Dari Sa'id bin Musayyab Radhiyallahu anhu, bahwa ia melihat seseorang mengerjakan lebih dari dua rakaat shalat setelah terbit fajar. Lalu beliau melarangnya. Maka orang itu berkata, "Wahai Sa'id, apakah Allah akan menyiksa saya karena shalat?", lalu Sa'id menjawab :"Tidak, tetapi Allah akan menyiksamu karena menyalahi sunnah"

[SHAHIH. HR Baihaqi dalam "As Sunan Al Kubra" II/466, Khatib Al Baghdadi dalam "Al Faqih wal mutafaqqih" I/147, Ad Darimi I/116].



MENDULANG PAHALA

Share/Bookmark
Posted By Abu Ayaz

Kategori :

Sudah di lihat :


Dunia adalah jembatan menuju negeri akhirat. Memperbanyak bekal itulah wasiat yang pernah disampaikan oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam kepada seluruh umatnya. Dan sebaik-baik bekal adalah ketakwaan dan amal shalih.

Suatu hari Rasulullah bertanya kepada para sahabatnya, siapakah manusia jenius itu? Jawaban para shahabat beraneka ragam, dan Rasulullah memberikan jawaban yang menyenangkan dan menyejukkan, yakni mereka yang mempersiapkan bekal di dunia ini untuk kehidupan setelah kematian, yaitu negeri akhirat.


Al-Qur’an mengaitkan kata “takwa” dengan perintah untuk “berbekal”, seperti firman Allah -Subhanahu wa Ta’ala berikut:
Berbekallah kalian semua, karena sebaik-baik bekal adalah takwa.” (QS. Al-Baqarah: 197)

Allah -Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan manusia untuk mengambil “bekal” sebanyak-banyaknya, dan takwa adalah bekal yang dimaksud. Maka, jika engkau ingin menjadi kekasih Allah -Subhanahu wa Ta’ala jangan hanya mengumpulkan harta atau jabatan, tapi tingkatkan takwa kita kepada Allah -Subhanahu wa Ta’ala. Inilah yang akan menjadi “kendaraanmu” untuk bertemu dengan Allah -Subhanahu wa Ta’ala di surga.

Agar engkau benar-benar bisa bertakwa maka jangan sampai terkecoh oleh silau kekayaan dunia. Kekayaan itu ibarat air laut, semakin engkau minum semakin membuat haus. Dan, kalau sudah demikian seseorang akan melupakan Allah -Subhanahu wa Ta’ala. Sebagai peringatan bagi manusia, maka Allah -Subhanahu wa Ta’ala menghubungkan kata “takwa” dengan “pakaian” sebagaimana firman-Nya:
Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan.” (QS. Al-A’raf (7): 26)

Ayat ini hendak memberi tahu manusia bahwa sebaiknya mereka tidak terpedaya oleh apa yang dimilikinya, baik berupa busana maupun pakaian. Karena pada kenyataannya, banyak manusia mengira bahwa semua yang ia miliki adalah hasil dari jerih payah dan jasa-jasanya. Padahal Allah telah mengingatkan bahwa semua yang hamba-Nya peroleh adalah bagian dari karunia dan anugerah-Nya. Kemudian Allah -Subhanahu wa Ta’ala meneruskan firman-Nya:
…dan pakaian takwa itulah yang lebih baik.” (QS. Al-A’raf (7): 26)

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda:
Maukah kuberitahukan kepada kalian amalan yang paling baik, paling suci dan paling tinggi derajatnya disisi Pencipta kalian? Yang lebih baik daripada infak dengan emas dan perak dan yang lebih baik daripada kalian bertemu musuh lalu kalian memukul leher-leher mereka (dengan pedang) dan mereka memukul-mukul leher kalian?”. “Tentu,”jawab para sahabat. Rasulullah pun menjawab: “Dzikir kepada Allah.” Hadits Shahih, lihat Shahihul Jami’ nomor 2629.

Hadits tersebut di atas menjelaskan salah satu dari sekian banyak amalan yang pahalanya berlipat ganda di dalam timbangan. Syamsuddin dalam bukunya “Mendulang Pahala Menuai Surga” menjabarkan amal kebaikan yang akan menghantarkan kita kepada rahmad Allah, dan rahmad Allah tersebut akan menghantarkan kita kepada jannah-Nya. Di antara  amalan tersebut adalah : shalat sunnah; puasa sunnah; sedekah jariyah; birrul walidain; dan masih banyak lagi.

Beliau juga memberikan tips agar kita menjadi manusia yang kaya akan pahala; diantaranya adalah (1). Menjauhi segala bentuk kemaksiatan, (2) Tidak bersikap takabur dengan amal yang telah dilakukan; (3) Menjaga akhlak yang baik.

Sungguh jelas wahai Saudaraku, sebaik-baik bekal dan sebaik-baik pakaian atau perhiasan adalah takwa dan amal shalih, bukan emas, harta atau pakaian dari sutra. Maka mulai sekarang persiapkanlah bekalmu itu.

[“Mendulang Pahala Menuai Surga”, penulis Syamsuddin, Penerbit Daar An-Naba‘, Solo ]

Sumber : http://an-naba.com/mendulang-pahala/


Share

Comments (0)

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.