Kemunafikan merupakan penyakit kronis yang ada dalam batin, yang kadang seseorang dipenuhi olehnya dengan tanpa dia rasakan. Kemunafikan adalah perkara yang SANGAT TERSEMBUNYI dari kebanyakan manusia, dan lebih tersembunyi lagi bagi orang-orang yang terjangkit olehnya. (Al-Imam Ibnul Qayyim al-Jauziyyah, Madarijus Salikin)
Sesungguhnya cobaan Islam yang disebabkan oleh mereka (orang-orang munafik) begitu dahsyat. Hal ini dikarenakan mereka menyandarkan diri kepada Islam, beralasan menolong Islam dan berloyalitas kepadanya. Padahal mereka adalah musuh Islam yang nyata.
Mereka sebarkan permusuhannya ini ke segala penjuru, sedangkan orang jahil (bodoh) menyangka padanya terdapat ilmu dan perbaikan. Padahal itu semua adalah puncak kebodohan dan kerusakan.
Sesungguhnya cobaan Islam yang disebabkan oleh mereka (orang-orang munafik) begitu dahsyat. Hal ini dikarenakan mereka menyandarkan diri kepada Islam, beralasan menolong Islam dan berloyalitas kepadanya. Padahal mereka adalah musuh Islam yang nyata.
Mereka sebarkan permusuhannya ini ke segala penjuru, sedangkan orang jahil (bodoh) menyangka padanya terdapat ilmu dan perbaikan. Padahal itu semua adalah puncak kebodohan dan kerusakan.
Islam dan pemeluknya senantiasa berada di dalam fitnah dan cobaan disebabkan oleh keberadaan mereka. Mereka senantiasa menyisipkan syubhat-syubhat mereka secara perlahan namun pasti dan mereka menyangka bahwa perbuatan mereka itu merupakan perbuatan reformis.
Allah Ta'ala berfirman:
أَلا إِنَّهُمْ هُمُ الْمُفْسِدُونَ وَلَكِنْ لا يَشْعُرُونَ
"Ingatlah, sesungguhnya mereka itulah orang-orang yang membuat kerusakan, tetapi mereka tidak sadar." (Al-Baqarah: 12)
يُرِيدُونَ لِيُطْفِئُوا نُورَ اللَّهِ بِأَفْوَاهِهِمْ وَاللَّهُ مُتِمُّ نُورِهِ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُونَ
"Mereka ingin memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan-ucapan) mereka, namun Allah menghendaki agar cahayanya sempurna meskipun orang-orang kafir benci." (Ash-Shaff: 8)
Mereka bersepakat untuk menyelisihi wahyu dan bersatu untuk meninggalkan petunjuk Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Firman-Nya:
تَقَطَّعُوا أَمْرَهُمْ بَيْنَهُمْ زُبُرًا كُلُّ حِزْبٍ بِمَا لَدَيْهِمْ فَرِحُونَ
"Kemudian mereka menjadikan agama mereka terpecah belah menjadi beberapa pecahan. Tiap-tiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada sisi mereka (masing-masing)." (Al-Mu'minuun; 53)
يُوحِي بَعْضُهُمْ إِلَى بَعْضٍ زُخْرُفَ الْقَوْلِ غُرُورًا
"Sebagian mereka membisikkan kepada sebahagian yang lain perkataan-perkataan yang indah-indah untuk menipu (manusia)." (Al-An'aam: 112)
Dan karena itu:
اتَّخَذُوا هَذَا الْقُرْآنَ مَهْجُورًا
"Mereka menjadikan Al Qur'an ini sesuatu yang tidak diperdulikan." (Al-Furqaan: 30)
Mereka mengenakan pakaian ahli iman, namun hati mereka adalah hati para pelaku penyimpangan, kerugian, kedengkian dan kekufuran. Dhahir mereka adalah dhahir para penolong (agama), sedangkan batinnya condong kepada orang-orang kafir. Lisan-lisan mereka adalah lisan orang-orang yang tunduk dan menerima, sedangkan hati mereka adalah hati orang-orang yang memerangi. Allah Ta'ala menjelaskan tentang mereka:
وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَقُولُ آمَنَّا بِاللَّهِ وَبِالْيَوْمِ الآخِرِ وَمَا هُمْ بِمُؤْمِنِينَ
"Di antara manusia ada yang mengatakan: "Kami beriman kepada Allah dan Hari kemudian", padahal mereka itu sesungguhnya bukan orang-orang yang beriman." (Al-Baqarah: 8)
Modal mereka hanyalah makar dan tipu daya semata. Materi yang mereka miliki hanya dusta dan kebohongan belaka. Mereka memiliki otak materialis, untuk sekedar memuaskan semua pihak, kaum mukminin dan orang-orang kafir, sehingga bisa aman berada di antara golongan manapun. Allah Ta'ala berfirman:
يُخَادِعُونَ اللَّهَ وَالَّذِينَ آمَنُوا وَمَا يَخْدَعُونَ إِلا أَنْفُسَهُمْ وَمَا يَشْعُرُونَ
"Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, pada hal mereka hanya menipu dirinya sendiri sedang mereka tidak sadar." (Al-Baqarah: 9)
Hati mereka sudah dipenuhi oleh penyakit syubhat dan syahwat, sehingga membinasakannya. Tujuan-tujuan buruk telah menguasai keinginan dan niat mereka sehingga merusaknya. Kerusakan mereka telah menghantarkan kepada kebinasaan sehingga para dokter yang ahli pun tidak mampu mengobatinya. Firman Allah Ta'ala:
فِي قُلُوبِهِمْ مَرَضٌ فَزَادَهُمُ اللَّهُ مَرَضًا وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ بِمَا كَانُوا يَكْذِبُونَ
"Dalam hati mereka ada penyakit, lalu ditambah Allah penyakitnya; dan bagi mereka siksa yang pedih, disebabkan mereka berdusta." (Al-Baqarah: 10)
Orang beriman yang TERKENA hembusan syubhat mereka, maka akan terkoyaklah imannya mulai dari relung yang paling dalam. Orang yang DIKUASAI oleh buruknya fitnah mereka, niscaya akan terlempar ke dalam adzab yang sangat panas. Orang yang MENDENGAR syubhat tipu daya mereka, niscaya akan memunculkan keraguan (syubhat) di dalam hatinya. Maka KERUSAKAN yang mereka buat di muka bumi ini banyak sekali, sedangkan (umumnya) manusia lalai dari hal itu.
Allah Ta'ala berfirman:
"Dan apabila dikatakan kepada mereka janganlah kalian membuat kerusakan di muka bumi, mereka berkata, 'Sesungguhnya kami orang-orang yang mengadakan perbaikan.' Ingatlah, sesungguhnya mereka itulah orang-orang yang membuat kerusakan, TETAPI MEREKA TIDAK SADAR." (Al-Baqarah: 11-12)
Mereka menjuluki orang yang yang berpegang teguh dengan Kitab dan Sunnah sebagai fundamentalis. Menurut mereka ahlu Ittiba' adalah orang-orang dungu dan bodoh yang mereka perbincangkan di waktu mereka sendirian maupun di dalam majelis mereka. Allah Ta'ala berfirman:
"Apabila dikatakan kepada mereka: 'Berimanlah kamu sebagaimana orang-orang lain telah beriman.' Mereka menjawab: 'Akan berimankah kami sebagaimana orang-orang bodoh itu beriman.' Ingatlah, sesungguhnya mereka itulah orang-orang yang bodoh, TETAPI MEREKA TIDAK TAHU." (Al-Baqarah: 13)
Masing-masing mereka MEMILIKI DUA WAJAH, satu wajah untuk bertemu dengan orang-orang yang beriman dan wajah lainnya untuk bertemu dengan SAUDARA-SAUDARANYA DARI KALANGAN MULHIDIN (orang-orang yang menyimpang).
Dan juga memiliki dua lisan, salah satunya diterima oleh orang-orang muslim SESUAI DENGAN DHAHIRNYA dan yang lainnya TERSIMPAN secara rahasia (dalam hati) yang disembunyikannya. Allah Ta'ala berfirman:
"Dan bila mereka berjumpa dengan orang-orang yang beriman, mereka mengatakan; 'Kami telah beriman.' Dan bila mereka KEMBALI kepada syaitan-syaitan mereka, mereka mengatakan, 'Sesungguhnya kami sependirian dengan kamu, kami hanyalah berolok-olok." (Al-Baqarah: 14)
Mereka memiliki ciri-ciri khusus yang DAPAT DIKENALI, yang telah dijelaskan di dalam Al-Qur'an dan As-Sunnah. Ciri-ciri mereka tersebut begitu gamblang untuk dikenali oleh orang-orang yang mempelajarinya dari kalangan ahli iman.
Demi Allah, mereka selalu berbuat riya', padahal riya' merupakan kedudukan paling buruk (paling rendah) yang dipijak oleh manusia. Rasa MALAS senantiasa hinggap pada diri-diri mereka untuk mengerjakan perintah-perintah Allah Subhanahu wa Ta'ala, sehingga ikhlas menjadi sesuatu yang SANGAT SULIT bagi mereka.
Salah seorang di antara mereka seperti seekor domba yang KEBINGUNGAN di antara dua kelompok domba, sehingga bergabung dengan yang ini sesekali dan dengan yang itu pada kali yang lain, tidak langgeng (menetap) bersama salah satu kelompok, dan senantiasa (ingin) melihat siapa di antara keduanya yang lebih kuat dan mulia. Allah Ta'ala berfirrman:
"Mereka dalam keadaan ragu-ragu antara yang demikian -iman dan kafir- tidak masuk ke dalam golongan ini (orang-orang beriman) dan tidak pula ke dalam golongan itu (orang-orang kafir). Barangsiapa yang disesatkan oleh Allah, maka kamu sekali-kali tidak akan mendapatkan jalan (untuk memberi petunjuk) baginya." (An-Nisaa': 143)
Wahai engkau yang INGIN MENGENAL MEREKA, kenalilah sifat mereka dari firman Rabb semesta alam yang mana dirimu tidak akan membutuhkan dalil lagi setelahnya:
"(yaitu) orang-orang yang menunggu-nunggu (peristiwa) yang akan terjadi pada dirimu (hai orang-orang mukmin). Maka jika terjadi bagimu kemenangan dari Allah mereka berkata: "Bukankah kami (turut berperang) beserta kamu?" Dan jika orang-orang kafir mendapat keberuntungan (kemenangan) mereka berkata: "Bukankah kami turut memenangkanmu, dan membela kamu dari orang-orang mukmin?" Maka Allah akan memberi keputusan di antara kamu di hari kiamat dan Allah sekali-kali tidak akan memberi jalan kepada orang-orang kafir untuk memusnahkan orang-orang yang beriman." (An-Nisaa': 141)
Orang-orang terkagum-kagum terhadap ucapan mereka karena manisnya gaya bahasa dan kelembutannya. Firman Allah Ta'ala:
"Dan di antara manusia ada orang yang ucapannya tentang kehidupan dunia menarik hatimu, dan dipersaksikannya kepada Allah (atas kebenaran) isi hatinya, padahal ia adalah penantang yang paling keras." (Al-Baqarah: 204)
Apabila engkau mengajak mereka untuk berhukum dengan wahyu, engkau akan mendapati mereka LARI daripadanya. Jika engkau menyeru mereka kepada hukum Kitab Allah dan Sunnah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, engkau akan melihat mereka BERPALING. Maka jika engkau menyaksikan hakikat mereka yang sesungguhnya, tentu engkau akan mendapati bahwa antara mereka dan hidayah terdapat jarak yang sangat jauh, dan engkau mendapati bahwa mereka SANGAT BERPALING dari wahyu. Firman Allah Ta'ala:
"Apabila dikatakan kepada mereka: "Marilah kamu (tunduk) kepada hukum yang Allah telah turunkan dan kepada hukum Rasul", niscaya kamu lihat orang-orang munafik menghalangi (manusia) dengan sekuat-kuatnya dari (mendekati) kamu." (An-Nisaa': 61)
Mereka menancapka syubhat-syubhat mematikan dan keraguan di dalam hati mereka sendiri, maka mereka tidak mendapat tempat untuk berlindung. Firman Allah Ta'ala:
"Mereka itu adalah orang-orang yang Allah mengetahui apa yang di dalam hati mereka. Karena itu berpalinglah kamu dari mereka, dan berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka." (An-Nisaa': 63)
Mereka adalah makhluk yang paling indah fisiknya, paling tangkas lisannya dan paling lembut tutur katanya. Namun mereka memiliki hati yang PALING BURUK dan PALING LEMAH. Mereka bagaikan kayu yang bersandar dan tak berbuah, yang kayu tersebut telah tercabut dari akarnya sehingga tersandar ke dinding untuk menegakkannya agar tidak terinjak oleh orang-orang yang lewat.
Allah Ta'ala berfirman:
"Dan apabila kamu melihat mereka, tubuh-tubuh mereka menjadikan kamu kagum. Dan jika mereka berkata kamu mendengarkan perkataan mereka. Mereka adalah seakan-akan kayu yang tersandar. Mereka mengira bahwa tiap-tiap teriakan yang keras ditujukan kepada mereka. Mereka itulah musuh (yang sebenarnya), maka waspadalah terhadap mereka; semoga Allah membinasakan mereka. Bagaimanakah mereka sampai dipalingkan (dari kebenaran)?" (Al-Munaafiquun: 4)
Mereka mengakhirkan shalat dari awal waktunya sampai batas akhir. Shalat Shubuh dikerjakan ketika matahari hampir terbit, dan shalat Ashar ketika matahari hampir tenggelam. Shalat mereka mematuk-matuk seperti patukan burung gagak (saking cepatnya), sebab itu adalah shalat jasmani dan tidak dalam hatinya. Mereka tidak menyaksikan (mengikuti) shalat berjama'ah (untuk yang laki-laki), bahkan salah seorang di antara mereka apabila mengerjakan shalat maka mereka (hanya) mengerjakannya di rumah atau di kios-kios toko.
Allah Ta'ala telah memerintahkan:
"Hai Nabi, berjihadlah (melawan) orang-orang kafir dan orang-orang munafik itu, dan bersikap keraslah terhadap mereka. Tempat mereka ialah neraka Jahanam. Dan itulah tempat kembali yang seburuk-buruknya." (At-Taubah: 73)
Mereka merahasiakan kemunafikannya, maka Allah menampakkannya melalui penampilan wajah-wajah mereka dan ucapan-ucapan lisan mereka. Dengan sebab itu Allah memberikan ciri bagi mereka, ciri yang tidak asing lagi bagi ahli bashirah dan iman. Dan mereka menyangka bahwasanya apabila mereka menyembunyikan kekafiran mereka dan menampakkan keimanannya, maka mereka akan lolos dari para pengkritik dan penyaring. Bagaimana mungkin hal ini bisa terjadi? Sedangkan Pengkritik Yang Maha Tahu telah menyingkapkan sifat-sifat mereka kepada kalian, dalam firman-Nya:
"Atau apakah orang-orang yang ada penyakit dalam hatinya mengira bahwa Allah tidak akan menampakkan kedengkian mereka? Dan kalau Kami menghendaki, niscaya Kami tunjukkan mereka kepadamu sehingga kamu benar-benar dapat mengenal mereka dengan tanda-tandanya. Dan kamu benar-benar akan mengenal mereka dari kiasan-kiasan perkataan mereka dan Allah mengetahui perbuatan-perbuatan kalian." (Muhammad: 29-30)
Atau bagaimanakah (keadaan) mereka apabila dikumpulkan untuk melewati jembatan jahanam? Yang lebih tipis dari rambut dan lebih tajam dari mata pedang? Dia begitu licin dan menggelincirkan, begitu gelap dan tidak seorang pun dapat mengusir kegelapan itu melainkan dengan cahaya bashirah yang dapat menerangi langkah kaki. Pada hari itu cahaya dibagikan di antara manusia. Mereka lewat dan berjalan sesuai dengan kadar perbedaan (cahaya) mereka. Mereka diberi cahaya yang nyata bersama ahli Islam lainnya, sebagaimana dulu mereka hidup di antara ahli Islam ketika di dunia, mereka datang dengan shalat, zakat, haji, dan shiyam. Namun ketika sampai di pertengahan jembatan, cahaya-cahaya mereka dipadamkan oleh HEMBUSAN KEMUNAFIKAN, maka padamlah lampu-lampu yang ada di tangan-tangan mereka, sehingga mereka tertegun keheranan dan tidak dapat melanjutkan langkah mereka.
Lalu dibentangkan di antara mereka dan ahli iman, pagar yang padanya terdapat pintu, namun mereka terhalangi untuk masuk karena tidak memiliki kuncinya. Bagian dalam pintu tersebut (yang kaum mukminin berada di dalamnya) terdapat rahmat, sedangkan bagian luarnya dimana mereka berada, terdapat adzab dan siksa. Mereka memanggil-manggil orang-orang yang mendahului mereka dari kalangan ahli iman, dan lampu-lampu kendaraan nampak berkilauan dari jauh seperti bintang-bintang di langit, nampak bagi siapa saja yang menyaksikannya. Firman Allah Ta'ala:
"Pada hari ketika orang-orang munafik laki-laki dan perempuan berkata kepada orang-orang yang beriman: "Tunggulah kami supaya kami dapat mengambil sebahagian dari cahayamu". Dikatakan (kepada mereka): "Kembalilah kamu ke belakang dan carilah sendiri cahaya (untukmu)". Lalu diadakan di antara mereka dinding yang mempunyai pintu. Di sebelah dalamnya ada rahmat dan di sebelah luarnya dari situ ada siksa." (Al-Hadiid: 13)
Mereka mengingatkan orang-orang beriman tentang kebersamaan dan persahabatan mereka ketika di dunia. Firman Allah Ta'ala:
"Orang-orang munafik itu memanggil mereka (orang-orang mukmin) seraya berkata: "Bukankah kami dahulu bersama-sama dengan kamu?" Mereka menjawab: "Benar, tetapi kamu mencelakakan dirimu sendiri dan menunggu (kehancuran kami) dan kamu ragu-ragu serta ditipu oleh angan-angan kosong sehingga datanglah ketetapan Allah; dan kamu telah ditipu terhadap Allah oleh (setan) yang amat penipu. Maka pada hari ini tidak diterima tebusan dari kamu dan tidak pula dari orang-orang kafir. Tempat kamu ialah neraka. Dialah tempat berlindungmu. Dan dia adalah sejahat-jahat tempat kembali." (Al-Hadiid: 14-15)
Sifat mereka tidak dapat disebutkan semuanya, karena hampir-hampir saja Al-Qur'an seluruhnya berisi tentang mereka, dikarenakan jumlah mereka yang BEGITU BANYAK di permukaan bumi ini, juga di dalam kubur.
Tidaklah tersisa satu jengkal tanah pun melainkan mereka ada, agar orang yang beriman tidak merasa kesepian ketika berada di jalan, dan tidak kosong dari sebab-sebab mencari penghidupan, serta tidak dimangsa binatang buas ketika berada di tanah lapang.
Suatu hari Hudzaifah radhiyallahu 'anhu mendengar seseorang berdo'a: "Ya Allah, binasakanlah orang-orang munafik!" Maka beliau pun berkata: "Wahai anak saudaraku, seandainya orang-orang munafik binasa, niscaya kalian akan kesepian di jalanan KARENA SEDIKITNYA orang-orang beriman yang lewat."
DEMI ALLAH! Rasa takut kepada kemunafikan TELAH MEMUTUSKAN HATI para pendahulu (umat ini), karena pengetahuan mereka tentang kemunafikan, baik kemunafikan yang kecil maupun besar, baik secara rinci maupun global. Begitu buruk prasangka mereka terhadap diri-diri mereka, sampai-sampai mereka TAKUT KALAU TERMASUK ke dalam golongannya orang-orang munafik.
Umar bin Khaththab radhiyallahu 'anhu berkata kepada Hudzaifah radhiyallahu 'anhu: "Wahai Hudzaifah, aku bersumpah kepada Allah terhadap dirimu, apakah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menyebutkan kepadamu bahwa aku termasuk dari mereka?" Dia berkata: "Tidak, dan aku tidak akan memberikan tazkiyah (rekomendasi) kepada siapapun setelah dirimu." (Al-Hafizh Adz-Dzahabi menyebutkannya di dalam Al-Mizan (2/107) dan Al-Hafizh Ibnu Hajar di dalam Hadyus Sari (404)]
Ibnu Abi Mulaikah berkata: "Aku telah berjumpa dengan sekitar tiga puluh orang dari para sahabat Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam, SEMUANYA merasa takut terhadap dirinya sendiri akan tertimpa kemunafikan. Tidak seorang pun dari mereka berkata: "Sesungguhnya imannya sepeti imannya Jibril dan Mikail." [Disebutkan secara Mu'alaq di dalam Shahihnya (1/135), Al-Hafizh Ibnu Hajar berkata di dalam Fathul Baari: "Ta'liq ini dihubungkan oleh Ibnu Abi Khaitsamah di dalam Tarikh-nya. Demikian pula dikeluarkan oleh Muhammad Ibnu Nasr Al-Marwazi secara panjang di dalam Kitabul Iman miliknya, dan disebutkan pula oleh Abu Zur'ah Ad-Dimasyqi di dalam Tarikh-nya dari sisi yang lain secara ringkas]
Disebutkan dari Al-Hasan al-Bashri: "Tidak ada yang membuatnya aman kecuali munafik dan tidak ada yang membuatnya takut kecuali mukmin." [Al-Bukhari menyebutkannya secara mu'allaq (1/135) dan disebutkan di dalam al-Fath: "Ja'far Al-Firyabi menghubungkannya di dalam Sifatil Munafiqin miliknya dari jalan yang banyak dengan lafazh yang berbeda.']
Disebutkan dari sebagian sahabat, bahwasanya dia (mereka) berkata di dalam do'anya: "Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari khusyu' nifaq." Dikatakan: "Apa yang dimaksud dengan khusyu' nifaq?" Dia berkata, "Badan terlihat khusyu' sedangkan hatinya tidak." [Disebutkan oleh Imam As-Suyuthi di dalam Ad-Durul Mantsur (6/84), disandarkan kepada Ibnul Mubarak dan Ibnu ABi Syaibah serta Ahmad di dalam Az-Zuhd secara mauquf kepada Abu Darda radhiyallahu 'anhu]
Demi Allah, hati para sahabat telah dipenuhi dengan keimanan dan keyakinan. Rasa takut mereka kepada kemunafikan begitu besar, sedangkan selain mereka, yang kebanyakan iamannya tidak mampu melewati kerongkongan mereka, namun mereka mendakwakan diri bahwasanya iman mereka (seolah) seperti imannya Jibril dan Mikail.
Demikian penjelasan dari Al-Imam Ibnul Qayyim al-Jauziyyah tentang kemunafikan dalam kitabnya Madarijus Salikin. Semoga Allah Ta'ala mudahkan kita untuk mengenali sifat yang sangat berbahaya ini dan dapat pula menjauhinya, amin.
Sumber : Catatan Abu Muhammad Herman
Allah Ta'ala berfirman:
أَلا إِنَّهُمْ هُمُ الْمُفْسِدُونَ وَلَكِنْ لا يَشْعُرُونَ
"Ingatlah, sesungguhnya mereka itulah orang-orang yang membuat kerusakan, tetapi mereka tidak sadar." (Al-Baqarah: 12)
يُرِيدُونَ لِيُطْفِئُوا نُورَ اللَّهِ بِأَفْوَاهِهِمْ وَاللَّهُ مُتِمُّ نُورِهِ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُونَ
"Mereka ingin memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan-ucapan) mereka, namun Allah menghendaki agar cahayanya sempurna meskipun orang-orang kafir benci." (Ash-Shaff: 8)
Mereka bersepakat untuk menyelisihi wahyu dan bersatu untuk meninggalkan petunjuk Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Firman-Nya:
تَقَطَّعُوا أَمْرَهُمْ بَيْنَهُمْ زُبُرًا كُلُّ حِزْبٍ بِمَا لَدَيْهِمْ فَرِحُونَ
"Kemudian mereka menjadikan agama mereka terpecah belah menjadi beberapa pecahan. Tiap-tiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada sisi mereka (masing-masing)." (Al-Mu'minuun; 53)
يُوحِي بَعْضُهُمْ إِلَى بَعْضٍ زُخْرُفَ الْقَوْلِ غُرُورًا
"Sebagian mereka membisikkan kepada sebahagian yang lain perkataan-perkataan yang indah-indah untuk menipu (manusia)." (Al-An'aam: 112)
Dan karena itu:
اتَّخَذُوا هَذَا الْقُرْآنَ مَهْجُورًا
"Mereka menjadikan Al Qur'an ini sesuatu yang tidak diperdulikan." (Al-Furqaan: 30)
Mereka mengenakan pakaian ahli iman, namun hati mereka adalah hati para pelaku penyimpangan, kerugian, kedengkian dan kekufuran. Dhahir mereka adalah dhahir para penolong (agama), sedangkan batinnya condong kepada orang-orang kafir. Lisan-lisan mereka adalah lisan orang-orang yang tunduk dan menerima, sedangkan hati mereka adalah hati orang-orang yang memerangi. Allah Ta'ala menjelaskan tentang mereka:
وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَقُولُ آمَنَّا بِاللَّهِ وَبِالْيَوْمِ الآخِرِ وَمَا هُمْ بِمُؤْمِنِينَ
"Di antara manusia ada yang mengatakan: "Kami beriman kepada Allah dan Hari kemudian", padahal mereka itu sesungguhnya bukan orang-orang yang beriman." (Al-Baqarah: 8)
Modal mereka hanyalah makar dan tipu daya semata. Materi yang mereka miliki hanya dusta dan kebohongan belaka. Mereka memiliki otak materialis, untuk sekedar memuaskan semua pihak, kaum mukminin dan orang-orang kafir, sehingga bisa aman berada di antara golongan manapun. Allah Ta'ala berfirman:
يُخَادِعُونَ اللَّهَ وَالَّذِينَ آمَنُوا وَمَا يَخْدَعُونَ إِلا أَنْفُسَهُمْ وَمَا يَشْعُرُونَ
"Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, pada hal mereka hanya menipu dirinya sendiri sedang mereka tidak sadar." (Al-Baqarah: 9)
Hati mereka sudah dipenuhi oleh penyakit syubhat dan syahwat, sehingga membinasakannya. Tujuan-tujuan buruk telah menguasai keinginan dan niat mereka sehingga merusaknya. Kerusakan mereka telah menghantarkan kepada kebinasaan sehingga para dokter yang ahli pun tidak mampu mengobatinya. Firman Allah Ta'ala:
فِي قُلُوبِهِمْ مَرَضٌ فَزَادَهُمُ اللَّهُ مَرَضًا وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ بِمَا كَانُوا يَكْذِبُونَ
"Dalam hati mereka ada penyakit, lalu ditambah Allah penyakitnya; dan bagi mereka siksa yang pedih, disebabkan mereka berdusta." (Al-Baqarah: 10)
Orang beriman yang TERKENA hembusan syubhat mereka, maka akan terkoyaklah imannya mulai dari relung yang paling dalam. Orang yang DIKUASAI oleh buruknya fitnah mereka, niscaya akan terlempar ke dalam adzab yang sangat panas. Orang yang MENDENGAR syubhat tipu daya mereka, niscaya akan memunculkan keraguan (syubhat) di dalam hatinya. Maka KERUSAKAN yang mereka buat di muka bumi ini banyak sekali, sedangkan (umumnya) manusia lalai dari hal itu.
Allah Ta'ala berfirman:
"Dan apabila dikatakan kepada mereka janganlah kalian membuat kerusakan di muka bumi, mereka berkata, 'Sesungguhnya kami orang-orang yang mengadakan perbaikan.' Ingatlah, sesungguhnya mereka itulah orang-orang yang membuat kerusakan, TETAPI MEREKA TIDAK SADAR." (Al-Baqarah: 11-12)
Mereka menjuluki orang yang yang berpegang teguh dengan Kitab dan Sunnah sebagai fundamentalis. Menurut mereka ahlu Ittiba' adalah orang-orang dungu dan bodoh yang mereka perbincangkan di waktu mereka sendirian maupun di dalam majelis mereka. Allah Ta'ala berfirman:
"Apabila dikatakan kepada mereka: 'Berimanlah kamu sebagaimana orang-orang lain telah beriman.' Mereka menjawab: 'Akan berimankah kami sebagaimana orang-orang bodoh itu beriman.' Ingatlah, sesungguhnya mereka itulah orang-orang yang bodoh, TETAPI MEREKA TIDAK TAHU." (Al-Baqarah: 13)
Masing-masing mereka MEMILIKI DUA WAJAH, satu wajah untuk bertemu dengan orang-orang yang beriman dan wajah lainnya untuk bertemu dengan SAUDARA-SAUDARANYA DARI KALANGAN MULHIDIN (orang-orang yang menyimpang).
Dan juga memiliki dua lisan, salah satunya diterima oleh orang-orang muslim SESUAI DENGAN DHAHIRNYA dan yang lainnya TERSIMPAN secara rahasia (dalam hati) yang disembunyikannya. Allah Ta'ala berfirman:
"Dan bila mereka berjumpa dengan orang-orang yang beriman, mereka mengatakan; 'Kami telah beriman.' Dan bila mereka KEMBALI kepada syaitan-syaitan mereka, mereka mengatakan, 'Sesungguhnya kami sependirian dengan kamu, kami hanyalah berolok-olok." (Al-Baqarah: 14)
Mereka memiliki ciri-ciri khusus yang DAPAT DIKENALI, yang telah dijelaskan di dalam Al-Qur'an dan As-Sunnah. Ciri-ciri mereka tersebut begitu gamblang untuk dikenali oleh orang-orang yang mempelajarinya dari kalangan ahli iman.
Demi Allah, mereka selalu berbuat riya', padahal riya' merupakan kedudukan paling buruk (paling rendah) yang dipijak oleh manusia. Rasa MALAS senantiasa hinggap pada diri-diri mereka untuk mengerjakan perintah-perintah Allah Subhanahu wa Ta'ala, sehingga ikhlas menjadi sesuatu yang SANGAT SULIT bagi mereka.
Salah seorang di antara mereka seperti seekor domba yang KEBINGUNGAN di antara dua kelompok domba, sehingga bergabung dengan yang ini sesekali dan dengan yang itu pada kali yang lain, tidak langgeng (menetap) bersama salah satu kelompok, dan senantiasa (ingin) melihat siapa di antara keduanya yang lebih kuat dan mulia. Allah Ta'ala berfirrman:
"Mereka dalam keadaan ragu-ragu antara yang demikian -iman dan kafir- tidak masuk ke dalam golongan ini (orang-orang beriman) dan tidak pula ke dalam golongan itu (orang-orang kafir). Barangsiapa yang disesatkan oleh Allah, maka kamu sekali-kali tidak akan mendapatkan jalan (untuk memberi petunjuk) baginya." (An-Nisaa': 143)
Wahai engkau yang INGIN MENGENAL MEREKA, kenalilah sifat mereka dari firman Rabb semesta alam yang mana dirimu tidak akan membutuhkan dalil lagi setelahnya:
"(yaitu) orang-orang yang menunggu-nunggu (peristiwa) yang akan terjadi pada dirimu (hai orang-orang mukmin). Maka jika terjadi bagimu kemenangan dari Allah mereka berkata: "Bukankah kami (turut berperang) beserta kamu?" Dan jika orang-orang kafir mendapat keberuntungan (kemenangan) mereka berkata: "Bukankah kami turut memenangkanmu, dan membela kamu dari orang-orang mukmin?" Maka Allah akan memberi keputusan di antara kamu di hari kiamat dan Allah sekali-kali tidak akan memberi jalan kepada orang-orang kafir untuk memusnahkan orang-orang yang beriman." (An-Nisaa': 141)
Orang-orang terkagum-kagum terhadap ucapan mereka karena manisnya gaya bahasa dan kelembutannya. Firman Allah Ta'ala:
"Dan di antara manusia ada orang yang ucapannya tentang kehidupan dunia menarik hatimu, dan dipersaksikannya kepada Allah (atas kebenaran) isi hatinya, padahal ia adalah penantang yang paling keras." (Al-Baqarah: 204)
Apabila engkau mengajak mereka untuk berhukum dengan wahyu, engkau akan mendapati mereka LARI daripadanya. Jika engkau menyeru mereka kepada hukum Kitab Allah dan Sunnah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, engkau akan melihat mereka BERPALING. Maka jika engkau menyaksikan hakikat mereka yang sesungguhnya, tentu engkau akan mendapati bahwa antara mereka dan hidayah terdapat jarak yang sangat jauh, dan engkau mendapati bahwa mereka SANGAT BERPALING dari wahyu. Firman Allah Ta'ala:
"Apabila dikatakan kepada mereka: "Marilah kamu (tunduk) kepada hukum yang Allah telah turunkan dan kepada hukum Rasul", niscaya kamu lihat orang-orang munafik menghalangi (manusia) dengan sekuat-kuatnya dari (mendekati) kamu." (An-Nisaa': 61)
Mereka menancapka syubhat-syubhat mematikan dan keraguan di dalam hati mereka sendiri, maka mereka tidak mendapat tempat untuk berlindung. Firman Allah Ta'ala:
"Mereka itu adalah orang-orang yang Allah mengetahui apa yang di dalam hati mereka. Karena itu berpalinglah kamu dari mereka, dan berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka." (An-Nisaa': 63)
Mereka adalah makhluk yang paling indah fisiknya, paling tangkas lisannya dan paling lembut tutur katanya. Namun mereka memiliki hati yang PALING BURUK dan PALING LEMAH. Mereka bagaikan kayu yang bersandar dan tak berbuah, yang kayu tersebut telah tercabut dari akarnya sehingga tersandar ke dinding untuk menegakkannya agar tidak terinjak oleh orang-orang yang lewat.
Allah Ta'ala berfirman:
"Dan apabila kamu melihat mereka, tubuh-tubuh mereka menjadikan kamu kagum. Dan jika mereka berkata kamu mendengarkan perkataan mereka. Mereka adalah seakan-akan kayu yang tersandar. Mereka mengira bahwa tiap-tiap teriakan yang keras ditujukan kepada mereka. Mereka itulah musuh (yang sebenarnya), maka waspadalah terhadap mereka; semoga Allah membinasakan mereka. Bagaimanakah mereka sampai dipalingkan (dari kebenaran)?" (Al-Munaafiquun: 4)
Mereka mengakhirkan shalat dari awal waktunya sampai batas akhir. Shalat Shubuh dikerjakan ketika matahari hampir terbit, dan shalat Ashar ketika matahari hampir tenggelam. Shalat mereka mematuk-matuk seperti patukan burung gagak (saking cepatnya), sebab itu adalah shalat jasmani dan tidak dalam hatinya. Mereka tidak menyaksikan (mengikuti) shalat berjama'ah (untuk yang laki-laki), bahkan salah seorang di antara mereka apabila mengerjakan shalat maka mereka (hanya) mengerjakannya di rumah atau di kios-kios toko.
Allah Ta'ala telah memerintahkan:
"Hai Nabi, berjihadlah (melawan) orang-orang kafir dan orang-orang munafik itu, dan bersikap keraslah terhadap mereka. Tempat mereka ialah neraka Jahanam. Dan itulah tempat kembali yang seburuk-buruknya." (At-Taubah: 73)
Mereka merahasiakan kemunafikannya, maka Allah menampakkannya melalui penampilan wajah-wajah mereka dan ucapan-ucapan lisan mereka. Dengan sebab itu Allah memberikan ciri bagi mereka, ciri yang tidak asing lagi bagi ahli bashirah dan iman. Dan mereka menyangka bahwasanya apabila mereka menyembunyikan kekafiran mereka dan menampakkan keimanannya, maka mereka akan lolos dari para pengkritik dan penyaring. Bagaimana mungkin hal ini bisa terjadi? Sedangkan Pengkritik Yang Maha Tahu telah menyingkapkan sifat-sifat mereka kepada kalian, dalam firman-Nya:
"Atau apakah orang-orang yang ada penyakit dalam hatinya mengira bahwa Allah tidak akan menampakkan kedengkian mereka? Dan kalau Kami menghendaki, niscaya Kami tunjukkan mereka kepadamu sehingga kamu benar-benar dapat mengenal mereka dengan tanda-tandanya. Dan kamu benar-benar akan mengenal mereka dari kiasan-kiasan perkataan mereka dan Allah mengetahui perbuatan-perbuatan kalian." (Muhammad: 29-30)
Atau bagaimanakah (keadaan) mereka apabila dikumpulkan untuk melewati jembatan jahanam? Yang lebih tipis dari rambut dan lebih tajam dari mata pedang? Dia begitu licin dan menggelincirkan, begitu gelap dan tidak seorang pun dapat mengusir kegelapan itu melainkan dengan cahaya bashirah yang dapat menerangi langkah kaki. Pada hari itu cahaya dibagikan di antara manusia. Mereka lewat dan berjalan sesuai dengan kadar perbedaan (cahaya) mereka. Mereka diberi cahaya yang nyata bersama ahli Islam lainnya, sebagaimana dulu mereka hidup di antara ahli Islam ketika di dunia, mereka datang dengan shalat, zakat, haji, dan shiyam. Namun ketika sampai di pertengahan jembatan, cahaya-cahaya mereka dipadamkan oleh HEMBUSAN KEMUNAFIKAN, maka padamlah lampu-lampu yang ada di tangan-tangan mereka, sehingga mereka tertegun keheranan dan tidak dapat melanjutkan langkah mereka.
Lalu dibentangkan di antara mereka dan ahli iman, pagar yang padanya terdapat pintu, namun mereka terhalangi untuk masuk karena tidak memiliki kuncinya. Bagian dalam pintu tersebut (yang kaum mukminin berada di dalamnya) terdapat rahmat, sedangkan bagian luarnya dimana mereka berada, terdapat adzab dan siksa. Mereka memanggil-manggil orang-orang yang mendahului mereka dari kalangan ahli iman, dan lampu-lampu kendaraan nampak berkilauan dari jauh seperti bintang-bintang di langit, nampak bagi siapa saja yang menyaksikannya. Firman Allah Ta'ala:
"Pada hari ketika orang-orang munafik laki-laki dan perempuan berkata kepada orang-orang yang beriman: "Tunggulah kami supaya kami dapat mengambil sebahagian dari cahayamu". Dikatakan (kepada mereka): "Kembalilah kamu ke belakang dan carilah sendiri cahaya (untukmu)". Lalu diadakan di antara mereka dinding yang mempunyai pintu. Di sebelah dalamnya ada rahmat dan di sebelah luarnya dari situ ada siksa." (Al-Hadiid: 13)
Mereka mengingatkan orang-orang beriman tentang kebersamaan dan persahabatan mereka ketika di dunia. Firman Allah Ta'ala:
"Orang-orang munafik itu memanggil mereka (orang-orang mukmin) seraya berkata: "Bukankah kami dahulu bersama-sama dengan kamu?" Mereka menjawab: "Benar, tetapi kamu mencelakakan dirimu sendiri dan menunggu (kehancuran kami) dan kamu ragu-ragu serta ditipu oleh angan-angan kosong sehingga datanglah ketetapan Allah; dan kamu telah ditipu terhadap Allah oleh (setan) yang amat penipu. Maka pada hari ini tidak diterima tebusan dari kamu dan tidak pula dari orang-orang kafir. Tempat kamu ialah neraka. Dialah tempat berlindungmu. Dan dia adalah sejahat-jahat tempat kembali." (Al-Hadiid: 14-15)
Sifat mereka tidak dapat disebutkan semuanya, karena hampir-hampir saja Al-Qur'an seluruhnya berisi tentang mereka, dikarenakan jumlah mereka yang BEGITU BANYAK di permukaan bumi ini, juga di dalam kubur.
Tidaklah tersisa satu jengkal tanah pun melainkan mereka ada, agar orang yang beriman tidak merasa kesepian ketika berada di jalan, dan tidak kosong dari sebab-sebab mencari penghidupan, serta tidak dimangsa binatang buas ketika berada di tanah lapang.
Suatu hari Hudzaifah radhiyallahu 'anhu mendengar seseorang berdo'a: "Ya Allah, binasakanlah orang-orang munafik!" Maka beliau pun berkata: "Wahai anak saudaraku, seandainya orang-orang munafik binasa, niscaya kalian akan kesepian di jalanan KARENA SEDIKITNYA orang-orang beriman yang lewat."
DEMI ALLAH! Rasa takut kepada kemunafikan TELAH MEMUTUSKAN HATI para pendahulu (umat ini), karena pengetahuan mereka tentang kemunafikan, baik kemunafikan yang kecil maupun besar, baik secara rinci maupun global. Begitu buruk prasangka mereka terhadap diri-diri mereka, sampai-sampai mereka TAKUT KALAU TERMASUK ke dalam golongannya orang-orang munafik.
Umar bin Khaththab radhiyallahu 'anhu berkata kepada Hudzaifah radhiyallahu 'anhu: "Wahai Hudzaifah, aku bersumpah kepada Allah terhadap dirimu, apakah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menyebutkan kepadamu bahwa aku termasuk dari mereka?" Dia berkata: "Tidak, dan aku tidak akan memberikan tazkiyah (rekomendasi) kepada siapapun setelah dirimu." (Al-Hafizh Adz-Dzahabi menyebutkannya di dalam Al-Mizan (2/107) dan Al-Hafizh Ibnu Hajar di dalam Hadyus Sari (404)]
Ibnu Abi Mulaikah berkata: "Aku telah berjumpa dengan sekitar tiga puluh orang dari para sahabat Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam, SEMUANYA merasa takut terhadap dirinya sendiri akan tertimpa kemunafikan. Tidak seorang pun dari mereka berkata: "Sesungguhnya imannya sepeti imannya Jibril dan Mikail." [Disebutkan secara Mu'alaq di dalam Shahihnya (1/135), Al-Hafizh Ibnu Hajar berkata di dalam Fathul Baari: "Ta'liq ini dihubungkan oleh Ibnu Abi Khaitsamah di dalam Tarikh-nya. Demikian pula dikeluarkan oleh Muhammad Ibnu Nasr Al-Marwazi secara panjang di dalam Kitabul Iman miliknya, dan disebutkan pula oleh Abu Zur'ah Ad-Dimasyqi di dalam Tarikh-nya dari sisi yang lain secara ringkas]
Disebutkan dari Al-Hasan al-Bashri: "Tidak ada yang membuatnya aman kecuali munafik dan tidak ada yang membuatnya takut kecuali mukmin." [Al-Bukhari menyebutkannya secara mu'allaq (1/135) dan disebutkan di dalam al-Fath: "Ja'far Al-Firyabi menghubungkannya di dalam Sifatil Munafiqin miliknya dari jalan yang banyak dengan lafazh yang berbeda.']
Disebutkan dari sebagian sahabat, bahwasanya dia (mereka) berkata di dalam do'anya: "Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari khusyu' nifaq." Dikatakan: "Apa yang dimaksud dengan khusyu' nifaq?" Dia berkata, "Badan terlihat khusyu' sedangkan hatinya tidak." [Disebutkan oleh Imam As-Suyuthi di dalam Ad-Durul Mantsur (6/84), disandarkan kepada Ibnul Mubarak dan Ibnu ABi Syaibah serta Ahmad di dalam Az-Zuhd secara mauquf kepada Abu Darda radhiyallahu 'anhu]
Demi Allah, hati para sahabat telah dipenuhi dengan keimanan dan keyakinan. Rasa takut mereka kepada kemunafikan begitu besar, sedangkan selain mereka, yang kebanyakan iamannya tidak mampu melewati kerongkongan mereka, namun mereka mendakwakan diri bahwasanya iman mereka (seolah) seperti imannya Jibril dan Mikail.
Demikian penjelasan dari Al-Imam Ibnul Qayyim al-Jauziyyah tentang kemunafikan dalam kitabnya Madarijus Salikin. Semoga Allah Ta'ala mudahkan kita untuk mengenali sifat yang sangat berbahaya ini dan dapat pula menjauhinya, amin.
Sumber : Catatan Abu Muhammad Herman
http://www.facebook.com/note.php?note_id=10150234049250175
Comments (0)
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.