Dari Sa'id bin Musayyab Radhiyallahu anhu, bahwa ia melihat seseorang mengerjakan lebih dari dua rakaat shalat setelah terbit fajar. Lalu beliau melarangnya. Maka orang itu berkata, "Wahai Sa'id, apakah Allah akan menyiksa saya karena shalat?", lalu Sa'id menjawab :"Tidak, tetapi Allah akan menyiksamu karena menyalahi sunnah"

[SHAHIH. HR Baihaqi dalam "As Sunan Al Kubra" II/466, Khatib Al Baghdadi dalam "Al Faqih wal mutafaqqih" I/147, Ad Darimi I/116].



SALAF - SALAFY - SALAFIYAH

Share/Bookmark
Posted By Abu Ayaz

Kategori :

Sudah di lihat :




Bismillah,
Salaf? Kata itu masih begitu asing.
Kalaupun ada yang mengenal,
biasanya dikaitkan dengan organisasi Keagamaan tertentu di Indonesia.

Kata Salaf seakan diklaim
menjadi "bahasa" keagamaan organisasi massa terbesar di nusantara ini.

Apakah senyatanya demikian?
Klaim ini perlu dikaji ulang!

Di sisi lain,
bila ada sekelompok orang
yang berupaya mengaplikasikan nilai-nilai salaf yang sejati...
maka sekian telunjukpun akan menuding: "WAHABI!!!"

Di tengah kancah kebutaan ummat terhadap agamanya...
kata Salaf dipolitisasi sedemikian rupa
hingga ummat tidak mengenal makna salaf sejatinya....



 SALAF DAN SALAFIYAH
A. Makna Salaf
Kata Salaf sering diucapkan. Maksudnya adalah generasi pertama dari kalangan sahabat dan tabi'in (generasi pasca sahabat) yang berada di atas fitrah (dien/agama) yang selamat dan bersih dengan wahyu Allah. Mereka menyandarkan aqidah kepada Alqur'an dan Assunnah yang suci. Pemikiran mereka belum ternodai dengan pemahaman-pemahaman filsafat asing. Mereka telah berlalu sebelum pengaruh filsafat-filsafat tersebut merusak kaum muslimin. Untuk mengetahui batasan Salaf, maka kita harus mengetahui batasan jaman dan manhaj mereka.

B. Batasan Jaman
Adapun batasan jaman mereka adalah 3 generasi yang pertama yang telah dipersaksikan oleh Rasulullah Sholallahu 'Alaihi Wassallam. Untuk keutamaan mereka Rasulullah Sholallahu 'Alaihi Wassallam bersabda,
"Sebaik-baiknya kalian adalah generasiku (para Sahabat) kemudian orang-orang sesudah mereka (tabi'in) kemudian orang-orang setelah mereka (tabi'ut tabi'in)" (Hadits Riwayat Imam Bukhary dalam Shahihnya)
Demikian itu dikarenakan segala kebaikan yang ada pada diri mereka, dan di masa mereka kelompok-kelompok sesat belum menampakkan permusuhan dan belum menguasai kaum muslimin sebagaimana yang terjadi sesudah mereka tiada. Berarti yang dimaksud Salaf menurut tinjauan sejarah adalah para sahabat Nabi, kemudian tabi'in, kemudian orang-orang yang mengikuti mereka secara kebaikan (tabi'ut tabi'in).
C. Batasan Manhaji
Adapun batasan manhaji adalah orang-orang yang konsisten memegang prinsip-prinsip Alqur'an dan Assunnah, mengutamakan prinsip tersebut di atas prinsip-prinsip akal manusia dan mengembalikan semua permasalahan yang diperselisihkan kepada keduanya,
berdasarkan firman Allah Subhanahu Wata'ala,
"Kemudian jika kalian berbeda pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah kepada Allah (Alqur'an) dan Rasulullah (Assunnah) jika kalian benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih baik (bagi kalian) dan lebih baik akibatnya"(An Nisa:59)
Inilah keistimewaan yang dimiliki oleh mereka (Ahlus Sunnah). Karena kelompok-kelompok yang menyelisihi mereka dengan berbagai macam bentuknya adalah tidak konsisten di atas manhaj (jalan) ini. Kelompok yang lain menolak sebagian hadits-hadits, walaupun hadits tersebut shahih dan mentakwilkan ayat-ayat yang sudah jelas dengan menyangka bahwa semuanya bertentangan dengan akal sebagaimana terjadi pada ayat-ayat dan hadits-hadits yang berkaitan dengan sifat-sifat Allah. Sebab tidak ada yang menetapkan secara lahiriyah dan menafikan tasybih (penyerupaan kepada makhluknya) kecuali ulama Salaf dan orang-orang yang mengikuti mereka.
"Orang-orang yang terdahulu lagi pertama-tama (masuk Islam) di antara orang-orang Muhajirin dan Anshor dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan mereka pun ridha kepada Allah. Dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di bawahnya mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Itulah kemenangan yang besar"(At taubah:100)
Orang-orang yang telah dijelaskan dalam ayat tersebut dengan sifat-sifatnya adalah Salafus Shalih. Adapun orang-orang (generasi) setelahnya dan menempuh jalan yang ditempuh mereka maka dinisbahkan kepada mereka dengan huruf "ya", nisbahnya menjadi Salafy (baca: SALAFI -red). Adapun orang-orang yang datang setelahnya dan tidak mengikuti jalan mereka, mereka adalah khalaf dan mereka bangga dengan keadaan yang demikian itu. Mereka memisahkan jalan mereka sendiri dari jalan Salaf, khususnya dalam hal menetapkan Sifat-sifat Allah. Bukti nyatanya yang demikian itu ada dalam makalah-makalah mereka yang menyatakan jalan Salaf adalah selamat dan jalan khalaf adalah lebih berilmu dan lebih lurus. Makalah ini serta kebatilannya sangat mahsyur (terkenal). Dan juga dibawakannya makalah ini sebagai bukti pengakuan orang-orag khalaf bahwa mereka bukan di atas jalan Salaf, dan bahwasanya jalannya Khalaf lebih berilmu dan lebih lurus.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah telah membatalkan ungkapan ini dan menetapkan bahwa jalan Salaf adalah menghimpun segala sifat-sifat yang baik. Maka dari itu, JALAN MEREKA (SALAFUS SHALIH) adalah LEBIH SELAMAT, ILMIYAH, DAN LURUS. 


 [Dinukil dari kitab "Adwa'un 'ala Kutubis Salafi fil-Aqidati", oleh Syaikh Muhammad bin Rabi' bin Hadi Al Madkhali . Judul Indonesia "Berkenalan Dengan Salaf", Penerbit Maktabah Salafy Press].

Sumber : http://ghuroba.blogsome.com/salaf/



Share

Comments (0)

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.