Khilaf Tentang Dua Malaikat yang Bertanya di Dalam Kubur
Oleh : Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin
Berkata Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah :
Maka dikatakan kepada seseorang…
Yang berkata adalah dua orang malaikat yang mendatangi di kuburannya dan keduanya mendudukannya dan bertanya padanya hingga dia (mayit) mendengar suara sandal-sandal orang yang meninggalkannya setelah menguburkannya dan keduanya bertanya kepadanya. oleh karena itu termasuk petunjuk Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam adalah apabila mayit telah dikuburkan beliau Shallallahu’alaihi wasallam berdiri di samping kuburannya dan berkata,
وَعَنْ عُثْمَانَ رضي الله عنه قَالَ: ( كَانَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم إِذَا فَرَغَ مِنْ دَفْنِ الْمَيِّتِ وَقَفَ عَلَيْهِ وَقَالَ: "اِسْتَغْفِرُوا لِأَخِيكُمْ وَسَلُوا لَهُ التَّثْبِيتَ, فَإِنَّهُ الْآنَ يُسْأَلُ" ) رَوَاهُ أَبُو دَاوُدَ, وَصَحَّحَهُ الْحَاكِم
Dari Utsman Radhiallahu’anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu’alaihi wa Sallam bila selesai pemakaman mayit, beliau berdiri di atasnya dan bersabda: "Mintalah ampunan untuk saudaramu dan mohonkan ketetapan hati untuknya sebab ia sekarang sedang di tanya." Riwayat Abu Dawud dan dinilai shahih oleh Hakim.
Diriwayatkan dalam beberapa atsar, keduanya itu bernama Munkar dan Nakir [1]. Sebagian ulama mengingkari dua nama tersebut, mereka berkata: bagaimana mungkin dinamakan dengan nama Munkar dan Nakir, padahal mereka disifati oleh Allah Ta’ala dengan sifat-sifat pujian? dan juga karena hadits yang menjelaskan demikian adalah hadits dhoif?
Berkata Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah :
Maka dikatakan kepada seseorang…
Yang berkata adalah dua orang malaikat yang mendatangi di kuburannya dan keduanya mendudukannya dan bertanya padanya hingga dia (mayit) mendengar suara sandal-sandal orang yang meninggalkannya setelah menguburkannya dan keduanya bertanya kepadanya. oleh karena itu termasuk petunjuk Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam adalah apabila mayit telah dikuburkan beliau Shallallahu’alaihi wasallam berdiri di samping kuburannya dan berkata,
وَعَنْ عُثْمَانَ رضي الله عنه قَالَ: ( كَانَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم إِذَا فَرَغَ مِنْ دَفْنِ الْمَيِّتِ وَقَفَ عَلَيْهِ وَقَالَ: "اِسْتَغْفِرُوا لِأَخِيكُمْ وَسَلُوا لَهُ التَّثْبِيتَ, فَإِنَّهُ الْآنَ يُسْأَلُ" ) رَوَاهُ أَبُو دَاوُدَ, وَصَحَّحَهُ الْحَاكِم
Dari Utsman Radhiallahu’anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu’alaihi wa Sallam bila selesai pemakaman mayit, beliau berdiri di atasnya dan bersabda: "Mintalah ampunan untuk saudaramu dan mohonkan ketetapan hati untuknya sebab ia sekarang sedang di tanya." Riwayat Abu Dawud dan dinilai shahih oleh Hakim.
Diriwayatkan dalam beberapa atsar, keduanya itu bernama Munkar dan Nakir [1]. Sebagian ulama mengingkari dua nama tersebut, mereka berkata: bagaimana mungkin dinamakan dengan nama Munkar dan Nakir, padahal mereka disifati oleh Allah Ta’ala dengan sifat-sifat pujian? dan juga karena hadits yang menjelaskan demikian adalah hadits dhoif?
Sebagian lainnya berpendapat (bahwa nama keduanya adalah Munkar dan Nakir -pent) dan berhujjah dengan hadits tersebut, sesungguhnya penamaan tersebut tidaklah berarti kedua malaikat tersebut munkar dari sisi dzatnya, akan tetapi mereka disebut munkar dalam artian mayit tersebut tidak mengenali keduanya dan mayit tersebut tidak mengetahui keduanya sebelum itu, sebagaimana Ibrahim ‘Alaihis salam berkata kepada para tamunya dari kalangan malaikat,
إِذْ دَخَلُوا عَلَيْهِ فَقَالُوا سَلامًا قَالَ سَلامٌ قَوْمٌ مُنْكَرُونَ
"(Ingatlah) ketika mereka masuk ke tempatnya lalu mengucapkan: "Salaaman", Ibrahim menjawab: "Salaamun" (kamu) adalah orang-orang yang tidak dikenal." (adz Dzaariyaat: 25).
Maksudnya Ibrahim ‘Alaihis salam tidak mengenali mereka sebelum itu. Maka dua malaikat tersebut adalah Munkar dan Nakir karena keduanya itu tidak dikenal oleh mayit.
Kemudian apakah dua malaikat tersebut adalah malaikat yang baru yang penghuni kubur diserahkan padanya atau malaikat yang mencatat amalan yang berada atau duduk di kanan dan kirinya (ketika di dunia -pent)?
Di antara para ulama ada yang berkata: Bahkan keduanya adalah malaikat yang mengiringi seseorang. Sesungguhnya pada setiap orang itu ada dua malaikat di dunia yang selalu mencatat amalannya dan di alam kubur keduanya akan bertanya kepada mayit tiga pertanyaan.
Di antara mereka ada yang berkata: Bahkan keduanya adalah malaikat lain dan Allah Subhanahu wata’ala berfirman,
وَمَا جَعَلْنَا أَصْحَابَ النَّارِ إِلا مَلائِكَةً وَمَا جَعَلْنَا عِدَّتَهُمْ إِلا فِتْنَةً لِلَّذِينَ كَفَرُوا لِيَسْتَيْقِنَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ وَيَزْدَادَ الَّذِينَ آمَنُوا إِيمَانًا وَلا يَرْتَابَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ وَالْمُؤْمِنُونَ وَلِيَقُولَ الَّذِينَ فِي قُلُوبِهِمْ مَرَضٌ وَالْكَافِرُونَ مَاذَا أَرَادَ اللَّهُ بِهَذَا مَثَلا كَذَلِكَ يُضِلُّ اللَّهُ مَنْ يَشَاءُ وَيَهْدِي مَنْ يَشَاءُ وَمَا يَعْلَمُ جُنُودَ رَبِّكَ إِلا هُوَ وَمَا هِيَ إِلا ذِكْرَى لِلْبَشَرِ
"Dan tiada Kami jadikan penjaga neraka itu melainkan dari malaikat; dan tidaklah Kami menjadikan bilangan mereka itu melainkan untuk jadi cobaan bagi orang-orang kafir, supaya orang-orang yang diberi Al Kitab menjadi yakin dan supaya orang yang beriman bertambah imannya dan supaya orang-orang yang diberi Al-Kitab dan orang-orang mukmin itu tidak ragu-ragu dan supaya orang-orang yang di dalam hatinya ada penyakit dan orang-orang kafir (mengatakan): "Apakah yang dikehendaki Allah dengan bilangan ini sebagai suatu perumpamaan?" Demikianlah Allah menyesatkan orang-orang yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan tidak ada yang mengetahui tentara Tuhanmu melainkan Dia sendiri. Dan Saqar itu tiada lain hanyalah peringatan bagi manusia." (Al Muddatstsir: 31)
Dan malaikat adalah makhluk yang sangat banyak jumlahnya. Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda,
وعن أبي ذر رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قال، قال رَسُول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم: <إني أرى ما لا ترون، أطت السماء وحق لها أن تئط، ما فيها موضع أربع أصابع إلا وملك واضع جبهته ساجداً لله تعالى، والله لو تعلمون ما أعلم لضحكتم قليلاً ولبكيتم كثيراً، وما تلذذتم بالنساء على الفرش، ولخرجتم إلى الصعدات تجأرون إلى اللَّه تعالى> رَوَاهُ التِّرْمِذِيُّ وَقَالَ حَدِيْثٌ حَسَنٌ.
"Dari Abu Dzar Radhiallahu’anhu, katanya: Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya aku melihat apa yang engkau semua tidak dapat melihatnya. Langit bersuara dan memang layak jika ia bersuara, sebab tiada tempat seluas empat jari di langit itu, melainkan di situ ada malaikat yang meletakkan dahinya sambil bersujud kepada Allah Ta’ala. Demi Allah, sekiranya engkau semua dapat melihat apa yang aku lihat, niscaya engkau semua akan tertawa sedikit dan pasti akan banyak menangis, juga engkau semua tidak akan merasakan bersantai-santai dengan para wanita di atas hamparan, bahkan niscaya engkau semua akan ke luar ke jalan-jalan untuk memohon pertolongan kepada Allah Ta’ala." (Diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah Hadis Hasan)
Dan langit itu sangat luas sebagaimana firman-Nya,
وَالسَّمَاءَ بَنَيْنَاهَا بِأَيْدٍ وَإِنَّا لَمُوسِعُونَ
"Dan langit itu Kami bangun dengan kekuasaan (Kami) dan sesungguhnya Kami benar-benar meluaskannya." (adz Dzaariyaat: 47)
Yang jelas tidaklah aneh, manakala Allah Subhanahu wata’ala menciptakan bagi setiap orang dalam kuburnya dua orang malaikat yang diutus kepadanya. Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.
[Dinukil dari kitab Syarah Aqidah Al Wasithiyah bab al iman bil yaumil akhir, Penulis Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin, Edisi Indonesia Ada Apa Setelah Kematian? Menelusuri Kejadian-Kejadian Setelah Hari Kiamat, Penerjemah Abu Hafsh 'Umar Sarlam Al Atsary, Penerbit Pustaka Al Manshurah Poso, hal. 28-31]
____________
Footnote:
[1] Berdasarkan riwayat at Tirmidzi (1083), Ibnu Abi ‘Ashim dalam As Sunnah (864), Al Ajuri dalam Asy Syariah (365), dari Abu Hurairah Radhiallahu’anhu berkata, bersabda Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam,
إِذَا قُبِرَ الْمَيِّتُ، أَتَاهُ مَلَكَانِ أَسْوَدَانِ أَزْرَقَانِ. يُقَالُ لأَحَدِهِمَا الْمُنْكَرُ وَاْلآخَرُ النَّكِيْرُ
"Apabila mayit telah dikubur atau jika salah satu kalian dikubur maka ada dua malaikat yang mendatanginya yang keduanya hitam kebiruan, diberi nama Munkar dan yang lainnya bernama Nakir". Hadits ini dishahihkan oleh Syaikh al Albani dalam ash Shahihah (1391).
Ada lagi hadits lain yang menyebutkan penamaan Munkar dan Nakir, namun hadits tersebut adalah hadits dhoif (hadts lemah). Sengaja kami sebutkan di sini sebagai wacana bahwa hadits tersebut adalah hadits dhoif yang tidak bisa dijadikan hujjah dalam beramal yang banyak kaum Muslimin mengamalkannya ketika selesai menguburkan mayit.
إذا مات الرجل منكم فدفنتموه فليقم أحدكم عند رأسه، فليقل، يا فلان بن فلانة! فإنه سيسمع، فليقل، يا #1601;لان بن فلانة! فإنه سيستوي قاعدا، فليقل، يا فلان بن فلانة! فإنه سيقول، أرشدني، أرشدني، رحمك الله، فليقل، اذكر ما خرجت عليه من دار الدنيا، شهادة أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له، وأن محمدا عبده ورسوله، وأن الساعة آتية لا ريب فيها، وأن الله يبعث من في القبور، فإن منكرا ونكيرا يأخذ كل واحد منهما بيد صاحبه ويقول له، ما نصنع عند رجل قد لقن حجته؟ فيكون الله حجيجهما دونه….
“Bila seorang laki-laki di antara kamu meninggal dunia, lalu kamu kuburkan ia, maka hendaklah salah seorang di antara kamu berdiri di dekat kepalanya, lalu hendaklah ia mengatakan, ‘Hai Fulan bin Fulanah.!’ Sebab ia akan mendengar. Hendaklah ia mengatakan, ‘Hai Fulan bin Fulanah.!’ Sebab ia akan duduk lurus. Hendaklah ia mengatakan, ‘Hai Fulan bin Fulanah.!’ Sebab ia akan mengatakan, ‘Berilah aku petunjuk, berilah aku petunjuk, semoga Allah merahmatimu.!’ Hendaklah ia mengatakan, ‘Ingatlah ucapan yang kamu bawa keluar dari dunia; persaksian bahwa tiada tuhan –yang berhak disembah- selain Allah semata, Yang tiada sekutu bagiNya dan bahwa Muhamad adalah hamba dan utusanNya, hari Kiamat pasti datang, tiada keraguan padanya dan Allah akan membangkitkan orang yang berada di dalam kubur. Sebab masing-masing dari Munkar dan Nakir memegang tangan temannya seraya berkata kepadanya, ‘Apa yang harus kami lakukan terhadap seorang laki-laki yang telah menalqinkan hujjahnya.? Maka Allah-lah yang akan memberikan hujjah kepada keduanya untuk membelanya.”
Syaikh Muhammad Nashiruddin al Albani berkata, “hadits Mungkar (Bagian dari hadits Dha’if). Ringkasnya, hadits ini adalah hadits Mungkar menurutku, jika bukan Maudhu’ (palsu). Ash-Shan’ani dalam Subulussalam (2/161) mengatakan, ‘Dari perkataan ulama tahqiq didapatkan bahwa ia adalah hadits Dha’if, mengamalkannya adalah Bid’ah. Dan janganlah tergiur dengan banyaknya orang yang melakukannya.!!’"
Lihat kitab Silsilah al Ahadits adh Dha’ifah wal Maudhu’ah karya Syaikh al Albani, nomor hadits 599.
Sumber : http://sunniy.wordpress.com/2009/11/12/khilaf-tentang-penamaan-dua-malaikat-yang-bertanya-di-dalam-kubur/#more-1206
Comments (0)
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.