Oleh : Ust. Abdullah Roy
Tanya :
Assalamualaikum ustadz, saya selalu mengunjungi blog antum dan banyak mendapatkan ilmu dari ustadz. Jazakalloh khoiron katsiro.
Saya mo tanya disalah satu dinding facebook,saya membaca bahwa kalo membaca As Salaam= Yang memberi keselamatan.
Khasiatnya: Kalau kita membaca “Yaa Salaam” setiap hari sebanyak 136 kali, maka insya allah penyakit yangg kita derita dalam tubuh kita dapat sembuh.
Al Maliku= Yang Merajai.
Khasiatnya, apabila kita membaca “Yaa Maliik” setiap pagi atau setelah matahari tergelincir sebanyak 121 kali, maka insya allah pada satu ketika kita akan menjadi kaya dengan izin allah Ta’ala. Namun kitapun harus tetap rajin bekerja dan berusaha mencari rezeki, tidak berarti hanya berdo’a saja tanpa usaha.
Apakah ada dalilnya mengamalkan asmaul husna? Bolehkah saya mengutip penjelasan ustadz di facebook saya untuk menyampaikanya ke teman saya?
(Abdullah)
Jawab:
Wa’alaikumsalam warahmatullahi wabarakatuhu.
Assalamualaikum ustadz, saya selalu mengunjungi blog antum dan banyak mendapatkan ilmu dari ustadz. Jazakalloh khoiron katsiro.
Saya mo tanya disalah satu dinding facebook,saya membaca bahwa kalo membaca As Salaam= Yang memberi keselamatan.
Khasiatnya: Kalau kita membaca “Yaa Salaam” setiap hari sebanyak 136 kali, maka insya allah penyakit yangg kita derita dalam tubuh kita dapat sembuh.
Al Maliku= Yang Merajai.
Khasiatnya, apabila kita membaca “Yaa Maliik” setiap pagi atau setelah matahari tergelincir sebanyak 121 kali, maka insya allah pada satu ketika kita akan menjadi kaya dengan izin allah Ta’ala. Namun kitapun harus tetap rajin bekerja dan berusaha mencari rezeki, tidak berarti hanya berdo’a saja tanpa usaha.
Apakah ada dalilnya mengamalkan asmaul husna? Bolehkah saya mengutip penjelasan ustadz di facebook saya untuk menyampaikanya ke teman saya?
(Abdullah)
Jawab:
Wa’alaikumsalam warahmatullahi wabarakatuhu.
Seorang muslim tidak boleh menetapkan sesuatu amalan dan fadhilah (keutamaan) kecuali dengan dalil yang shahih dan pemahaman yang benar.
Dan pendapat yang mengatakan bahwa setiap nama dari Asmaul Husna memiliki keutamaan khusus adalah pendapat yang tidak ada dalilnya dan termasuk mengada-ada di dalam agama. Demikian pula mengulang-ulang sebuah nama diantara Asmaul Husna juga tidak ada dalilnya.
Berkata Syeikh Abdurrazzaq bin Abdul Muhsin Al-Badr hafidzahullahu ketika menyebutkan beberapa kesalahan yang terjadi dalam pengamalan asmaul husna:
فمن ذلكم نشرة توزع في الآونة الأخيرة درجت بين العوام والجهال، يزعم كاتبها أن أسماء الله الحسنى لكل اسم منها خاصية شفائية لمرض معين، فلأمراض العين اسم، ولأمراض الأذن اسم، ولأمراض العظام اسم، ولأمراض الرأس اسم، وهكذا، وحدد لتلك الأمراض أعدادا معينة من تلك الأسماء.
وهذا من الباطل الذي ما أنزل الله به من سلطان، ولا قامت عليه حجة ولا برهان، بل ليس في الأذكار المشروعة والرقى المأثورة إلا ما هو جملة تامة، وليس فيها تكرار لاسم بهذه الطريفة المزعومة في تلك النشرة، وقد ارتكب بهذا العمل جنايتين:
الأولى: إدخال الناس في هذا العمل المحدث غير المشروع
الثانية: شغل الناس عن الأذكار المأثورة والرقى المشروعة في الكتاب والسنة
“Diantara (kesalahan-kesalahan tersebut) selebaran yang dibagikan akhir-akhir ini diantara orang awam dan orang-orang yang tidak tahu, penulisnya menyangka bahwa setiap nama diantara nama-nama Allah yang husna keutamaan penyembuhan untuk penyakit tertentu, ada nama khusus untuk penyakit-penyakit mata, ada nama khusus untuk penyakit-penyakit telinga, ada nama khusus untuk penyakit-penyakit tulang, ada nama khusus untuk penyakit-penyakit kepala, dan seterusnya, dengan menentukan untuk setiap penyakit beberapa nama-nama Allah.”
“Ini semua adalah kebathilan yang Allah tidak menurunkan dalil tentangnya, tidak berdasarkan hujjah dan keterangan yang jelas, bahkan yang ada di dalam dzikir-dzikir yang disyariatkan dan ruqyah-ruqyah yang ada dalilnya adalah kalimat yang sempurna, dan tidak ada mengulang-ulang nama, sebagaimana dalam selebaran tersebut.”
Penulis dalam selebaran tersebut dengan amalan ini telah melanggar 2 perkara:
Pertama : Memasukkan manusia di dalam amalan baru yang tidak disyariatkan ini
Kedua : Memalingkan manusia dari dzikir-dzikir dan ruqyah-ruqyah yang disyari’atkan di dalam Al-Quran dan As-Sunnah. (Fiqh Al-Asmaul Husna hal: 66-67).
Cara yang benar adalah berdoa kepada Allah dengan Asmaul Husna dan berdoa dengan nama Allah yang sesuai dengan keadaannya. Allah ta’ala berfirman:
وَلِلَّهِ الْأَسْمَاءُ الْحُسْنَى فَادْعُوهُ بِهَا وَذَرُوا الَّذِينَ يُلْحِدُونَ فِي أَسْمَائِهِ سَيُجْزَوْنَ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ) (الأعراف:180) )
“Hanya milik Allah asma-ul husna, maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut asma-ul husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) nama-nama-Nya. Nanti mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan.” (Qs. 7:180)
Misalnya:
* Ya Syafi, isyfini (Wahai Yang Maha Penyembuh, sembuhkanlah aku)
* Ya Rahman, irhamni (Wahai Yang Maha Penyayang, sayangilah aku)
* Ya Razzaq, urzuqni (Wahai Yang Maha Pemberi rezeki, berilah aku rezeki)
Kemudian hendaknya mengambil sebab untuk mewujudkan apa yang dia minta seperti bekerja, berobat dll, dan menyerahkan hasilnya kepada Allah semata.
Ustadz Abdullah Roy, Lc.
***
Artikel terkait dengan masalah ini, dapat di lihat pada artikel dengan judul :
BAGAIMANA SEHARUSNYA BERDOA DENGAN ASMAUL HUSNA ?
***
Artikel terkait dengan masalah ini, dapat di lihat pada artikel dengan judul :
BAGAIMANA SEHARUSNYA BERDOA DENGAN ASMAUL HUSNA ?
Sumber:
http://tanyajawabagamaislam.blogspot.com
Comments (0)
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.