Narsis, kata ini tentunya sering kita dengar dalam kehidupan sehari-hari. Ya, Narsis merupakan salah satu penyimpangan kepribadian mental seseorang dimana orang tersebut memiliki perasaan yang berlebihan bahwa dirinya lah yang paling penting, dan menginginkan untuk selalu dikagumi. Penyimpangan kepribadian adalah istilah umum untuk jenis penyakit mental seseorang, dimana pada kondisi tersebut cara berpikir, cara memahami situasi dan kemampuan berhubungan dengan orang lain tidak berfungsi normal. Kondisi itu membuat seseorang memiliki sifat yang menyebabkannya merasa dan berperilaku dengan cara-cara yang menyedihkan, membatasi kemampuannya untuk dapat berperan dalam suatu hubungan.
Orang-orang yang narsis meyakini bahwa mereka adalah orang-orang yang lebih unggul daripada orang lain dan kurang bisa menghargai perasaan orang lain. Namun dibalik rasa percaya dirinya yang teramat kuat, sebenarnya orang narsis memiliki penghargaan terhadap diri sendiri yang lemah, mudah tersinggung meskipun terhadap kritikan kecil.
Sebenarnya kata narsis sendiri berasal dari seorang tokoh bernama Narciscus yang gemar mengagumi dirinya dengan bercermin di atas kolam. Hal inilah yang akhirnya menjadi dasar mengapa orang-orang yang terlalu berlebihan dalam mengagumi dirinya sendiri disebut narsis. Untuk lebih mengenal dan mengetahui perilaku narsis ini, simak beberapa hal berikut yang merupakan ciri-ciri dari penderita narsis:
* Ditandai dengan perilaku yang emosional dan dramatis, dan dapat juga dikategorikan ke dalam penyimpangan perilaku yang antisosial.
* Memiliki perasaan bangga yang berlebihan tentang kehebatan atau keunikan dirinya, misalnya membanggakan kemampuannya, kecantikan atau bakatnya secara berlebihan.
* Melebih-lebihkan prestasi yang dicapainya atau memusatkan perhatian berlebihan pada permasalahannya.
* Hanya berfokus pada fantasi tentang sukses, kekuatan, kecemerlangan, kecantikan atau mendapatkan cinta dari pasangan ideal.
* Selalu membutuhkan dan mengharapkan perhatian dan pujian secara terus-menerus.
* Dalam merespons kritik atau kekalahan dapat berupa reaksi marah berlebihan.
* Orang narsis memiliki keyakinan bahwa dialah orang yang lebih baik dan istimewa daripada orang lain.
* Tidak bisa memahami emosi dan perasaan orang lain
* Mengharapkan orang lain untuk selalu setuju dengan segala ide dan rencananya
* Suka mengambil keuntungan dari orang lain
* Mengekspresikan penghinaan kepada orang-orang yang dianggapnya lebih rendah
* Suka cemburu terhadap orang lain
* Memiliki keyakinan bahwa orang lain selalu cemburu terhadap dirinya
* Sulit menjaga hubungan yang baik dan sehat
* Membuat tujuan-tujuan yang seringkali tidak masuk akal
* Menjadi mudah terluka dan ditolak
* Memiliki rasa pengharagaan terhadap diri sendiri yang rapuh dan lemah
* Terlihat seperti orang yang keras hati dan emosional
* Memiliki sifat yang congkak, angkuh dan sombong
* Bisa menjadi sangat marah dan tidak sabar bila tidak mendapatkan perlakuan yang istimewa dari seseorang yang diharapkan
* Memaksakan untuk memiliki segala sesuatu yang terbaik
* Memiliki perasaan malu dan terhina, dan agar bisa merasa lebih baik, maka akan bereaksi dengan marah, menghina atau meremehkan orang lain.
Orang-orang yang narsis meyakini bahwa mereka adalah orang-orang yang lebih unggul daripada orang lain dan kurang bisa menghargai perasaan orang lain. Namun dibalik rasa percaya dirinya yang teramat kuat, sebenarnya orang narsis memiliki penghargaan terhadap diri sendiri yang lemah, mudah tersinggung meskipun terhadap kritikan kecil.
Sebenarnya kata narsis sendiri berasal dari seorang tokoh bernama Narciscus yang gemar mengagumi dirinya dengan bercermin di atas kolam. Hal inilah yang akhirnya menjadi dasar mengapa orang-orang yang terlalu berlebihan dalam mengagumi dirinya sendiri disebut narsis. Untuk lebih mengenal dan mengetahui perilaku narsis ini, simak beberapa hal berikut yang merupakan ciri-ciri dari penderita narsis:
* Ditandai dengan perilaku yang emosional dan dramatis, dan dapat juga dikategorikan ke dalam penyimpangan perilaku yang antisosial.
* Memiliki perasaan bangga yang berlebihan tentang kehebatan atau keunikan dirinya, misalnya membanggakan kemampuannya, kecantikan atau bakatnya secara berlebihan.
* Melebih-lebihkan prestasi yang dicapainya atau memusatkan perhatian berlebihan pada permasalahannya.
* Hanya berfokus pada fantasi tentang sukses, kekuatan, kecemerlangan, kecantikan atau mendapatkan cinta dari pasangan ideal.
* Selalu membutuhkan dan mengharapkan perhatian dan pujian secara terus-menerus.
* Dalam merespons kritik atau kekalahan dapat berupa reaksi marah berlebihan.
* Orang narsis memiliki keyakinan bahwa dialah orang yang lebih baik dan istimewa daripada orang lain.
* Tidak bisa memahami emosi dan perasaan orang lain
* Mengharapkan orang lain untuk selalu setuju dengan segala ide dan rencananya
* Suka mengambil keuntungan dari orang lain
* Mengekspresikan penghinaan kepada orang-orang yang dianggapnya lebih rendah
* Suka cemburu terhadap orang lain
* Memiliki keyakinan bahwa orang lain selalu cemburu terhadap dirinya
* Sulit menjaga hubungan yang baik dan sehat
* Membuat tujuan-tujuan yang seringkali tidak masuk akal
* Menjadi mudah terluka dan ditolak
* Memiliki rasa pengharagaan terhadap diri sendiri yang rapuh dan lemah
* Terlihat seperti orang yang keras hati dan emosional
* Memiliki sifat yang congkak, angkuh dan sombong
* Bisa menjadi sangat marah dan tidak sabar bila tidak mendapatkan perlakuan yang istimewa dari seseorang yang diharapkan
* Memaksakan untuk memiliki segala sesuatu yang terbaik
* Memiliki perasaan malu dan terhina, dan agar bisa merasa lebih baik, maka akan bereaksi dengan marah, menghina atau meremehkan orang lain.
Dari ciri-ciri tersebut, karakter narsis sekilas terlihat mirip seperti karakter orang dengan rasa percaya diri yang kuat. Padahal hal tersebut tidak lah sama. Orang narsis memang memiliki rasa percaya diri yang kuat, namun rasa percaya diri tersebut adalah rasa percaya diri yang tidak sehat, karena hanya memandang dirinya lah yang paling hebat dari orang lain. Di sisi lain, orang dengan rasa percaya diri yang sehat tidak mengagung-agungkan dirinya saja, namun juga bisa menghargai orang lain.
Sumber : Catatan Al Akh Abu Muhammad Herman
http://www.facebook.com/note.php?note_id=10150193407355175
Comments (0)
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.