Bismillah,
Diantara orang-orang yang dianggap mahram, padahal bukan mahram adalah Sepupu (anak dari paman/bibi).
Karena ianya bukan mahram, maka ia boleh dinikahi.
Hal ini berdasarkan firman Allah setelah menyebutkan macam-macam orang yang haram dinikahi:
وَأُحِلَّ لَكُمْ مَا وَرَاءَ ذَلِكُمْ
“..Dan dihalalkan bagi kamu selain yang demikian..” [QS. An-Nisa': 24]
Diantara orang-orang yang dianggap mahram, padahal bukan mahram adalah Sepupu (anak dari paman/bibi).
Karena ianya bukan mahram, maka ia boleh dinikahi.
Hal ini berdasarkan firman Allah setelah menyebutkan macam-macam orang yang haram dinikahi:
وَأُحِلَّ لَكُمْ مَا وَرَاءَ ذَلِكُمْ
“..Dan dihalalkan bagi kamu selain yang demikian..” [QS. An-Nisa': 24]
Menjelaskan ayat tersebut, Syaikh Abdur Rohman Nasir As-Sa'di berkata: “Hal itu seperti anak paman/bibi (dari ayah) dan anak paman/bibi (dari ibu)". [Lihat Taisir Karimir Rohman hal. 138-139. ]
Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin rahimahullah ditanya oleh seorang wanita :
"Seorang lelaki masih ada hubungan kerabat dengan saya datang melamar saya, tetapi saya mendengar bahwa menikah dengan orang jauh yang tidak memiliki hubungan kekerabatan lebih baik. Bagaimana pendapat syaikh dalam masalah ini ?".
Jawaban :
Sebagian ulama menyebutkan bahwa hubungan kekerabatan mempengaruhi dalam bentuk ciptaan dan karakter, oleh sebab itu tatkala seseorang datang kepada Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam dan bertanya :
"Wahai Rasulullah, istri saya melahirkan anak berkulit hitam padahal kedua orang tuanya berkulit putih", maka beliau menjawab : "Apakah kamu mempunyai onta ?, Ia menjawab : "Ya". Beliau bersabda : "Apa saja warnanya". Ia berkata : "Ada yang merah". Beliau bersabda : "Apakah ada yang berwarna abu-abu ?". Ia berkata : "Ya". Beliau bersabda : "Dari manakah demikian itu ?" Ia berkata : "Mungkin itu pengaruh keturunan". Maka Rasulullah bersabda : "Anakmu itu mungkin juga karena pengaruh keturunan".
Hadits diatas menunjukkan bahwa keturunan memiliki pengaruh dalam pernikahan, tetapi Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda.
"Wanita dinikahi empat ; hartanya, nasabnya, kecantikannya dan agamanya. Dan pilihlah karena agamanya, jika tidak, maka kamu akan menemukan kecelakaan".
Yang menjadi ukuran utama dalam memilih wanita adalah agama, semakin bagus agamanya, maka semakin berkah untuk dinikahi baik ada hubungan kerabat atau orang lain, karena agama akan membuat wanita bertanggung jawab dalam menjaga rumah, harta dan mendidik anak serta melindungi pandangannya dari yang diharamkan Allah
[Fatawa Al-Mar'ah, hal.57]
[Disalin dari. Kitab Al-Fatawa Asy-Syar'iyyah Fi Al-Masa'il Al-Ashriyyah Min Fatawa Ulama Al-Balad Al-Haram, Penyusun Khalid Al-Juraisy, Edisi Indonesia Fatwa-Fatwa Terkini, Penerjemah Musthofa Aini, Penerbit Darul Haq]
Sumber : http://almanhaj.or.id/content/553/slash/0
Comments (0)
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.