SYIRIK DAN MACAM-MACAMNYA[1]
Oleh : Al-Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas
DEFINISI SYIRIK
Syirik yaitu menyamakan selain Allah dengan Allah dalam Rububiyyah dan Uluhiyyah Allah Subhanahu wa Ta'ala. Umumnya menyekutukan dalam Uluhiyyah Allah, yaitu hal-hal yang merupakan kekhususan bagi Allah, seperti berdo'a kepada selain Allah disamping berdo'a kepada Allah, atau memalingkan suatu bentuk ibadah seperti menyembelih (kurban), bernadzar, berdo'a dan sebagainya kepada selainNya.
Karena itu, barangsiapa menyembah selain Allah berarti ia meletakkan ibadah tidak pada tempatnya dan memberikannya kepada yang tidak berhak, dan itu merupakan kezhaliman yang paling besar.
Oleh : Al-Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas
DEFINISI SYIRIK
Syirik yaitu menyamakan selain Allah dengan Allah dalam Rububiyyah dan Uluhiyyah Allah Subhanahu wa Ta'ala. Umumnya menyekutukan dalam Uluhiyyah Allah, yaitu hal-hal yang merupakan kekhususan bagi Allah, seperti berdo'a kepada selain Allah disamping berdo'a kepada Allah, atau memalingkan suatu bentuk ibadah seperti menyembelih (kurban), bernadzar, berdo'a dan sebagainya kepada selainNya.
Karena itu, barangsiapa menyembah selain Allah berarti ia meletakkan ibadah tidak pada tempatnya dan memberikannya kepada yang tidak berhak, dan itu merupakan kezhaliman yang paling besar.
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman.
"Sesungguhnya menyekutukan (Allah) adalah benar-benar kezhaliman yang  besar"[ Luqman: 13]
Allah tidak akan mengampuni orang yang berbuat syirik kepadaNya, jika ia  meninggal dunia dalam kemusyrikannya. 
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman.
"Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia  mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang  dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia  telah berbuat dosa yang besar".[An-Nisaa': 48]
“..dan barang siapa yang menyekutukan Allah maka seolah-olah ia jatuh  dari langit kemudian ia disambar oleh burung atau diterbangkan oleh  angin ke tempat yang jauh ”. (Al-Hajj:31 )
Surga-pun Diharamkan Atas Orang Musyrik.
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman.
"Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka  pasti Allah mengharamkan Surga kepadanya, dan tempatnya ialah Neraka,  tidaklah ada bagi orang-orang zhalim itu seorang penolong pun"[  Al-Maa'idah: 72]
Syirik Menghapuskan Pahala Segala Amal Kebaikan.
Allah Azza wa Jalla berfirman.
"Seandainya mereka mempersekutukan Allah, niscaya lenyaplah dari mereka  amalan yang telah mereka kerjakan"[Al-An'aam: 88]
Firman Allah Subhanahu wa Ta'ala.
"Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada (Nabi-Nabi)  sebelummu: "Jika kamu mempersekutukan (Allah), niscaya akan hapus amalmu  dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi"[Az-Zumar: 65]
Orang Musyrik Itu Halal Darah Dan Hartanya.
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman.
"...Maka bunuhlah orang-orang musyirikin dimana saja kamu jumpai mereka,  dan tangkaplah mereka. Kepunglah mereka dan intailah di tempat  pengintaian..."[At-Taubah:
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda.
"Aku diperintahkan untuk memerangi manusia sampai mereka bersaksi bahwa  tiada sesembahan yang haq melainkan Allah dan bahwa Muhammad utusan  Allah, mendirikan shalat, dan membayar zakat. Jika mereka telah  melakukan hal tersebut, maka darah dan harta mereka aku lindungi kecuali  dengan hak Islam dan hisab mereka ada pada Allah Azza wa jalla"[2]
Syirik adalah dosa besar yang paling besar, kezhaliman yang paling  zhalim dan kemungkaran yang paling mungkar.
JENIS-JENIS SYIRIK
Syirik Ada Dua Jenis : Syirik Besar dan Syirik Kecil.
[1]. Syirik Besar
Syirik besar bisa mengeluarkan pelakunya dari agama Islam dan  menjadikannya kekal di dalam Neraka, jika ia meninggal dunia dan belum  bertaubat daripadanya.
Syirik besar adalah memalingkan sesuatu bentuk ibadah kepada selain  Allah, seperti berdo'a kepada selain Allah atau mendekatkan diri  kepadanya dengan penyembelihan kurban atau nadzar untuk selain Allah,  baik untuk kuburan, jin atau syaitan, atau mengharap sesuatu selain  Allah, yang tidak kuasa memberikan manfaat maupun mudharat.
Syirik Besar Itu Ada Empat Macam.
[a]. Syirik Do'a, yaitu di samping dia berdo'a kepada Allah  Subhanahu wa Ta'ala, ia juga berdo'a kepada selainNya. [3]
[b]. Syirik Niat, Keinginan dan Tujuan, yaitu ia menunjukkan  suatu ibadah untuk selain Allah Subhanahu wa Ta'ala [4]
[c]. Syirik Ketaatan, yaitu mentaati kepada selain Allah dalam  hal maksiyat kepada Allah [5]
[d]. Syirik Mahabbah (Kecintaan), yaitu menyamakan selain Allah  dengan Allah dalam hal kecintaan. [6]
[2]. Syirik Kecil
Syirik kecil tidak menjadikan pelakunya keluar dari agama Islam, tetapi  ia mengurangi tauhid dan merupakan wasilah (perantara) kepada syirik  besar.
Syirik Kecil Ada Dua Macam.
[a]. Syirik Zhahir (Nyata), yaitu syirik kecil yang dalam bentuk  ucapan dan perbuatan. Dalam bentuk ucapan misalnya, bersumpah dengan  nama selain Allah. 
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda.
"Barangsiapa bersumpah dengan nama selain Allah, maka ia telah berbuat  kufur atau syirik"[7]
Qutailah Radhiyallahuma menuturkan bahwa ada seorang Yahudi yang datang  kepada Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam, dan berkata: "Sesungguhnya  kamu sekalian melakukan perbuatan syirik. Kamu mengucapkan: "Atas  kehendak Allah dan kehendakmu" dan mengucapkan: "Demi Ka'bah". Maka Nabi  Shallallahu 'alaihi wa sallam memerintahkan para Shahabat apabila  hendak bersumpah supaya mengucapkan, "Demi Allah Pemilik Ka'bah" dan  mengucapkan: "Atas kehendak Allah kemudian atas kehendakmu"[8]
Syirik dalam bentuk ucapan, yaitu perkataan.
"Kalau bukan karena kehendak Allah dan kehendak fulan"
Ucapan tersebut salah, dan yang benar adalah.
"Kalau bukan karena kehendak Allah, kemudian karena kehendak si fulan"
Kata (kemudian) menunjukkan tertib berurutan, yang berarti menjadikan  kehendak hamba mengikuti kehendak Allah.[9]
[b]. Syirik Khafi (Tersembunyi), yaitu syirik dalam hal keinginan  dan niat, seperti riya' (ingin dipuji orang) dan sum'ah (ingin didengar  orang) dan lainnya.
Rasulullah Shallallahu ¡¥alaihi wa sallam bersabda.
"Sesungguhnya yang paling aku takutkan atas kalian adalah syirik kecil.  "Mereka (para Shahabat) bertanya: "Apakah syirik kecil itu, ya  Rasulullah?" .Beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab: "Yaitu  riya'"[10]
_________
Foote Note
[1]. Lihat 'Aqiidatut Tauhiid (hal. 74-80) oleh Syaikh Shalih bin Fauzan  al-Fauzan.
[2]. HR. Al-Bukhari (no. 25) dan Muslim (no. 22), dari Shahabat Ibnu  'Umar Radhiyallahu 'anhuma.
[3]. Lihat QS. Al-Ankabut: 65.
[4]. Lihat QS. Huud: 15-16.
[5]. Lihat QS. At-Taubah: 31.
[6]. Lihat QS. Al-Baqarah: 165.
[7]. HR. At-Tirmidzi (no. 1535) dan al-Hakim (I/18, IV/297), Ahmad  (II/34, 69, 86) dari 'Abdullah bin 'Umar Radhiyallahu 'anhuma. Al-Hakim  berkata: "Hadits ini shahih menurut syarat al-Bukhari dan Muslim." Dan  disepakati oleh adz-Dzahabi.
[8]. Lihat HR. An-Nasa'i (VII/6) dan Amalul Yaum wal Lailah no. 992,  al-Hafizh Ibnu Hajar Rahimahullah berkata dalam al-Ishaabah (IV/389):  'Hadits ini shahih, dari Qutailah Radhiyallahu 'anhuma, wanita dari  Juhainah Radhiyallahu anha. Lihat Fat-hul Majiid Syarh Kitabit Tauhid  (bab 41 dan 43), lihat juga di Silsilah al-Ahaadits as-Shahiihah (no.  2042).
[9]. Sebagaimana firman Allah Azza wa Jalla dalam surat at-Takwir: 29.
[10].HR. Ahmad (V/428-429) dari Shahabat Mahmud bin Labid Radhiyallahu  'anhu. Berkata Imam al-Haitsami di dalam Majma'uz Zawaa'ij (I/102):  "Rawi-rawinya shahih". Dan diriwayatkan juga oleh ath-Thabrani dalam  Mu'jamul Kabiir (no. 4301), dari Shahabat Rafi¡' bin Khadiij  Radhiyallahu 'anhu. Imam al-Haitsami dalam Majma'uz Zawaa-ij (X/222)  berkata: "Rawi-rawinya shahih" Dan hadits ini dihasankan oleh Ibnu Hajar  al-Atsqalani dalam Bulughul Maram. Dishahihkan juga oleh Syaikh Ahmad  Muham-mad Syakir dalam tahqiq Musnad Imam Ahmad (no. 23521 dan 23526).
[Disalin dari kitab Syarah Aqidah Ahlus Sunnah Wal Jama'ah Oleh Yazid  bin Abdul Qadir Jawas, Penerbit Pustaka At-Taqwa, Po Box 264 Bogor  16001, Cetakan Pertama Jumadil Akhir 1425H/Agustus 2004M]



































Comments (0)
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.