Apa yang akan terjadi dengan Merapi di masa depan tidak ada yang mengetahuinya kecuali Allah Ta’ala. Barangsiapa meyakini Petruk sudah tahu sebelumnya berarti dia telah berbuat syirik kepada Allah Tabaraka wa Ta’ala. Demikian pula mempercayai bualan pewaris Maridjan; Ponimin dan istrinya, sama saja dengan mempercayai dukun dan tukang ramal, pelayan-pelayan iblis merapi.
Apa yang akan terjadi kurang dari seperempat detik kemudian termasuk perkara ghaib yang ilmunya adalah kekhususuan bagi Allah Ta’ala, sehingga orang yang meyakini bahwa ada selain Allah Ta’ala yang mengetahui perkara ghaib berarti dia telah berbuat syirik kepada Allah. Firman Allah Tabaraka wa Ta’ala
قُل لَّا يَعْلَمُ مَن فِى ٱلسَّمَوَتِ وَٱلْأَرْضِ ٱلْغَيْبَ إِلَّا ٱللَّهُ
“Katakanlah: “Tidak ada seorangpun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang ghaib, kecuali Allah”.” (QS. An-Naml: 65)
Dan orang yang mengabarkan tentang perkara ghaib (yang akan terjadi di masa depan) disebut dukun (kaahin) (lihat Majmu’ Fatawa Syaikhul Islam rahimahullah, 35/173).
Dari mana dia mengetahui berita-berita ghaib tersebut? Tidak lain dari tuan-tuannya, yaitu setan-setan yang mencuri berita dari langit. Nabi shallallahu’alaihi wa sallam menjelaskan
إِذَا قَضَى اللهُ الْأَمْرَ فِي السَّمَاءِ ضَرَبَتِ الْمَلَائِكَةُ بِأَجْنِحَتِهَا خضَعَانًا لِقَوْلِهِ كَأَنَّهُ سِلْسِلَةٌ عَلَى صَفْوَانٍ فَإِذَا فُزِّعَ عَنْ قُلُوبِهِمْ قَالُوا: مَاذَا قَالَ رَبُّكُمْ؟ قَالُوا لِلَّذِي قَالَ: الْحَقَّ وَهُوَ الْعَلِيُّ الْكَبِيْرُ. فَيَسْمَعُهَا مُسْتَرِقُ السَّمْعَ وَمُسْتَرِقُ السَّمْعِ هَكَذَا بَعْضَهُ فَوْقَ بَعْضٍ –وَوَصَفَ سُفْيَانُ بِكَفِّهِ فَحَرَّفَهَا وَبَدَّدَ بَيْنَ أَصَابِعِهِ- فَيَسْمَعُ الْكَلِمَةَ فَيُلْقِيهَا إِلَى مَنْ تَحْتَهُ ثُمَّ يُلْقِيهَا الْآخَرُ إِلَى مَنْ تَحْتَهُ حَتَّى يُلْقِيهَا عَلَى لِسَانِ السَّاحِرِ أَوِ الْكَاهِنِ فَرُبَّمَا أَدْرَكَ الشِّهَابُ قَبْلَ أَنْ يُلْقِيَهَا وَرُبَّمَا أَلْقَاهَا قَبْلَ أَنْ يُدْرِكَهُ فَيَكْذِبُ مَعَهَا مِائَةَ كِذْبَةٍ فَيُقَالُ: أَلَيْسَ قَدْ قَالَ لَنَا يَوْمَ كَذَا وَكَذا كَذَا وَكَذَا؟ فَيُصَدَّقُ بِتِلْكَ الْكَلِمَةِ الَّتِي سُمِعَ مِنَ السَّمَاءِ
“Apabila di langit Allah menetapkan sebuah perkara, tertunduklah seluruh malaikat karena takut dengan firman Allah Ta’ala, seakan-akan suara rantai yang tergerus di atas batu. Ketika sadar, mereka berkata: “Apa yang telah difirmankan oleh Rabb kalian?” Sebagian menjawab: “Kebenaran, dan dia Maha Tinggi lagi Maha Besar.” Lalu berita tersebut dicuri oleh para pencuri berita (setan)".
Para pencuri berita itu sebagiannya berada di atas yang lain (sampai ke suatu tempat di bawah langit) –Sufyan (rawi hadits) menggambarkan tumpang tindihnya mereka dengan telapak tangan beliau lalu menjarakkan antara jari jemarinya–. Mereka mendengar kalimat yang disampaikan oleh Malaikat, lalu menyampaikannya kepada yang di bawahnya, yang di bawahnya menyampaikannya kepada yang di bawahnya lagi, sampai yang paling bawah menyampaikannya kepada tukang sihir atau dukun.
Terkadang setan tersebut terkena lemparan bintang sebelum menyampaikannya dan terkadang dia bisa menyampaikannya sebelum terkena lemparan bintang. Namun setan ini telah menyisipkan 100 kedustaan bersama satu berita yang benar itu.
Kemudian bualan dukun ini dikomentari orang: “Bukankah kejadiannya seperti yang dia katakan?” Akhirnya dukun ini dipercayai karena berita yang dicuri setan dari langit.” (HR. Al-Bukhari dari Abu Hurairah radhiyallahu‘anahu)
Hukum Mempercayai Ucapan Ponimin tentang Masa Depan Merapi
Oleh karena itu, barangsiapa yang mempercayai ucapan Ponimin dan yang semisalnya berarti dia telah kafir terhadap apa yang diturunkan kepada Nabi shallallahu’alaihi wa sallam, beliau bersabda
من أتى عرافا أو كاهنا فصدقه بما يقول فقد كفر بما أنزل على محمد صلى الله عليه وسلم
“Barang siapa yang mendatangi tukang ramal atau dukun dan membenarkan apa yang diucapkannya maka dia telah kafir terhadap apa yang diturunkan kepada Nabi Muhammad shallallahu’alaihi wa sallam.” (HR. Abu Dawud dari Abu Hurairah radhiyallahu‘anahu)
Adapun sekedar bertanya tanpa mempercayai ucapan dukun tersebut maka tidak diterima shalatnya selama 40 hari tanpa menghilangkan kewajiban shalat atasnya. Nabi shallallahu’alaihi wa sallam bersabda
مَنْ أَتَى عَرَّافًا فَسَأَلَهُ عَنْ شَيْءٍ لَمْ تُقْبَلْ لَهُ صَلَاةٌ أَرْبَعِينَ لَيْلَةً
“Barangsiapa mendatangi tukang ramal, lalu bertanya kepadanya tentang sesuatu, maka tidak akan diterima shalatnya selama 40 malam.” (HR. Muslim dari sebagian istri Nabi shallallahu‘alaihi wa sallam)
Himbauan kepada Kaum Muslimin
Kembali kami menghimbau kepada kaum muslimin, agar tidak saja membantu korban Merapi dengan materi, namun juga dengan nasihat dan ajakan untuk bertaubat kepada Allah Ta’ala, kembali mentauhidkan Allah; beribadah hanya kepada-Nya, melaksanakan sholat lima waktu dan meneladani Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam. Karena hanya inilah kunci keselamatan dari bencana di dunia dan akhirat. Allah Ta’ala berfirman
وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَى آمَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكَاتٍ مِنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ وَلَكِنْ كَذَّبُوا فَأَخَذْنَاهُمْ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ
“Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.” (Al-A’raaf: 96)
Dan ingatlah, musibah di akhirat itu lebih dahsyat apabila mereka mati dalam keadaan menyekutukan Allah Ta’ala. Jika mereka bisa bersabar menghadapi musibah Merapi, maka tidak ada yang mampu bersabar menghadapi musibah di akhirat. Allah Ta’ala telah mengingatkan
إِنَّهَا لإحْدَى الْكُبَرِ. نَذِيرًا لِلْبَشَرِ
“Sesungguhnya neraka saqar itu adalah salah satu bencana yang amat besar, sebagai ancaman bagi manusia.” (Al-Muddatsir: 35)
Juga firman Allah Ta’ala
لَهُمْ مِنْ فَوْقِهِمْ ظُلَلٌ مِنَ النَّارِ وَمِنْ تَحْتِهِمْ ظُلَلٌ ذَلِكَ يُخَوِّفُ اللَّهُ بِهِ عِبَادَهُ يَا عِبَادِ فَاتَّقُونِ
”Bagi mereka lapisan-lapisan dari api di atas mereka dan di bawah mereka pun lapisan-lapisan (dari api). Demikianlah Allah Subhanahu wa Ta’ala mempertakuti hamba-hamba-Nya dengan azdab itu. Maka bertakwalah kepada-Ku wahai hamba-hamba-Ku.” (Az Zumar: 16)
Apa yang akan terjadi kurang dari seperempat detik kemudian termasuk perkara ghaib yang ilmunya adalah kekhususuan bagi Allah Ta’ala, sehingga orang yang meyakini bahwa ada selain Allah Ta’ala yang mengetahui perkara ghaib berarti dia telah berbuat syirik kepada Allah. Firman Allah Tabaraka wa Ta’ala
قُل لَّا يَعْلَمُ مَن فِى ٱلسَّمَوَتِ وَٱلْأَرْضِ ٱلْغَيْبَ إِلَّا ٱللَّهُ
“Katakanlah: “Tidak ada seorangpun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang ghaib, kecuali Allah”.” (QS. An-Naml: 65)
Dan orang yang mengabarkan tentang perkara ghaib (yang akan terjadi di masa depan) disebut dukun (kaahin) (lihat Majmu’ Fatawa Syaikhul Islam rahimahullah, 35/173).
Dari mana dia mengetahui berita-berita ghaib tersebut? Tidak lain dari tuan-tuannya, yaitu setan-setan yang mencuri berita dari langit. Nabi shallallahu’alaihi wa sallam menjelaskan
إِذَا قَضَى اللهُ الْأَمْرَ فِي السَّمَاءِ ضَرَبَتِ الْمَلَائِكَةُ بِأَجْنِحَتِهَا خضَعَانًا لِقَوْلِهِ كَأَنَّهُ سِلْسِلَةٌ عَلَى صَفْوَانٍ فَإِذَا فُزِّعَ عَنْ قُلُوبِهِمْ قَالُوا: مَاذَا قَالَ رَبُّكُمْ؟ قَالُوا لِلَّذِي قَالَ: الْحَقَّ وَهُوَ الْعَلِيُّ الْكَبِيْرُ. فَيَسْمَعُهَا مُسْتَرِقُ السَّمْعَ وَمُسْتَرِقُ السَّمْعِ هَكَذَا بَعْضَهُ فَوْقَ بَعْضٍ –وَوَصَفَ سُفْيَانُ بِكَفِّهِ فَحَرَّفَهَا وَبَدَّدَ بَيْنَ أَصَابِعِهِ- فَيَسْمَعُ الْكَلِمَةَ فَيُلْقِيهَا إِلَى مَنْ تَحْتَهُ ثُمَّ يُلْقِيهَا الْآخَرُ إِلَى مَنْ تَحْتَهُ حَتَّى يُلْقِيهَا عَلَى لِسَانِ السَّاحِرِ أَوِ الْكَاهِنِ فَرُبَّمَا أَدْرَكَ الشِّهَابُ قَبْلَ أَنْ يُلْقِيَهَا وَرُبَّمَا أَلْقَاهَا قَبْلَ أَنْ يُدْرِكَهُ فَيَكْذِبُ مَعَهَا مِائَةَ كِذْبَةٍ فَيُقَالُ: أَلَيْسَ قَدْ قَالَ لَنَا يَوْمَ كَذَا وَكَذا كَذَا وَكَذَا؟ فَيُصَدَّقُ بِتِلْكَ الْكَلِمَةِ الَّتِي سُمِعَ مِنَ السَّمَاءِ
“Apabila di langit Allah menetapkan sebuah perkara, tertunduklah seluruh malaikat karena takut dengan firman Allah Ta’ala, seakan-akan suara rantai yang tergerus di atas batu. Ketika sadar, mereka berkata: “Apa yang telah difirmankan oleh Rabb kalian?” Sebagian menjawab: “Kebenaran, dan dia Maha Tinggi lagi Maha Besar.” Lalu berita tersebut dicuri oleh para pencuri berita (setan)".
Para pencuri berita itu sebagiannya berada di atas yang lain (sampai ke suatu tempat di bawah langit) –Sufyan (rawi hadits) menggambarkan tumpang tindihnya mereka dengan telapak tangan beliau lalu menjarakkan antara jari jemarinya–. Mereka mendengar kalimat yang disampaikan oleh Malaikat, lalu menyampaikannya kepada yang di bawahnya, yang di bawahnya menyampaikannya kepada yang di bawahnya lagi, sampai yang paling bawah menyampaikannya kepada tukang sihir atau dukun.
Terkadang setan tersebut terkena lemparan bintang sebelum menyampaikannya dan terkadang dia bisa menyampaikannya sebelum terkena lemparan bintang. Namun setan ini telah menyisipkan 100 kedustaan bersama satu berita yang benar itu.
Kemudian bualan dukun ini dikomentari orang: “Bukankah kejadiannya seperti yang dia katakan?” Akhirnya dukun ini dipercayai karena berita yang dicuri setan dari langit.” (HR. Al-Bukhari dari Abu Hurairah radhiyallahu‘anahu)
Hukum Mempercayai Ucapan Ponimin tentang Masa Depan Merapi
Oleh karena itu, barangsiapa yang mempercayai ucapan Ponimin dan yang semisalnya berarti dia telah kafir terhadap apa yang diturunkan kepada Nabi shallallahu’alaihi wa sallam, beliau bersabda
من أتى عرافا أو كاهنا فصدقه بما يقول فقد كفر بما أنزل على محمد صلى الله عليه وسلم
“Barang siapa yang mendatangi tukang ramal atau dukun dan membenarkan apa yang diucapkannya maka dia telah kafir terhadap apa yang diturunkan kepada Nabi Muhammad shallallahu’alaihi wa sallam.” (HR. Abu Dawud dari Abu Hurairah radhiyallahu‘anahu)
Adapun sekedar bertanya tanpa mempercayai ucapan dukun tersebut maka tidak diterima shalatnya selama 40 hari tanpa menghilangkan kewajiban shalat atasnya. Nabi shallallahu’alaihi wa sallam bersabda
مَنْ أَتَى عَرَّافًا فَسَأَلَهُ عَنْ شَيْءٍ لَمْ تُقْبَلْ لَهُ صَلَاةٌ أَرْبَعِينَ لَيْلَةً
“Barangsiapa mendatangi tukang ramal, lalu bertanya kepadanya tentang sesuatu, maka tidak akan diterima shalatnya selama 40 malam.” (HR. Muslim dari sebagian istri Nabi shallallahu‘alaihi wa sallam)
Himbauan kepada Kaum Muslimin
Kembali kami menghimbau kepada kaum muslimin, agar tidak saja membantu korban Merapi dengan materi, namun juga dengan nasihat dan ajakan untuk bertaubat kepada Allah Ta’ala, kembali mentauhidkan Allah; beribadah hanya kepada-Nya, melaksanakan sholat lima waktu dan meneladani Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam. Karena hanya inilah kunci keselamatan dari bencana di dunia dan akhirat. Allah Ta’ala berfirman
وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَى آمَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكَاتٍ مِنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ وَلَكِنْ كَذَّبُوا فَأَخَذْنَاهُمْ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ
“Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.” (Al-A’raaf: 96)
Dan ingatlah, musibah di akhirat itu lebih dahsyat apabila mereka mati dalam keadaan menyekutukan Allah Ta’ala. Jika mereka bisa bersabar menghadapi musibah Merapi, maka tidak ada yang mampu bersabar menghadapi musibah di akhirat. Allah Ta’ala telah mengingatkan
إِنَّهَا لإحْدَى الْكُبَرِ. نَذِيرًا لِلْبَشَرِ
“Sesungguhnya neraka saqar itu adalah salah satu bencana yang amat besar, sebagai ancaman bagi manusia.” (Al-Muddatsir: 35)
Juga firman Allah Ta’ala
لَهُمْ مِنْ فَوْقِهِمْ ظُلَلٌ مِنَ النَّارِ وَمِنْ تَحْتِهِمْ ظُلَلٌ ذَلِكَ يُخَوِّفُ اللَّهُ بِهِ عِبَادَهُ يَا عِبَادِ فَاتَّقُونِ
”Bagi mereka lapisan-lapisan dari api di atas mereka dan di bawah mereka pun lapisan-lapisan (dari api). Demikianlah Allah Subhanahu wa Ta’ala mempertakuti hamba-hamba-Nya dengan azdab itu. Maka bertakwalah kepada-Ku wahai hamba-hamba-Ku.” (Az Zumar: 16)
Membantu Meringankan Beban
Adapun bagi kaum muslimin yang ingin menyumbangkan sebagian rezeki yang Allah Ta’ala anugerahkan, bisa melalui:
Posko Utama Musibah Merapi DIY
Ma’had Ar-Ridho, Dusun Dagaran RT 06 RW 46 Jurug Bangunharjo Sewon Bantul
Pusat Informasi:
PAKIS (Panitia Kajian Islam) Yogyakarta
Telp: 0274-7170587 / 085747566736
Alamat Rekening:
a. Nama Bank : PT. Bank MANDIRI (Persero) Tbk KCP Bantul
Nama pemilik rekening : Zulkarnain Nur Fajar
No rekening : 1370005969130
Swift Code : BEIIIDJA
b. Nama Bank : PT Bank Central Asia, Tbk (BCA) KCP Katamso Yogyakarta
Nama pemilik rekening : Muhammad Fajaruddin MZA
No. rekening : 4450918887
Swift Code : CENAIDJA
Koordinator Lapangan
Ustadz Hamzah bin Rifa’i
Alamat Kirim Bantuan Barang:
a. Glagahsari UH IV No. 538 Umbulharjo Yogyakarta 55164 (Pak Windaryono) Telp: 0274-7453237
b. Toko al-Huda, Jl,Imogiri Barat No.119 Perempatan Ring Road Selatan Wojo, Sewon, Bantul, 55187
Wallahu A’la wa A’lam wa Huwal Musta’an.
Artikel terkait:
1. PERINGATAN DARI BAHAYA SYIRIK Ceramah http://nasihatonline.wordpress.com/2010/07/13/peringatan-dari-bahaya-syirik-ceramah/
2. PERINGATAN DARI BAHAYA SYIRIK (1) http://nasihatonline.wordpress.com/2010/07/01/peringatan-dari-bahaya-syirik-1/
3. PERINGATAN DARI BAHAYA SYIRIK (2) http://nasihatonline.wordpress.com/2010/07/01/peringatan-dari-bahaya-syirik-2/
2. PERINGATAN DARI BAHAYA SYIRIK (1) http://nasihatonline.wordpress.com/2010/07/01/peringatan-dari-bahaya-syirik-1/
3. PERINGATAN DARI BAHAYA SYIRIK (2) http://nasihatonline.wordpress.com/2010/07/01/peringatan-dari-bahaya-syirik-2/
Sumber : http://nasihatonline.wordpress.com/2010/11/07/renungan-musibah-merapi/
HARAPAN : Sebarkanlah nasihat dan dakwah ini kepada kaum muslimin, melaui status, notes, dll. Semoga menjadi sebab hidayah insya Allah Ta'ala.
Comments (0)
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.