Bismillah,
Para ulama sangatlah perhatian dalam menukil hadits, mereka meneliti mana yang tidak shahih dari hadits-hadits tersebut dan dalam jalan yang terjal dan sangat berharga inilah para ulama menghabiskan waktu, harta dan tenaga mereka.
Ibnu Sirin berkata:
“Dahulu mereka tidak bertanya tentang sanad, maka ketika terjadi fitnah-yaitu terbunuhnya Utsman bin Affan oleh kelompok khawarij-mereka bertanya: “Sebutkan kepada kami nama para perawimu”. Maka dilihatlah, jika ahlus sunnah diambillah hadits mereka tapi jika ahli bid’ah maka tidak diambil hadits mereka”.
Abdullah bin Al-Mubarak berkata:
“Sanad itu bagian dari agama, seandainya tidak ada sanad maka berkatalah orang yang ingin berkata sesuai seleranya”.
“Dahulu mereka tidak bertanya tentang sanad, maka ketika terjadi fitnah-yaitu terbunuhnya Utsman bin Affan oleh kelompok khawarij-mereka bertanya: “Sebutkan kepada kami nama para perawimu”. Maka dilihatlah, jika ahlus sunnah diambillah hadits mereka tapi jika ahli bid’ah maka tidak diambil hadits mereka”.
Abdullah bin Al-Mubarak berkata:
“Sanad itu bagian dari agama, seandainya tidak ada sanad maka berkatalah orang yang ingin berkata sesuai seleranya”.
Bahkan perkaranya sampai kepada penyusunan hadits-hadits palsu untuk menjelaskan penyimpangannya [yakni kepalsuan hadits tersebut]. Bersamaan dengan hal tersebut sebelumnya maka kita meyakini bahwa sunnah Nabi shallallahu’alayhiwasallam telah dinukil sampai generasi kita ini dengan nukilan yang sempurna. Dan tidak ada sebuah hadits yang diangkat kepada Nabi shallallhu’alayhiwasallam yang tertinggal atau yang belum dinilai keshahihan dan kedhaifannya oleh para ulama atau ada hadits-hadts shahih yang bercampur dengan lainnya kemudian tersamar dari umat atau syubhat-syubhat dan kebatilan lainnya.
Hal tersebut terjadi karena menjaga sunnah adalah menjaga umat ini. Sementara umat ini secara keseluruhan terjaga dari sebuah kesesatan dalam perkara agamanya, sama saja dengan ditelantarkannya hadits tersebut atau dengan ketiadaan penjelasannya kepada manusia.
Sesungguhnya keragu-raguan tersebut dalam masalah tersebut sebagaimana dilakukan oleh sebagian kelompok yang mencaci para sahabat adalah perkara yang selayaknya berhati-hati dengannya. Selain itu, juga tidak akan mungkin diambil segala cara untuk memberikan sisipan atas sunnah Nabi shallahu’alayhiwasllam atau memberikan keragu-raguan atas keshahihannya berdasarkan dalil-dalil yang jelas atas penjagaan agama ini dan juga berdasarkan terjaganya umat ini dari kesesatan dari perkara agamanya. Umat ini telah mewarisinya dari satu generasi ke generasi setelahnya dan dari satu abad ke abad yang lain hingga pada hari kita ini.
Maka segala puji bagi Allah.
Sesungguhnya keragu-raguan tersebut dalam masalah tersebut sebagaimana dilakukan oleh sebagian kelompok yang mencaci para sahabat adalah perkara yang selayaknya berhati-hati dengannya. Selain itu, juga tidak akan mungkin diambil segala cara untuk memberikan sisipan atas sunnah Nabi shallahu’alayhiwasllam atau memberikan keragu-raguan atas keshahihannya berdasarkan dalil-dalil yang jelas atas penjagaan agama ini dan juga berdasarkan terjaganya umat ini dari kesesatan dari perkara agamanya. Umat ini telah mewarisinya dari satu generasi ke generasi setelahnya dan dari satu abad ke abad yang lain hingga pada hari kita ini.
Maka segala puji bagi Allah.
[Diringkas dari majalah Qiblati Vol 2 No.1 ]
Sumber : http://tomygnt.wordpress.com/2010/08/07/adakah-hadits-yang-tidak-sampai-kepada-kita/
Comments (0)
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.