Oleh : Syaikh Dr. Shalih bin Fauzan bin Abdullah bin  Fauzan
Uluhiyah adalah Ibadah.
Tauhid uluhiyah adalah mengesakan Allah dengan perbuatan para hamba berdasarkan niat taqarrub yang disyari'atkan seperti do'a, nadzar, kurban, raja' (pengharapan), takut, tawakkal, raghbah (senang), rahbah (takut) dan inabah (kembali/taubat). Dan jenis tauhid ini adalah inti dakwah para rasul, mulai rasul yang pertama hingga yang terakhir.
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
"Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): 'Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah thaghut itu'." [An-Nahl : 36]
"Dan Kami tidak mengutus seorang rasul pun sebelum kamu, melainkan Kami wahyukan kepadanya, 'Bahwasanya tidak ada Tuhan (yang haq) melainkan Aku, maka sembahlah olehmu sekalian akan Aku'." [Al-Anbiya' : 25]
Uluhiyah adalah Ibadah.
Tauhid uluhiyah adalah mengesakan Allah dengan perbuatan para hamba berdasarkan niat taqarrub yang disyari'atkan seperti do'a, nadzar, kurban, raja' (pengharapan), takut, tawakkal, raghbah (senang), rahbah (takut) dan inabah (kembali/taubat). Dan jenis tauhid ini adalah inti dakwah para rasul, mulai rasul yang pertama hingga yang terakhir.
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
"Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): 'Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah thaghut itu'." [An-Nahl : 36]
"Dan Kami tidak mengutus seorang rasul pun sebelum kamu, melainkan Kami wahyukan kepadanya, 'Bahwasanya tidak ada Tuhan (yang haq) melainkan Aku, maka sembahlah olehmu sekalian akan Aku'." [Al-Anbiya' : 25]
Setiap rasul selalu melalui dakwahnya dengan perintah tauhid  uluhiyah. Sebagaimana yang diucapkan oleh Nabi Nuh, Hud, Shalih, Syu'aib, dan  lain-lain:
"Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada  Tuhan bagi-mu selainNya." [Al-A'raf: 59, 65, 73, 85].
"Dan  ingatlah Ibrahim, ketika ia berkata kepada kaumnya, 'Sembahlah olehmu Allah dan  bertakwalah kepadaNya'." [Al-Ankabut : 16]
Dan diwahyukan kepada Nabi  Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam :
"Katakanlah,  'Sesungguhnya aku diperintahkan supaya menyem-bah Allah dengan memurnikan  ketaatan kepadaNya dalam (menjalankan) agama'." [Az-Zumar :  11]
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam sendiri  bersabda:
"Saya diperintahkan untuk memerangi manusia sampai  mereka bersaksi bahwa tiada ilah (sesembahan) yang haq kecuali Allah dan bahwa  Muhammad adalah Rasulullah." [Hadits Riwayat Al-Bukhari dan  Muslim]
Kewajiban awal bagi setiap mukallaf adalah bersaksi laa ilaaha  illallah (tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah), serta  mengamalkannya. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman: 
"Maka  ketahuilah bahwa tidak ada Tuhan (yang berhak disem-bah) melainkan Allah dan  mohonlah ampunan bagi dosamu...". [Muhammad : 19]
Dan kewajiban pertama  bagi orang yang ingin masuk Islam adalah mengikrarkan dua kalimah  syahadat.
Jadi jelaslah bahwa tauhid uluhiyah adalah maksud dari dakwah  para rasul. Disebut demikian, karena uluhiyah adalah sifat Allah yang  ditunjukkan oleh namaNya, "Allah", yang artinya dzul uluhiyah (yang memiliki  uluhiyah). 
Juga disebut "tauhid ibadah", karena ubudiyah adalah sifat  'abd (hamba) yang wajib menyembah Allah secara ikhlas, karena ketergantungan  mereka kepadanya. 
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah mengatakan, "Ketahuilah,  kebutuhan seorang hamba untuk menyembah Allah tanpa menyekutukan-Nya dengan  sesuatu pun, tidak memiliki bandingan yang dapat dikias-kan, tetapi dari  sebagian segi mirip dengan kebutuhan jasad kepada makanan dan minuman. Akan  tetapi di antara keduanya ini terdapat perbedaan mendasar. Karena hakikat  seorang hamba adalah hati dan ruhnya, ia tidak bisa baik kecuali dengan Allah  yang tiada Tuhan selainNya. Ia tidak bisa tenang di dunia kecuali dengan  mengingat-Nya. Seandainya hamba memperoleh kenikmatan dan kesenangan tanpa  Allah, maka hal itu tidak akan berlangsung lama, tetapi akan berpindah-pindah  dari satu macam ke macam yang lain, dari satu orang kepada orang lain. Adapun  Tuhannya maka Dia dibutuhkan setiap saat dan setiap waktu, di mana pun ia berada  maka Dia selalu bersamanya." 
Tauhid ini adalah inti dari dakwah para  rasul, karena ia adalah asas dan pondasi tempat dibangunnya seluruh amal. Tanpa  mereali-sasikannya, semua amal ibadah tidak akan diterima. Karena kalau ia tidak  terwujud, maka bercokollah lawannya, yaitu syirik. Sedangkan Allah Subhanahu wa  Ta'ala berfirman:
"Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni  dosa syirik". [An-Nisa': 48, 116]
" ...Seandainya mereka  mempersekutukan Alah, niscaya lenyaplah dari mereka amalan yang telah mereka  kerjakan." [Al-An'am : 88]
"ika kamu mempersekutukan (Tuhan),  niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang  merugi." [Az-Zumar : 65]
Dan tauhid jenis ini adalah kewajiban pertama  segenap hamba. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman: 
"Sembahlah  Allah dan janganlah kamu mempersekutukanNya dengan sesuatu pun. Dan berbuat  baiklah kepada dua orang ibu-bapak ...". [An-Nisa': 36]
"Dan  Tuhanmu telah memerintahkan kamu supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan  hendaklah kamu berbuat baik kepada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya ..."  [Al-Isra': 23].
"Katakanlah, 'Marilah kubacakan apa yang  diharamkan atas kamu dari Tuhanmu, yaitu: janganlah kamu mempersekutukan kamu  dengan Dia, berbuat baiklah terhadap kedua orang ibu-bapak …'." [Al-An'am :  151]
[Disalin dari kitab At-Tauhid Lish Shaffil Awwal Al-Ali, Edisi  Indonesia Kitab Tauhid 1, Penulis Syaikh Dr Shalih bin Fauzan bin Abdullah bin  Fauzan, Penerjemah Agus Hasan Bashori Lc, Penerbit Darul Haq]
 
 
 
 

 














 

 
 
 Posts
Posts
 
 
 
 
 












 











Comments (0)
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.