabi yang ditulis oleh M. Haikal, juga tulisan Ali Syariati yang menganut faham syi‘ah.

26. Hadits-hadits palsu yang biasa menjadi rujukan kaum sufi pun dijadikan sandaran ESQ Model-nya Ary, baik dalam buku yang pertama maupun dalam buku yang kedua. Sebut saja misalnya hadits palsu: Apabila engkau mengenal siapa dirimu, maka engkau mengenal siapa tuhannya, yang dalam terjemah letterlegnya sebagai berikut: Barangsiapa mengenal dirinya, maka ia telah mengenal tuhannya.

Hadits palsu ini telah menyeret kepada faham menunggal ing kawulo gusti (ittihaad, menyatu dengan Tuhan) dalam kalangan kaum sufi, dan ini pun terjadi dalam faham Ary. Setelah ia mengutip tulisan Ali Syari‘ati yang mengandung faham ittihad, Ary kemudian menyempurnakannya dengan apa yang ia sebut “untaian kata mutiara Syamsi Thabriz” yang berbunyi sebagai berikut: “Ka‘bah adalah pusat dunia. Semua wajah menghadap ke Ka‘bah. Tengoklah. Lihat ! Setiap orang menyembah jiwa masing-masing”.

Faham sesat inilah yang dianut oleh al-Hallaj dan Syeikh Siti Jenar, yang aromanya sangat kental di dalam ESQ Model-nya Ary.

27. Begitu pula atsar-atsar palsu banyak dimuat dalam bukunya, seperti atsar (ucapan shahabat nabi atau tabi‘in), seperti atsar yang dinisbatkannya kepada Umar bin Khatthab, Radiyallahu anhu berikut: Hatiku telah melihat Tuhanku karena hijab (tirai) telah terangkat oleh taqwa. Barangsiapa yang telah terangkat hijab (tirai) antara dirinya dengan Allah, maka jadi jelaslah di dalam hatinya akan gambaran kerajaan bumi dan kerajaan langit”. (Lihat Buku Saku ESQ).

Dalam kutipan-kutipan seperti ini Ary sama sakali tidak bersandar kepada rujukan-rujukan primer, melainkan mengekor kepada tokoh-tokoh sufi dan orang-orang yang tidak jelas ke-Islam-annya.

Maklum, Ary bukan seorang pakar dalam ilmu Agama, melainkan seorang pebisnis tulen. Tetapi ia berani berbicara tentang masalah agama, bahkan dalam hal-hal yang sangat prinsip dalam agama. Semoga Allah memberi hidayah kepada kita semua. Amin.

Masih banyak lagi catatan-catan yang seharusnya dituangkan disini untuk dijadikan bahan kajian dan kritikan yang membangun, bukan untuk menyudutkan atau mencemarkan nama baik Ary Ginanjar.

Buku “Rahasia Sukses…… ESQ” karya Ary yang diberi pengantar oleh sejumlah tokoh itu banyak memuat kejanggalan dan hadits-hadits palsu, menempatkan ayat-ayat al-Qur’an bukan pada tempatnya, harus dikaji ulang dan dikritisi secara obyektif, sebagai wujud tawaashaw bil haqq.

Sebaiknya, setiap para alumni Training ESQ Model-nya Ary jangan menutup diri untuk belajar Islam lebih jauh, dan jangan mengkultuskan ESQ Model-nya Ary. Anda hendaknya tahu dan menyadari bahwa kelezatan spiritual yang anda rasakan dalam training ESQ itu sama sekali tidak menunjukkan kebenaran ESQ Model, sebab hal seperti bisa anda temukan di semua kelompok faham, bahkan di semua agama dan berbagai aliran kepercayaan!

Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam dan para sahabatnya telah menghayati sedalam-dalamnya ajaran Islam, sampai pada tingkat ihsan yang paling tinggi, maka bercerminlah kepada mereka, dan cermin itu ada di dalam sunnah Rasulullah Muhammad Shallallahu alaihi wasallam.


dikutip dari:
http://www.mail-archive.com/gorontalomaju2020@yahoogroups.com/msg03790.html,

Sayangnya tidak disertakan nama penulisnya, dengan sedikit editan, seperti saw yang saya panjangkan menjadi Shallallahu alaihi wasallam.
Artikel terkait dengan masalah ini dapat di lihat pada judul artikel :
- FATWA MUFTI MALAYSIA TENTANG ESQ LEADERSHIP TRAINING
- 10 ALASAN MENGAPA MALAYSIA MELARANG ESQ ARY GINANJAR

_________________

Testimoni / Kesaksian Peserta (Alumni) ESQ
Sumber : http://www.nahimunkar.com/esq-dibicarakan-orang/#more-170

7 Komentar

1. soraya :
   Date: November 13, 2008 @ 2:29 am

Hayo hayo… siapa yg mo coment nih.. saya alumni ESQ 2005. Alhamdulillah msh ada org yg mau peduli dan meluruskan ESQ. Wkt baru2 ikut training emang iya kita jd kyk fanatik ESQ gitu. Tp krn saya terus belajar, mengaji n diskusi jd aneh sndiri dgn kefanatikan saya, apalagi dengan kefanatikan org lain thd ESQ. masa tmn2 yg baru ikut training belakangan kalo sms bkn assalamu’alaikum lagi, tp SALAM 165! weleh weleh…saya langsung tgur tuh. Jd salut lah ama artikel ini yang muncul di NM, siapapun penulisnya sya melihat dia msh punya niat baik kok dgn saudara sesama mulim nya. Entah bagaimana nanti tanggapan kru ESQ.
____________________
 
2.Tulip warna putih :
  Date: November 14, 2008 @ 10:46 pm

betapa banyak orang yang tidak menyadari bahwa agama telah ditinggalkan perlahan dengan berbagai cara,..
semoga Alloh mengingatkan kita untuk terus mencari ilmu..
Jazakallah untuk tulisan ini,
saya yang bimbang tidak ragu lagi untuk membatalkan niat bergabung dengan organisasi alumninya di DIY
yang saat ini sedang Open Recruitment.
entah apa tujuannya,..
_____________________

3. Harun S Mar`i :
   Date: November 14, 2008 @ 10:47 pm

Alahmdulillah akhirnya ada juga yg mengomentari ttg ESQ, saya pernah mengikuti training tsb walaupun tdk langsung oleh pak Ary G nya ttp oleh muridnya ( saya lupa namanya ) beberapa tahun yang lalu.

Ketika awal pelatihan ESQ pembicara sudah mengatakan bahwa ” Jangan aneh kalau nanti orang2 tasawuf akan memasuki perkantoran, instansi, berdasi dimasa yang akan datang. ” Ketika saya ikuti pelatihan tsb, ternyata benar konsep sufi berada dibalik pelatihan ESQ tsb. Setelah selesai acara saya bisa menyimpulkan bahwa sebenarnya ESQ itu adalah ketika awal mungkin upaya untuk mensucikan jiwa ( tazkiyatun Nufus ) tetapi cara yang ditempuh dikembangkan oleh orang yang merintisnya mungkin secara pondasi dasar dia memiliki pemahaman sufi sehingga mengemas dengan cara modern dgn menggunakan audio visual yang bisa membuat orang menjadi terpukau dengan cara yang disampaikannya tsb.

Kalau bisa disebut ESQ itu adalah SUFI yang dikemas secara modern, sehingga orang tanpa disadari terpengaruh secara tdk langsung dgn adanya kemasan tsb. Saya berfikir apakah nangisnya para peserta karena dia betul2 menghayati ataukah karena bantuan audio visual yg mempengaruhi orang menjadi bisa menangis ???????

Saya pernah bilang kpd teman bahwa AA GYM itu masih lebih bagus bisa membuat orang menangis ketika beliau memimpin muhasabah ala AA tsb krn beliau langsung dr ucapan bisa menyentuh pendengar. Kalu ESQ ????? mungkin pengaruh dari audio visual tsb.

Mudah2an dgn adanya tulisan tsb bisa membuka peluang hidayah bagi orang yg masih membela ESQ. Kita musti per dong kalau ESQ itu ada sisi positifnya katakan secara positif, ttp kalau ada bahaya secara aqidah ya musti siap dikritisi juga.
Kalau bisa Ust. Hartono pun menulis ttg ESQ.
__________________

4.inoen :
  Date: December 30, 2008 @ 10:47 pm

saya juga alumni esq eksekutif angk 59. tulisan diatas kalo tidak salah hampir sama/diambil dari artikel di majalah suara hidayatullah dengan judul kejanggalan2 dalam ESQ, tapi saya lupa penulisnya. tapi emang layak untuk direnungkan, terlepas dari pro kontranya.
yang baik bisa diambil, yang salah tinggalin aja.
wass
__________________

5.iman :
  Date: March 31, 2009 @ 6:05 pm

ass.wr.wb.
saya sebenarnya juga alumni esq yg cukup aktif..
namun memang sepengetahuan saya, dari kejanggalan diatas ada yg sedikit benar dan ada juga yg salah pengartian..
dan setahu saya di esq selalu ada pengkajian materi esq tiap bulannya(update)..jadi jika dianggap ada yg sedikit menyimpang, insya Allah akan lgsg dirubah,..
tulisan ini sangat bagus dan membangun..
tapi lebih baik sebelum mempublikasikan sebuah kritik, lebih baik lgsg disampaikan kepada pihak yg dikritik shg adanya evaluasi dan tanggapan sehingga tidak menjadi sebuah provokasi kepada masyarakat umum..
mungkin poin tersebut memang pernah terjadi saat esq tahun 2006an kalau tidak salah,tetapi pada saat ini hal2 tersebu sudah banyak yg menghilang,..
dengan kata lain, ary pun menerima berbagai kritik dan masukan..
saya bukan membela esq, tpi saya berusaha untuk netral walaupun saya aktif menjadi alumni..
dan saya akan bawa tulisan ini kpd salah satu trainer yg cukup berpengaruh di esq, dan saya akan diskusikan dengan beliau dan smoga ada tanggapan serius, krena tulisan ini ada benarnya juga, ini dilakukan sebagai perbaikan juga untuk esq toh..
Insya Allah baik esq maupun ormas islam manapun bisa bersama2 bergandengan tangan membangun ukhuwah islamiyah kita dan berdakwah ,DENGAN NIAT HANYA KARENA ALLAH DAN IKHLAS BERJUANG DI JALAN ALLAH..
wass.wr.wb
________________

6.Anggoro Setiawan :
  Date: October 11, 2009 @ 7:33 pm

As salaamu’alaykum WarohmatuLlohi Wabarokatuh…
Saya baru saja mengikuti ESQ Training dengan biaya Kantor. Training dilakukan selama 2 (dua) hari di Hotel Papandayan, Bandung, Jawa Barat yaitu hari Sabtu dan Minggu dan dimulai pada pukul 07.00 s/d 18.00 WIB.

Sesi 1 kita melakukan perkenalan dan pemaparan singkat tentang ESQ serta Tata Tertib seperti Training harus diikuti secara berkelanjutan yaitu jika tidak ikut pada hari pertama maka hari kedua tidak diperbolehkan ikut. Selain itu kita juga tidak diberikan ajang tanya-jawab dan kita diminta untuk mengikuti saja dengan serius pelatihan tersebut lalu ada coffee break…

Sesi 2 kita diminta untuk duduk dibawah dan sesi tersebut dinamakan sebagai “outer journey”. Dilengkapi dengan dua layar besar untuk menampilkan simulasi 3 (tiga) dimensi melalu LCD Proyektor plus tidak ketinggalan Sound System sebesar 4.000 atau 10.000 Watt. Apa yang dimaksud Outer Journey…? Outer Journey disini disimulasikan sebagai perjalan menuju ke luar angkasa dengan memperhatikan benda-benda di angkasa dan beberapa kejadian dimasa lampau yang menghebohkan dunia tentang Luar Angkasa dan bumi itu sendiri seperti pendapat “Plato” bahwa bumi itu datar, paham Geosentris dan Heliosentris serta reaksi terhadap pemahaman tersebut hingga kepada pendapat ahli ruang angkasa modern tentang “TEORI” Big Bang yang dijelaskan oleh Prof. Stephen Hawking.

Lalu teori-teori tersebut khususnya teori Big Bang yang digadang-gadang sesuai dengan yang dijelaskan dalam Al Qur’an dan kemudian ditanyakan kepada para peserta bahwa apa yang dinyatakan ALloh dalam Al Qur’an tentang penciptaan bumi dan langit dalam 6 (enam) masa telah dibuktikan oleh teori tersebut sehingga dapat dibayangkan apabila kita peserta hidup 1.400 tahun yang lalu…? Dapatkah kita mempercayainya…? Disini diungkapkan tentang kebesaran ALloh melalui visualisasi dan disertai oleh kondisi ruangan yang gelap serta yang spektakuler adalah suara menggelegar yang berasal dari Sound System 4.000 watt tersebut. Mengapa dengan sound system yang menggelegar…? Maka sebelumnya dijelaskan tentang pencarian bukti akan keberadaan ALloh yang dilakukan oleh Nabi Musa yaitu ketika beliau melakukan perjalanan naik ke gunung Thursina kemudia ALloh menghancurkan bukit/gunung tersebut sehingga terdengan sangat “KERAS”. Dari sinilah diambil kesimpulan bahwa hati atau akal tersebut bisa “digetarkan” atau “disadarkan” melalui suara yang keras atau mungkin dapat saya katakan “dikagetkan” sehingga tersadar…

Trainer juga membantu agar suasana yang diharapkan dapat terjadi dengan memberikan narasi melalui intonasi dan kata-kata dramatis disertai dengan suara yang “keras” dan teriakan-teriakan kata-kata “ALloh” yang menghardik peserta dengan menantang keangkuhan dan kesombongan di hati mereka… Seperti,”Apakah belum cukup bukti wahai manusia yang sombong? Apakah bapak/ibu masih tidak merasa malu untuk sombong dihadapan ALloh yang Maha Besar…?

Maka pesertapun sebagiannya menangis dengan sekerasnya dan sejadi-jadinya…
Suasana yang gelap…, kemudian video simulasi tentang bukti-bukti kebesaran ALloh, suaran dentuman dan ledakan dari Sound System 4.000 Watt dan trainer yang handal dalam mengatur intonasi suara maupun pemilihan kata-kata membuat suasana seperti mencekam, takut, khawatir, sedih, perasaan tertekan telah membuat para peserta seperti tersadar dari tidur panjangnya selama ini tentang keberadaan ALloh Sang Pencipta langit, bumi dan isinya…

Mulailah peserta yang menangis, meratapi dan mengakui kesalahannya dan dalam keadaan gelisah yang sangat diminta oleh Trainer untuk istighfar, mohon ampun kepada ALloh, takbir, tasbih bahkan terdapat beberapa tim pantia yang menyodorkan MIC pada peserta yang terlihat sangat sedih untuk diperdengarkan ucapan-ucapan maupun doa-doanya dan kemudian diakhiri dengan bersujud dengan niat bersyukur karena masih bisa mengingat dan menyadari kesalahannya terhadap kebesaran ALloh… Trainerpun ketika tahap ini mulai bersuara dengan intonasi yang lembut dan pemilihan kata-kata yang santun mengajak para peserta untuk kembali istighfar, simulasi dan suara sound system mulai berganti dengan lembut lalu dinyalakanlah lagu dari Hadad Alwi yaitu Al I’tiraf…

Setelah peserta mulai terlihat tenang, tidak meraung-raung atau berteriak atau meratap dan diminta untuk duduk kembali dari sujud syukurnya maka lampu secara perlahan-lahan mulai dinyalakan kembali lalu masuklah waktu makan siang dan sholat zhuhur…

Bisa saya katakan bahwa bentuk di atas sebenarnya adalah suatu muhasabah secara jama’ah dan itu dilakukan sebanyak 6 (enam) kali yaitu 4 (empat) kali dihari pertama dengan tema outer journey, inner journey, orang tua dan keluarga, RasuuluLlah. 2 (dua) kali dihari kedua yaitu Kematian dan Diri.

5 (lima) dari muhasabah disajikan dengan cara yang sama dan dibedakan dari audio visualnya yang disesuaikan dengan tema masing-masingnya. Sedangkan untuk yang terkahir yaitu Diri dilakukan dengan cara yang sedikit berbeda yaitu peserta saling berangkulan untuk kemudian secara bergantian menanyakan 2 (dua) hal yaitu Apa maumu…? dan Siapa kamu…? Kedua pertanyaan tersebut dijawab dengan ALloh atau syahadat dan Hamba Alloh atau Ciptaan ALloh kemudian diakhiri dengan sama-sama bersyahadat….

Muhasabah tersebut di atas diselingi dengan penjelasan apakah itu ESQ 165 masing-masingnya, yel-yel ESQ 165 dengan menyebut para peserta sebagai “Satria ESQ 165″, Menyanyi “Mars ESQ 165 dan lagu ESQ lainnya dan menyanyikan lagu-lagu dari Raihan, Bimbo khususnya yang bertema RasuluLlah.

Secara umum tujuan dari ESQ 165 sungguh baik yaitu menyadarkan manusia tentang “Tujuan Hidupnya” dan “Siapa Dirinya” sehingga dapat menjalankan prinsip-prinsip 1 yaitu Ihsan, 6 yaitu Iman dan 5 yaitu Islam yang ditafsirkan untuk memenuhi model manajemen dalam kehidupannya lalu terciptalah negeri yang aman dan sejahtera serta masuk surga dan bertemu dengan “ALloh pada akhirnya…

Metode yang digunakan adalah Muhasabah atau istilahnya kalau pada waktu 80an atau 90an kita sering dengan kata-kata “Renungan Malam” namun Muhasabah dalam ESQ dikenal dengan sebutan Training dan dengan alat-alat bantu yang kreatif yaitu visualisasi 3 (tiga) dimensi, sound system yang menggelegar, pengaturan dalam pencahayaan serta Triner yang terlatih dalam mengatur intonasi suara serta pemilihan kata-kata…

Namun kembali lagi, Bapak Ari Ginanjar dan rekan-rekannya adalah manusia yang tidak luput dari kesalahan dimana metode yang ESQ 165 gunakan sangat dekat ke tassawuf dalam menyadarkan manusia yaitu manusia diajak untuk masuk kekondisi “alpha” atau “trance” dengan cara yang jauh lebih kreatif dan modern dimana kalau di tassawuf tradisional melalui dzikir yang sebanyak mungkin dan mengosongkan pikiran sedangkan ESQ 165 melalui alat-alat bantu yang lebih canggih dan kreatif…

Dalam cara muhasabah ala ESQ 165 kesalahan-kesalahan yang dilakukan mungkin tidak fatal seperti menggunakan musik, bukti-bukti kebesaran ALloh yang ditunjukkan melalui audio visual tersebut sebenarnya banyak yang belum terbukti secara “EMPIRIS” karena hanya sebatas “TEORI”, menjadikan sholawat sebagai nyanyian padahal kita semua paham bahwa sholawat itu do’a dan parahnya lagi nyanyian tersebut dianggap sebagai sholawat, lalu pembuktian tentang kematian melalui kabar yang didapatkan dari orang-orang yang melalui (menurut manusia) “MATI SURI” padahal yang mengalami tersebut adalah orang-orang kafir serta bertentangan dengan Hadits-hadits RasuluLlah tentang “kematian” dan yang terakhir adalah kesan yang didapatkan oleh peserta bahwa perjalanan kematian disimulasikan dengan kita ditarik menjauh dari badan kita sehingga terlihat secara perlahan-lahan kita naik ke atas dan melihat tubuh kita semakin mengecil begitu juga bumi dan benda-bendan angkasa lainnya… Beberapa hal (kesalahan) yang dapat saya kemukakan (menurut saya) tergolong dan berpotensi fatal adalah penafsiran tentang Rukun Iman, Rukun Islam, Asma Al Husna, Al Fatihah dan beberapa ayat-ayat Al Qur’an lainnya yang tidak berdasarkan dalil-dalil dan sangat terlihat untuk disesuaikan dengan fungsi-fungsi dan maksud-maksud secara manajemen seperti bisa saya contohkan Al Muhaimain diartikan sebagai “Service Excellent”, ayat dalam surat Al Fatihah yaitu “Maaliki Yaumid Diin” diartikan sebagai berfikir secara Visioner atau kemasa depan dan beberapa lainnya…

Dari hal-hal yang saya sebutkan di atas dapat saya sarankan yaitu sebaiknya ada ‘ustadz atau ‘ulama yang dapat menilainya secara lebih komprehensif sehingga hal-hal yang tidak sesuai dengan Al Qur’an dan As Sunnah dapat dihilangkan atau diganti apalagi ESQ 165 berpotensi besar melahirkan pemahaman yang tidak lazim atau bahkan keluar dari Syari’at Islam dikarenakan metode “muhasabah mencapai titik alpha tersebut… Hal tersebut mungkin dapat dilakukan oleh Majelis ‘Ulama Indonesia (MUI) atau oleh Ustadz/’Ulama yang kita yakin ketsiqohannya… Disisi lain, orang-orang yang berada di belakang ESQ 165 juga harus mau membuka diri dan ikhlash atau diistilahkan oleh ESQ 165 sebagai “Zero Mind Process” alias Ikhlash apabila ternyata apa yang mereka pahami atau metode yang mereka tempuh adalah salah menurut Al Qur;an dan As Sunnah bahkan sangat lebih baik jika inisiatif untuk penilaian tersebut dimulai dari orang-orang ESQ 165 sendiri…

Sebenarnya, metode-metode kembali kepada ALloh atau Sang Pencipta akan semakin marak mengingat kondisi dunia yang semakin rusak dan meninggalkan ALloh dan Rasulnya namun manusia yang telah jenuh tersebut seringkali tidak menyadari bahwa banyak sekali dari metode-metode tersebut yang menyimpang jauh dari Al Qur’an dan As Sunnah dan karena merasa sudah tersadar atau istilah kerennya “Pencerahan” alias “Enlightment” mereka sangat meyakini bahwa itulah kebenaran bahkan kondisi tersebut semakin diperparah dengan semakin yakinnya orang-orang yang menciptakan atau mengadakan metode-metode tersebut karena merasa bahwa manusia telah merasakan kesadaran melalui metode-metode tersebut dan meyakini bahwa ALloh tidak mungkin memberikan Hidayah jika memang salah. Padahal ada Perampok atau Pencuri yang bertaubat justru pada saat mereka sedang melakukan pencurian atau perampokan lalu apakah bisa kita katakan bahwa untuk mendapatkan kesadaran harus mencuri atau merampok terlebih dahulu…?

Sangat dilematis memang, namun Al Qur’an dan As Sunnah tetap harus ditegakkan walaupun mungkin pahit kita rasakan…. WaLlohu A’lam Bish Showaab.
Wassalaamu’alaykum WarohmatuLlohi Wabarokaatuh…
__________________

7.dudyanwar :
  Date: May 16, 2010 @ 8:12 am

Sebagai tambahan, kebanyakan dari peserta yang terpukau dengan metodologi ESQ, adalah mereka yang memang pengetahuan dan pemahaman agamanya kurang. Bagi yang pengetahuan dan pemahaman agamanya cukup, maka mereka akan memiliki sedikit pembanding atau “balancing power” ketika menerima apa-apa yang diisyaratkan oleh metodologi ESQ.

Banyak dari peserta itu adalah mereka yang, jangankan melakukan sholat, apa itu sholat pun mereka tidak tahu. Jadi ketika dihadapkan dengan hal-hal yang sangat menakjubkan seperti yang ditampilkan oleh ESQ, maka sangat terpukaulah mereka dan mereka anggap bahwa inilah kebenaran yang hakiki. Ini tentunya sangat berbahaya.

Sebaiknya ESQ memiliki satu sistematika yang dapat memfilter calon peserta berdasarkan pengetahuan dan pemahaman agamanya. Sehingga materi yang akan diberikan akan lebih tepat kepada sasaran.



Sumber : Catatan Al Akh Anwar Baru Belajar
http://www.facebook.com/home.php?#!/note.php?note_id=124288934280957
http://www.nahimunkar.com/esq-dibicarakan-orang/#more-170


Share

Comments (0)

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.