Dari Sa'id bin Musayyab Radhiyallahu anhu, bahwa ia melihat seseorang mengerjakan lebih dari dua rakaat shalat setelah terbit fajar. Lalu beliau melarangnya. Maka orang itu berkata, "Wahai Sa'id, apakah Allah akan menyiksa saya karena shalat?", lalu Sa'id menjawab :"Tidak, tetapi Allah akan menyiksamu karena menyalahi sunnah"

[SHAHIH. HR Baihaqi dalam "As Sunan Al Kubra" II/466, Khatib Al Baghdadi dalam "Al Faqih wal mutafaqqih" I/147, Ad Darimi I/116].



FITNAH KUBUR DAN DALIL-DALIL NYA

Share/Bookmark
Posted By Abu Ayaz

Kategori :

Sudah di lihat :


Oleh : Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin

Berkata Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah:

Maka Ahlus Sunnah beriman dengan fitnah kubur dan beriman dengan azab kubur dan nikmat kubur.

Fitnah di sini bermakna ujian. Yang dimaksud dengan fitnah kubur adalah pertanyaan-pertanyaan pada mayit apabila telah selesai dikubur tentang Rabbnya, agamanya, dan nabinya. Sesungguhnya Ahlus Sunnah wal Jamaah beriman kepada fitnah kubur karena al Quran dan as Sunnah telah menerangkan demikian. Adapun di dalam al Quran, Allah Subhanahu wata’ala telah berfirman,

يُثَبِّتُ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا بِالْقَوْلِ الثَّابِتِ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَفِي الآخِرَةِ وَيُضِلُّ اللَّهُ الظَّالِمِينَ وَيَفْعَلُ اللَّهُ مَا يَشَاءُ

"Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan di akhirat; dan Allah menyesatkan orang-orang yang lalim dan memperbuat apa yang Dia kehendaki." (Ibrahim: 27)

Maka sesungguhnya ini adalah menjelaskan masalah fitnah kubur sebagaimana telah tsabit dalam as shahihain dan lainnya dari hadits al Bara’ bin Azib Radhiallahu’anhu dari nabi Shallallahu’alaihi wasallam.

Bara’ bin Azib Radhiallahu’anhu mengatakan bahwa Nabi Shallallahu’alaihi wasallam bersabda, "Apabila seorang mukmin didudukkan di dalam kuburnya, maka ia didatangi (malaikat). Ia bersaksi bahwa tidak ada tuhan melainkan Allah dan Muhammad adalah utusan Allah. Maka, itulah firman Allah Ta’ala, ‘Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan di akhirat (Ibrahim: 27)’." (Muttafaqun ‘alaih). Ayat ini turun mengenai azab kubur. [Riwayat Bukhari (4669) dan Muslim (2871)]

Hadits ini merupakan bantahan kepada orang-orang yang tidak percaya akan adanya adzab kubur seperti Hizbut Tahrir dan orang-orang yang memiliki pemikiran Mu’tazilah lainnya. Wallahu a’lam.

Baiklah, selengkapnya hadits Bara’ bin Azib Radhiallahu’anhu sebagai berikut, dia berkata,

"Pernah kami keluar bersama Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam melayat jenazah salah satu laki-laki dari kalangan Anshar hingga kami sampai di pekuburan dan liang lahat belum digali. Maka Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam duduk dan kami pun ikut duduk di sekitar beliau Shallallahu’alaihi wasallam. Seakan-akan di atas kepala kami terdapat burung, sedangkan pada tangan beliau Shallallahu’alaihi wasallam terdapat sebatang tongkat, beliau Shallallahu’alaihi wasallam hentakkan ke tanah sekali hentak kemudian beliau Shallallahu’alaihi wasallam mengangkat kepalanya seraya mengatakan, "Mintalah perlindungan kepada Allah Azza wajalla dari adzab kubur!" Beliau Shallallahu’alaihi wasallam ucapkan dua atau tiga kali. Lantas beliau Shallallahu’alaihi wasallam melanjutkan perkataannnya,

"Sesungguhnya seorang hamba yang beriman tatkala berpisah dari dunia dan menuju alam akhirat maka akan turun kepadanya para malaikat dari langit dengan wajah putih berseri-seri seakan-akan wajah mereka seperti matahari, dan mereka membawa kafan di antara kafan-kafan dari surga dan wewangian dari wewangian-wewangian surga hingga mereka duduk sejauh mata memandang. kemudian setelah itu datanglah malaikat maut Alaihis salam hingga duduk di dekat kepalanya, kemudian mengatakan, "Wahai jiwa yang baik keluarlah menuju ampunan dan keridhaan Allah!" Berkata Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam, "Maka nyawanya keluar seperti keluarnya tetesan air dari bejana minum, kemudian malaikat maut mengambil nyawa tersebut dan apabila dia telah memegangnya maka para malaikat itu sama sekali tidak pernah membiarkannya berlama-lama di tangannya meskipun sekejap mata, hingga mereka memegangnya kemudian mengkafaninya dan memberinya wewangian. Lalu keluarlah darinya seperti bau misik paling baik yang dijumpai di muka bumi. Maka para malaikat tadi naik ke langit membawa ruh tersebut, tidaklah mereka melewati kerumunan malaikat dengan membawa nyawa tersebut melainkan para malaikat bertanya kepada mereka, "Ruh siapakah yang bagus ini?" Para malikat yang membawanya menjawab, "Ruh Fulan bin Fulan" dengan menyebutkan namanya yang paling bagus yang dipakai di dunia kemudian mereka minta agar dibukakan pintu baginya maka pintu langitpun dibukakan untuk mereka. Dia diantarkan oleh malaikat-malaikat yang ada di setiap langit sampai langit yang ketujuh. Kemudian Allah Ta’ala berfirman, "Tulislah kitab hamba-Ku di ‘Illiyyin dan kembalikan dia ke bumi sebab darinya aku menciptakan mereka, dan kepadanya mereka akan aku kembalikan, dan darinya mereka akan aku keluarkan untuk kedua kalinya." Beliau Shallallahu’alaihi wasallam melanjutkan, "Maka ruhnya dikembalkan ke jasadnya, kemudian datanglah dua malaikat menemuinya. Keduanya mendudukkannya serta bertanya kepadanya, "Siapakah Rabb-mu" Dia akan menjawab, "Rabb-ku adalah Allah." Keduanya bertanya lagi, "Apa agamamu?" Dia menjawab, "Agamaku Islam" Keduanya bertanya lagi, " Siapakah laki-laki ini yang diutus ke tengah-tengah kalian?" Dia menjawab, "Dia adalah Rasulullah." Keduanya bertanya lagi, "Apa ilmumu?" Dia menjawab, "Aku membaca Al Quran, kemudian aku beriman kepadanya dan aku membenarkannya." Maka terdengarlah suara memanggil dari langit, "Telah benar hamba-Ku, maka hamparkanlah kepadanya hamparan dari surga, dan berilah ia pakaian dari pakaian surga, dan bukakanlah kepadanya pintu menuju surga." Beliau Shallallahu’alaihi wasallam berkata, "Maka datanglah kepadanya bau wangi dan harumnya surga dan dilapangkan baginya dalam kubur sejauh mata memandang. Kemudian setelah itu datanglah kepadanya seorang laki-laki bagus wajahnya, bagus pakaiannnya, dan harum baunya seraya mengatakan, "Berbahagialah dengan apa yang akan membahagiakanmu. Inilah hari yang dijanjikan kepadamu!" Maka dia berktanya kepada laki-laki tersebut, "siapa anda, wajah anda adalah wajah orang yang datang membawa kebaikan?" Laki-laki tadi menjawab, "aku adalah amalanmu yang shalih." Maka si hamba tadi mengatakan, "Rabbi, datangkanlah kiamat (secepatnya) hingga aku kembali bertemu dengan keluarga dan hartaku…!"

"Sesungguhnya seorang hamba yang kafir tatkala hendak berpisah dari dunia dan menuju ke alam akhirat maka akan turun kepadanya para malaikat dari langit dengan wajah hitam pekam dan membawa kafan hingga mereka duduk sejauh mata memandang. Kemudian setelah itu datanglah malaikat maut Alaihis salam hingga duduk di dekat kepalanya, kemudian mengatakan, "Wahai jiwa yang amat buruk keluarlah menuju kemarahan dan kemurkaan Allah!" Berkata Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam, "Maka nyawanya terpencar dalam jasadnya, maka malaikat maut mencabuti nyawa tersebut seperti mencabuti besi (yang digunakan untuk memanggang sate) dari kain wool yang basah kemudian menangkapnya dan apabila dia telah memegangnya maka para malaikat itu tidak membiarkannya di tangannya meskipun sekejap mata, lalu mereka meletakkanya di kain kafan tadi. Maka keluarlah darinya bau bangkai paling busuk yang djumpai di muka bumi. Kemudian para malaikat tadi naik ke langit membawa ruh tersebut. Tidaklah mereka melewati kerumunan malaikat dengan membawa ruh tersebut melainkan para malaikat akan bertanya kepada mereka, "Ruh siapkah yang busuk ini?" Para malaikat yang membawanya menjawab, "Ruh Fulan bin Fulan" dengan menyebutkan namanya yang paling jelek yang dipakai di dunia. Hingga akhirnya mereka sampai ke langit dunia kemudian mereka minta agar dibukakan pintu baginya namun pintu langit tidak dibukakan untuknya." Kemudian Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam membaca ayat,

إِنَّ الَّذِينَ كَذَّبُوا بِآيَاتِنَا وَاسْتَكْبَرُوا عَنْهَا لا تُفَتَّحُ لَهُمْ أَبْوَابُ السَّمَاءِ وَلا يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ حَتَّى يَلِجَ الْجَمَلُ فِي سَمِّ الْخِيَاطِ وَكَذَلِكَ نَجْزِي الْمُجْرِمِينَ

"Sesungguhnya orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami dan menyombongkan diri terhadapnya, sekali-kali tidak akan dibukakan bagi mereka pintu-pintu langit dan tidak (pula) mereka masuk surga, hingga unta masuk ke lubang jarum. Demikianlah Kami memberi pembalasan kepada orang-orang yang berbuat kejahatan." (Al A’raaf: 40)

Maka Allah Ta’ala berfirman, "Tulislah kitabnya di dalam Sijjin pada lapisan bumi yang paling bawah!" Maka ruhnya dilemparkan ke bumi begitu saja. Kemudian beliau Shallallahu’alaihi wasallam membaca ayat,

وَمَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَكَأَنَّمَا خَرَّ مِنَ السَّمَاءِ فَتَخْطَفُهُ الطَّيْرُ أَوْ تَهْوِي بِهِ الرِّيحُ فِي مَكَانٍ سَحِيقٍ

"Dan Barang siapa mempersekutukan sesuatu dengan Allah, maka adalah ia seolah-olah jatuh dari langit lalu disambar oleh burung, atau diterbangkan angin ke tempat yang jauh." (Al Hajj: 31)

Kemudian ruhnya dikembalikan ke jasadnya dan datanglah dua malaikat kepadanya kemudian mendudukkannya serta bertanya kepadanya, "Siapakah Rabb-mu?" Dia akan menjawab, "Hah…hah… aku tidak tahu." Keduanya bertanya, "Apa agamamu?" Dia menjawab, "Hah…hah… aku tidak tahu." Keduanya bertanya lagi, "Siapakah laki-laki ini yang telah diutus ke tengah-tengah kalian?" Dia menjawab, "Hah…hah… aku tidak tahu." Maka terdengarlah suara memanggil dari langit, "Dusta dia, maka hamparkanlah kepadanya hamparan dari neraka, dan bukakanlah kepadanya pintu menuju neraka." Maka sampailah kepadanya hawa panas neraka yang sangat panas dan dipersempit ruang kuburnya hingga tulang-tulang rusuknya bertautan. Setelah itu datanglah seorang laki-laki yang buruk rupa, buruk pakaiannya, dan sangat busuk baunya seraya mengatakan, "berbahagialah dengan apa yang akan menyesengsarakanmu. Inilah hari yang dijanjikan kepadamu! Maka dia bertanya kepada laki-laki tersebut, "Siapa kamu, wajah kamu adalah wajah orang yang datang membawa keburukan?" Laki-laki tadi menjawab, "Aku adalah amalanmu yang busuk." Maka dia mengatakan, "Rabbi, jangan Engkau tegakkan hari kiamat…!" (HR. Ahmad, An Nasa’i, Abu Dawud, Ibnu Majah, Dishahihkan oleh Imam Al Albani dalam Shahihul Jami’ no. 1676, 1/346)

Adapun dalam as Sunnah sungguh telah banyak riwayat yang menjelaskan bahwa manusia itu akan ditanya dalam kuburnya yakni fitnah yang sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam,

"Sesungguhnya telah diwahyukan kepadaku bahwasanya kalian akan difitnah (ditanya) di kubur kalian seperti (hampir sama) dengan fitnah Dajjal." (Riwayat Bukhari no. 184 dan Muslim no. 905 dari Asma bintu Abu Bakr Radhiallahu’anhum)

Dan fitnah Dajjal adalah sebesar-besar fitnah sejak Allah Subhanahu wata’ala menciptakan Adam ‘Alaihis salam hingga akhir kiamat, sebagaimana dalam shahih Muslim dari Imran bin Husain Radhiallahu’anhu berkata: Aku mendengar Rasulullah Shallallah’alaihi wasallam bersabda,

"Tidak ada satu fitnahpun sejak diciptaknnya Adam ‘Alaihis salam hingga hari kiamat yang lebih berbahaya dari fitnah Dajjal" (Riwayat Ahmad, Muslim, dan Al-Hakim)

Akan tetapi nabi kita Muhammad Shallallahu’alaihi wasallam berkata kepada para shahabatnya bahkan kepada umatnya,

"Jika Dajjal itu keluar dan aku berada di tengah-tengah kalian, maka akulah yang akan mengatasinya dari kalian dan kalau tidak maka seseorang menjadi pembela bagi dirinya sendiri. Allah-lah khalifahku atas setiap muslim" (Riwayat Muslim no. 2937 dari Nawwas bin Sam’an Radhiallahu’anhu)

Bersama itu nabi kita Muhammad Shallallahu’alaihi wasallam mengajari kita bagaimana cara melawan Dajjal, beliau Shallallahu’alaihi wasallam memberitahu kita tentang sifat-sifatnya dan keluar biasaannya sampai seolah-olah kita menyaksikannya sendiri dengan mata kepala kita. (karena saking jelasnya penjelasan beliau tentang Dajjal -pent)

Dan terhadap sifat-sifat dan keluar biasaannya kita bisa melawannya. Oleh karena itu kita katakan: Sesungguhnya fitnah Dajjal itu adalah sebesar-besar fitnah dan Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda,

"Sesungguhnya telah diwahyukan kepadaku bahwasanya kalian akan difitnah (ditanya) di kubur kalian seperti (hampir sama) dengan fitnah Dajjal." (Riwayat Bukhari no. 184 dan Muslim no. 905 dari Asma bintu Abu Bakr)

Betapa besarnya fitnah kubur tersebut, karena manusia di sana akan mendapati pertanyaan yang tidak mungkin bisa menjawabnya kecuali kalau berada di atas pondasi yang sangat kokoh berupa akidah dan amal shalih.



[Disalin dari kitab Syarah Aqidah Al Wasithiyah bab al iman bil yaumil akhir, Penulis Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin, Edisi Indonesia Ada Apa Setelah Kematian? Menelusuri Kejadian-Kejadian Setelah Hari Kiamat, Penerjemah Abu Hafsh 'Umar Sarlam Al Atsary, Penerbit Pustaka Al Manshurah Poso, hal. 18-21]


Sumber : http://sunniy.wordpress.com/2009/11/11/makna-fitnah-kubur-dan-dalil-dalilnya/#more-1204


Share

Comments (0)

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.