Oleh : Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin
Kalau ada yang bertanya : Apakah kenikmatan dan adzab kubur itu terus menerus atau terputus-putus?
Jawab:
Adapun adzab terhadap orang kafir adalah terus menerus dan tidak mungkin akan dihilangkan atas mereka karena mereka memang berhak mendapatkannya. Dan kalau adzab dihentikan dari mereka, berarti mereka akan bisa beristirahat (dari adzab -pent) padahal mereka itu tidak berhak untuk itu. Maka mereka terus menerus diadzab hingga hari kiamat walau sangat panjang waktunya.
Maka kaum nabi Nuh ‘Alaihis salam yang ditenggelamkan terus menerus diadzab di dalam api yang mereka dimasukkan ke dalamnya dan adzabnya berlangsung hingga kiamat. Demiikian pula pengikut Fir’aun selalu diperlihatkan kepada mereka api neraka siang malam.
Kalau ada yang bertanya : Apakah kenikmatan dan adzab kubur itu terus menerus atau terputus-putus?
Jawab:
Adapun adzab terhadap orang kafir adalah terus menerus dan tidak mungkin akan dihilangkan atas mereka karena mereka memang berhak mendapatkannya. Dan kalau adzab dihentikan dari mereka, berarti mereka akan bisa beristirahat (dari adzab -pent) padahal mereka itu tidak berhak untuk itu. Maka mereka terus menerus diadzab hingga hari kiamat walau sangat panjang waktunya.
Maka kaum nabi Nuh ‘Alaihis salam yang ditenggelamkan terus menerus diadzab di dalam api yang mereka dimasukkan ke dalamnya dan adzabnya berlangsung hingga kiamat. Demiikian pula pengikut Fir’aun selalu diperlihatkan kepada mereka api neraka siang malam.
Dan sebagian ulama menjelaskan bahwasanya adzab diringankan atas orang kafir ketika waktu antara dua tiupan sangkakala. Mereka berdalil dengan firman Allah Azza wajalla,
قَالُوا يَا وَيْلَنَا مَنْ بَعَثَنَا مِنْ مَرْقَدِنَا هَذَا مَا وَعَدَ الرَّحْمَنُ وَصَدَقَ الْمُرْسَلُونَ
"Mereka berkata: "Aduh celakalah kami! Siapakah yang membangkitkan kami dari tempat tidur kami (kubur)?" Inilah yang dijanjikan (Tuhan) Yang Maha Pemurah dan benarlah Rasul-rasul (Nya)." (Yaasiin: 52)
Akan tetapi ayat ini tidaklah menunjukkan atas hal ini karena kubur-kubur mereka adalah tempat tidur mereka walaupun mereka tetap diadzab juga di dalamnya.
Adapun orang-orang yang bermaksiat dari kalangan kaum Mukminin yang Allah Ta’ala tetapkan adzab atas mereka maka terkadang adzab atas mereka itu terus menerus dan terkadang tidak, kadang lama dan kadang sebentar tergantung dari dosa-dosanya dan tergantung ampunan dari Allah Azza wajalla.
Dan adzab kubur itu lebih ringan dari adzab hari kiamat, karena dalam adzab kubur itu tidak ada penghinaan dan pencacatan, sedangkan di akhirat ada penghinaan dan pencacatan karena saksi-saksinya ada,
إِنَّا لَنَنْصُرُ رُسُلَنَا وَالَّذِينَ آمَنُوا فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَيَوْمَ يَقُومُ الأشْهَادُ
"Sesungguhnya Kami menolong rasul-rasul Kami dan orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia dan pada hari berdirinya saksi-saksi (hari kiamat)," (Ghafir: 51)
Bagaimana Adzab Kubur Pada Mayat yang Hancur?
Kalau ada yang bertanya : Jika mayat tersebut tercabik-cabik atau dimakan binatang buas atau diterbngkan angin, bagaimana adzab terjadi pada orang tersebut? dan bagaimana keadaan pertanyaan kepadanya?
Jawab:
Sesungguhnya Allah itu maha kuasa atas segala sesuatu dan ini adalah perkara ghaib maka Allah maha mampu untuk mengumpulkan bagian-bagian yang terpisah tersebut di alam ghaib. Walaupun kita melihatnya di dunia jasadnya terpisah-pisah berjauhan akan tetapi di alam ghaib Allah Tabaroka wata’ala mengumpulkannya.
Maka lihatlah kepada malaikat yang turun mencabut ruh manusia dalam suatu tempat tertentu sebagaimana firman Allah Subhanahu wata’ala,
وَنَحْنُ أَقْرَبُ إِلَيْهِ مِنْكُمْ وَلَكِنْ لا تُبْصِرُونَ
"dan Kami lebih dekat kepadanya daripada kamu. Tetapi kamu tidak melihat," (al Waqi’ah: 85)
Dan bersamaan dengan itu kita tidak melihatnya (yaitu malaikat maut). Dan malaikat maut berbicara dengan ruh (orang yang hendak mati -pent) akan tetapi kita tidak mendengarnya. Dan Jibril ‘Alaihis salam juga menampakkan diri kepada Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam berbicara dengan beliau dengan wahyu di tempat tersebut tetapi para shahabat Radhiallahu’anhum tidak melihat dan mendengarnya. Maka alam ghaib itu selamanya tidak akan bisa diqiyaskan dengan alam nyata dan ini adalah termasuk hikmah Allah Subhanahu wata’ala.
Maka nyawamu yang ada dalam dirimu, engkau tidak tahu bagaimaa keterkaitannya dengan badanmu, bagaimana nyawa tersebut tersusun atas badanmu? dan bagaimana nyawa itu keluar darimu ketika tidur? apakah kamu merasakannya ketika terbangun bahwa nyawamu itu kembali? dan dari arah mana nyawamu kembali ke dalam jasadmu?
Maka alam ghaib tidaklah ada di sana, kecuali hanya kepasrahan dan ketundukan dan tidak mungkin untuk diqiyaskan secara mutlak. Maka Allah maha mampu untuk mengumpulkan bagian-bagian yang terpisah dari badannya yang hancur dan yang diterbangkan angin sekalipun. Kemudian dilakukan kepadanya pertanyaan dan adzab atau nikmat kubur, karena sesungguhnya Allah itu maha kuasa atas segala sesuatu.
Artikel terkait dengan masalah ini, dapat di lihat pada artikel dengan judul :
MISTERI ALAM KUBUR
MISTERI ALAM KUBUR
[Disalin dari kitab Syarah Aqidah Al Wasithiyah bab al iman bil yaumil akhir, Penulis Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin, Edisi Indonesia Ada Apa Setelah Kematian? Menelusuri Kejadian-Kejadian Setelah Hari Kiamat, Penerjemah Abu Hafsh 'Umar Sarlam Al Atsary, Penerbit Pustaka Al Manshurah Poso, hal. 50-54]
Sumber : http://sunniy.wordpress.com/2009/11/16/bagaimana-adzab-kubur-pada-mayat-yang-hancur/#more-1222
Comments (0)
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.