Dari Sa'id bin Musayyab Radhiyallahu anhu, bahwa ia melihat seseorang mengerjakan lebih dari dua rakaat shalat setelah terbit fajar. Lalu beliau melarangnya. Maka orang itu berkata, "Wahai Sa'id, apakah Allah akan menyiksa saya karena shalat?", lalu Sa'id menjawab :"Tidak, tetapi Allah akan menyiksamu karena menyalahi sunnah"

[SHAHIH. HR Baihaqi dalam "As Sunan Al Kubra" II/466, Khatib Al Baghdadi dalam "Al Faqih wal mutafaqqih" I/147, Ad Darimi I/116].



APAKAH SESEORANG MASUK SURGA KARENA AMALNYA?

Share/Bookmark
Posted By Abu Ayaz

Kategori :

Sudah di lihat :



Oleh : Abu Ubaidah Yusuf As-Sidawi

Pertanyaan :
Apakah seorang hamba masuk surga karena amalnya?

Jawab :
Ini merupakan masalah yang sangat penting, yang telah disalahpahami oleh beberapa kelompok yang tidak memahami agama Islam secara benar. Kami katakan:

“Amal shalih seorang hamba merupakan PENYEBAB masuk surga.”

Allah Ta’ala berfirman:

وَتِلْكَ الْجَنَّةُ الَّتِي أُورِثْتُمُوهَا بِمَا كُنتُمْ تَعْمَلُونَ
 
"Dan itulah surga yang diwariskan kepada kamu disebabkan amal-amal yang dahulu kamu kerjakan." (az-Zukhruf: 72)

Dan Allah juga berfirman:

ادْخُلُواْ الْجَنَّةَ بِمَا كُنتُمْ تَعْمَلُونَ
  
"Masuklah kamu ke dalam surga itu disebabkan apa yang telah kamu kerjakan." (An-Nahl: 32)

Huruf ب (ba’) dalam ayat di atas disebut ba’ sababiyah (yang menunjukkan arti sebab). Artinya, dengan sebab amal-amal kalian.

Adapun hadits Nabi -shallallallahu ‘alahi wa sallam- bahwa beliau bersabda:

لَنْ يَدْخُلَ الْجَنَّةَ أَحَدٌ بِعَمَلِهِ قِيْلَ وَلاَ أَنْتَ يَا رَسُوْلَ اللهِ؟ قَالَ وَلاَ أَنَا إِلاَّ أَنْ يَتَغَمَّدَنِيَ اللهُ بِرَحْمَتِهِ

  
"Tidaklah seseorang masuk surga dengan amalnya. Ditanyakan, “Sekali pun engkau wahai Rasulullah?” Beliau bersabda, “Sekali pun saya, hanya saja Allah telah memberikan rahmat kepadaku.” (HR. Bukhari 5673, Muslim 2816)

Huruf ب (ba’) pada hadits ini disebut ba’ iwadh wal muqabalah (yang menunjukkan sebagai ganti). Seperti orang mengatakan (misalnya), “Aku membeli kitab dengan seribu rupiah.”

Jadi, maksud hadits ini amal hamba itu bukanlah sebagai ganti harga surga, namun karena kemurahan, rahmat, dan karunia Allah.

Hal ini seperti yang dijelaskan oleh:

- Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah dalam Majmu’ Fatawa (8/70)
- Muridnya –al-Hafizh Ibnul Qayyim– dalam Miftah Dar as-Sa’adah (1/119-120)
- Al-Allamah Ibnu Abil Izzi al-Hanafi dalam Syarah Aqidah Thahawiyah (hal. 438)
- Al-Allamah Ahmad bin Ali al-Miqrizi dalam Kitab Tajrid Tauhid Mufid (hal. 108-109).

Memang, di sana ada penjelasan lainnya dalam mengkompromikan antara ayat dengan hadits di atas sebagaimana dipaparkan oleh al-Hafizh Ibnu Hajar dalam kitabnya Fathul Bari (13/85-86). Silakan melihatnya.

Dan dalam masalah ini ada dua kelompok yang tersesat :

1. Kelompok pertama, yaitu orang-orang yang mengimani takdir tanpa mengambil sebab-sebab yang disyari’atkan serta amalan-amalan shalih sehingga mereka kufur terhadap kitab-kitab dan para rasul Allah.

2. Kelompok kedua, yaitu orang-orang yang menuntut pahala dari Allah layaknya pekerja pada majikannya, karena mereka beranggapan penuh akan kebaikan amal mereka. Kelompok ini adalah manusia-manusia jahil dan tersesat, sebab bila Alloh memerintah atau melarang hamba-Nya, itu bukan berarti Alloh butuh terhadap mereka, tetapi demi kebaikan mereka sendiri. (lihat Majmu’ Fatawa 8/71)

KESIMPULAN :
Maksud dari catatan di atas adalah untuk menjelaskan kesalahpahaman sebagian orang yang berkata bahwa seseorang tidak bisa masuk Surga karena amalnya berdasarkan hadits :

لَنْ يَدْخُلَ الْجَنَّةَ أَحَدٌ بِعَمَلِهِ قِيْلَ وَلاَ أَنْتَ يَا رَسُوْلَ اللهِ؟ قَالَ وَلاَ أَنَا إِلاَّ أَنْ يَتَغَمَّدَنِيَ اللهُ بِرَحْمَتِهِ

"Tidaklah seseorang masuk surga dengan amalnya. Ditanyakan, “Sekali pun engkau wahai Rasulullah?” Beliau bersabda, “Sekali pun saya, hanya saja Allah telah memberikan rahmat kepadaku.” (HR. Bukhari 5673, Muslim 2816)

Padahal huruf ب (ba’) pada hadits ini disebut ba’ iwadh wal muqabalah (yang menunjukkan sebagai ganti). Seperti orang mengatakan (misalnya), “Aku membeli kitab dengan seribu rupiah.” Yaitu uang seribu rupiah sebagai ganti kitab.

Sehingga, makna dari hadits tersebut adalah "Surga bukan sebagai ganti dari amal yang dilakukan oleh seorang hamba".

Hadits tersebut samasekali bukan dimaksudkan untuk menafikan amal seorang hamba, maka Ustadz Abu Ubaidah Yusuf As-Sidawi hafizhahullah mengatakan: “Amal shalih seorang hamba merupakan PENYEBAB masuk surga.”

Setelah kita menjama' antara ayat dan hadits, akan kita dapati bahwa maknanya adalah, seseorang masuk Surga bukan semata-mata karena amalnya, tapi karena amal dan ridha Allah.

Amal adalah termasuk dari tujuan diciptakannya Jin dan Manusia, yaitu beribadah kepada Allah. Tentunya dengan memahami syarat-syarat diterimanya amal yaitu ikhlas dan sesuai yang dicontohkan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Allahu a'lam.


Sumber : http://abiubaidah.com/tanya-jawab-masuk-surga-amal.html/#more-248
http://www.facebook.com/notes/ibnu-adam/apakah-seorang-hamba-masuk-surga-karena-amalnya/464802776925


Share

Comments (0)

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.